(VOVworld) – Wakil 5 negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang meliputi: Amerika Serikat (AS), Inggris, Tiongkok, Perancis dan Rusia, pada Kamis (12 September) mengadakan pertemuan di Markas besar PBB di kota New York, AS untuk berbahas tentang rekomendasi Rusia untuk menempatkan gudang senjata kimia Suriah di bawah kontrol komunitas internasional.
Menurut beberapa sumber berita diplomatik, di antara topik-topik yang dibahas DK PBB, ada rancangan resolusi yang direkomensasikan Perancis, di antaranya mengeluarkan ultimatum untuk memaksa Presiden Suriah, Bashar al-Assad harus menghapuskan gudang senjata, atau akan harus menghadapi sanksi-sanki. Akan tetapi, rancangan ini sedang diveto oleh Rusia.
Suriah sedang menjadi masalah panas dalam komunitas internasional
(Foto: tienphong.vn)
Sementara itu, banyak negara lain terus menyambut rekomendasi Rusia untuk menempatkan gudang senjata kimia Suriah di bawah kontrol komunitas internasional. Menurut pernyataan di Parlemen Eropa, pada Rabu (11 September), Komisaris Tinggi urusan kebijakan hubungan luar negeri Uni Eropa, Ibu Catherine Ashton telah memanggil ini sebagai rekomendasi yang mendatangkan nafas baru dalam upaya mengusahakan solusi politik untuk krisis di Suriah. Ibu Ashton juga mengimbau kepada komunitas internasional supaya bersatu untuk menuju ke satu aksi politik bersama guna menangani instabilitas di Suriah. Pemerintah Irak, pada hari yang sama juga menyatakan penyambutan terhadap rekomendasi Rusia, menganggap bahwa rekomendasi ini memperkuat kesempatan untuk satu solusi politik di Suriah.
Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, pada Rabu (11 September), Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Duma Nasional Rusia (Majelis Rendah), Alexei Pushkov menyatakan bahwa negara ini punya bukti tentang kepemilikan dan pengguanan senjata kimia dari fihak oposisi di Suriah. Menurut Alexei Pushkov, Rusia dengan sama sekali punya dasar untuk menyangka fihak oposisi Suriah menggunakan senjata pemusnah massal karena pasukan oposisi Suriah pernah menggunakan senjata kimia di dekat kota Aleppo pada Maret lalu. Hal ini telah diakui oleh anggota Komite Independen khusus PBB, Carla Del Ponte-seorang bertanggung jawab menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia di Suriah./.