(VOVworld) – Krisis politik di Inggris yang bersangkutan dengan keputusan keluar atau tinggal di Uni Eropa (Brexit) sedang ada pertanda menjadi lebih serius pada latar belakang partai-partai politik saling merebut kekuasaan lain dan para pemimpin Uni Eropa sedang berupaya mendorong London supaya mempercepat prosedur keluar dari Uni Eropa.
Inggris mengalami instabilitas politik karena Brexit
(Foto : baomoi.com)
Dua hari setelah Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan lengser karena faksi pendukung tinggalkanya Inggris di Uni Eropa tidak merebut kemenangan dalam referendum pada 23/6 lalu. Pemimpin Partai Buruh oposisi Inggris, Jerremy Corbyn-penentang Brexit, Minggu (26/6), juga harus mengadapi tekanan harus meninggalkan posisi ini. Akan tetapi, Jerremy Corbyn menegaskan akan tidak berhenti, tanpa memperdulikan soal sampai sekarang telah ada 11 anggota Partai ini menyatakan menentang dia dan meninggalkan kabinet gelap (kabinet oposisi) pimpinan dia. Pemimpin Jerremy Corbyn dianggap sebagai telah gagal dalam meyakinkan rakyat Inggris tinggal di Uni Erpa, sementara itu 1/3 pemilih Partai ini mendukung Brexit.