Kekerasan Meningkat di Tepi Barat

(VOVWORLD) - Pasukan Israel, pada Rabu (07 Agustus), telah menyerang kamp pengungsi Balata di Kota Nablus, Tepi Barat dan merusak kantor pemerintahan Palestina di sana. 

Serangan tersebut merupakan perkembangan terkini ketika Israel terus menyapu seluruh Tepi Barat yang diduduki. Sehari sebelumnya, sedikitnya  ada 11 orang Palestina telah tewas dalam bentrokan-bentrokan dengan pasukan keamanan Israel yang sedang melakukan serangan-serangan di Kota Jenin, satu “tempat panas” di Tepi Barat.

Dalam satu perkembangan yang lain, pada hari yang sama, di pembicaraan telepon dengan sejawatnya dari Prancis, Emmanuel Macron, Presiden Iran, Masoud Pezeshkian menyatakan Iran akan tidak diam-diam atas tindakan-tindakan yang melawan kepentingan dan keamanan negara ini. Presiden Iran menunjukkan bahwa apabila Amerika Serikat dan negara-negara Barat sungguh-sungguh ingin mencegah konflik di kawasan, mereka terpaksa menimbulkan tekanan terhadap Iran untuk menerima gencatan senjata, menghentikan semua serangan di Jalur Gaza.

Pada hari yang sama, di berbagai pembicaraan terpisah dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris, David Lammy dan Menlu Austria, Alexander Schallenberg, Pejabat Menlu Iran, Ali Bagheri Kani menyatakan kekhawatiran atas tindakan Israel dan menuduh tindakan-tindakan Israel sebagai sebad-musabab yang menimbulkan ketidakstabilan di  kawasan. Menlu David Lammy menyatakan bahwa pembunuhan Haniyeh merupakan “langkah mundur” dalam upaya mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza. Bersamaaan itu dia memperingatkan terjadinya dampak “yang mengerikan” apabila semua pihak terkait tidak mengekang diri.

Komentar

Yang lain