(VOVworld) – Pada Rabu (5 Maret), Ketua Dewan Federal (atau Majelis Tinggi) Rusia, Valentina Matvienko telah mengimbau kepada negara-negara Barat supaya meninggalkan kata-kata ancaman dan melakukan dialog dengan Rusia tentang situasi Ukraina. Ketika berbicara di depan kalangan pers setelah sidang pleno, Ketua Dewan Federal Rusia menekankan bahwa ancaman akan tidak efektif dalam situasi dunia sekarang dan perlu mengadakan dialog. Sekarang, perekonomian Rusia telah berintegrasi secara intensif dalam perekonomian dunia, jadi sulit untuk mengisolasikan Rusia. Menurut Ibu Matvienko, pasar Rusia sedang mengkonsumsi 40% barang impor dari Uni Eropa dan 50% barang ekspor Rusia berada di negara-negara Uni Eropa, oleh karena itu pengenaan sanksi-sanksi ekonomi terhadap Rusia akan menimbulkan kerugian besar kepada kedua fihak.
Sebelumnya, pada hari yang sama, Presiden Vladimir Putin juga menyatakan bahwa Rusia tidak menginginkan agar ketegangan politik memperburuk kerjasama ekonomi dengan
“mitra-mitra tradisional” dari negara ini dan berharap supaya menghindari perdebatan dengan negara-negara Barat yang melampaui batas.
Ketua Dewan Federal Rusia, Valentina Matvienko
(Foto: vietnamplus.vn)
Dalam satu gerak-gerik yang bersangkutan, pada Rabu (5 Maret), Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov telah mengadakan pertemuan dengan Menlu Amerika Serikat, John Kerry dan mitra-mitra Inggris, Jerman dan Perancis tentang situasi Ukraina, di sela-sela konferensi tentang Libanon yang sedang berlangsung di Paris, Ibukota Perancis.
Ketika berbicara setelah pertemuan ini, Menlu Rusia mengatakan bahwa semua fihak sepakat menghormati permufakatan damai di Ukraina dimana Uni Eropa menjadi perantara kerujukan pada bulan lalu. Menurut permufakatan ini, semua fihak di Ukraina perlu menghentikan krisis, memulihkan Undang-Undang tahun 2004. Bersamaan itu, Ukraina perlu mulai membentuk Pemerintah persatuan bangsa dalam waktu 10 hari segera sesudahnya dan mengadakan pemilu Presiden lebih dini pada tahun ini. Permufakatan ini juga meminta kepada faksi oposisi di Ukraina supaya menghentikan pendudukan kantor-kantor negara dan memblokade jalan-jalan, bersamaan itu menyerahkan senjata kepada badan-badan fungsional. Akan tetapi, faksi oposisi di Ukraina telah tidak menaati permufakatan yang ditandatangani pada 21 Februari dan telah merampas kekuasaan. Menlu Rusia memberitahukan bahwa semua fihak telah menyatakan kecemasan tentang permufakatan ini dan akan terus berbahas tentang situasi di Ukraina pada hari-hari ini./.