(VOVworld) – Yang bersangkutan dengan serentetan serangan teror yang terjadi pada Jumat malam (13 November) di Paris, ibukota Perancis, Jurubicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Vietnam, Le Hai Binh, pada Sabtu (14 November), menyatakan bahwa Vietnam mengutuk keras serangan-serangan yang berlumuran darah terhadap warga sipil pada Jumat (13 November) di Perancis sehingga membuat banyak orang yang tewas dan luka-luka. Vietnam turut berdukacita atas semua penderitaan dan pengorbanan besar yang sedang ditanggung Pemerintah, rakyat Perancis serta keluarga-keluarga para korban. Pada hari yang sama, para pemimpin tingkat tinggi Vietnam telah mengirim tilgram belangsungkawa kepada para pemimpin Perancis.
Juga pada Sabtu (14 November), Deputi Perdana Menteri, Menlu Vietnam, Pham Binh Minh telah memberikan bimbingan kepada Kedutaan Besar Vietnam di Perancis untuk segera melakukan temu kerja dengan badan-badan fungsional setempat guna mencari informasi yang bersangkutan dengan warga negara Vietnam di tempat-tempat kejadian serangan.
Tempat kejadian serangan teror
(Foto: reuters)
Setelah terjadi serangan di ibukota Paris tersebut, keamanan juga sedang diperkuat pada taraf yang tinggi di Belgia, Italia, Amerika Serikat dan banyak negara lain.
Sementara itu, pada Jumat (13 November), Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengeluarkan komunike yang kuat untuk mengutuk “serangan-serangan teror yang kejam dan kecut” di ibukota Paris, serta menekankan bahwa “Perlu membawa para pelaku serangan-serangan teror ini ke depan pengadilan”. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menegaskan bahwa persekutuan militer ini akan bahu-membahu dengan Perancis untuk melawan terorisme. Banyak pejabat senior Uni Eropa juga menyatakan solidaritas dengan rakyat Perancis setelah terjadi serangan-serangan yang berlumuran darah pada Jumat malam (13 November) ini.
Pemerintah negara-negara di Amerika Selatan juga secara serempak mengutuk keras serangan-serangan teror yang berlumuran darah di kota Paris. Sekretaris Jenderal Uni Negara-Negara Amerika Selatan (UNASUR), Ernesto Samper menekankan bahwa terorisme telah menjadi satu “wabah penyakit di dunia” dan mengimbau semua negara supaya bersolidaritas dalam perang melawan terorisme.