(VOVWORLD) - Pada Rabu malam (1 November), hari ke-26 dalam operasi penyerangan di Jalur Gaza, tentara Israel melakukan lagi puluhan serangan udara dan serangan artileri terhadap serangkaian sasaran di Jalur Gaza. Diantaranya, satu serangan udara terhadap kamp pengungsi Jabalia yang terjadi pada Rabu sore (1 November) telah menimbulkan hampir 100 korban yang tewas dan luka-luka.
Ini untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 24 jam kamp pengungsi terbesar di Jalur Gaza diserang sehingga menimbulkan banyak korban sipil. Sebelumnya, serangan udara yang dilakukan tentara Israel pada sore hari tanggal 31 Oktober di Jabalia telah menimbulkan sekitar 400 korban jiwa, sebagian besar warga sipil.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu malam (1 November), Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengatakan tentara negara ini telah menembakkan lebih dari 10.000 bom, roket dan peluru artileri ke Gaza sejak awal operasi serangan sejak tanggal 7 Oktober. Dia sekali lagi memperingatkan bahwa perang di Gaza akan sengit dan berkepanjangan. Pasukan Bela Diri Israel (IDF), pada hari yang sama, juga mengonfirmasi bahwa 16 serdadunya telah tewas dalam operasi tempur di Jalur Gaza pada tanggal 31 Oktober dan 1 November.
Dalam perkembangan lainnya, pada Rabu (1 November), Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi memutuskan memanggil Duta Besar Yordania di Tel Aviv kembali ke negaranya untuk memprotes serangan berdarah-darah yang dilakukan tentara Israel di Gaza. Selain itu, Kolombia dan Cile juga memanggil duta besarnya di Israel untuk memprotes perang melawan Hamas di Jalur Gaza.
Pemerintah Palestina pada tanggal 1 November menyerukan demonstrasi besar-besaran di Tepi Barat dan Yerusalem Timur untuk memprotes tindakan Israel yang meningkatkan ketegangan di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Menurut badan kesehatan Hamas di Jalur Gaza, hingga saat ini lebih dari 8.600 warga Palestina telah tewas dan 23.000 lainnya terluka, di antaranya lebih dari 3.500 anak-anak. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina juga mengumumkan bahwa 122 warga Arab lainnya tewas di Tepi Barat dan setidaknya 4 warga Palestina tewas dalam serangan yang dilakukan Israel di wilayah ini.
Mengenai bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, media regional, pada Rabu malam (1 November) memberitahukan bahwa lebih dari 300 warga yang memegang paspor asing di Gaza telah melewati koridor perbatasan Rafah ke Semenanjung Sinai, Mesir.
Komite Perlindungan Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada tanggal 1 November, telah mengimbau perlindungan anak-anak, sekaligus menyatakan “kemarahan atas penderitaan anak-anak” dalam konflik di Timur Tengah. PBB menyatakan keprihatinan mendalam ketika anak-anak yang terus disandera dan menyerukan diakhirinya dampak buruk yang menimpa kehidupan anak-anak di Timur Tengah.