(VOVworld) – Lokakarya dengan tema “Situasi di Laut Timur pasca vonis Mahkamah Arbritrase Internasional DenHaag, Belanda (PCA)” diadakan Jumat (7/10) di kota Moskwa.
Lokakarya tentang situasi Laut Timur di Rusia
(Foto :VTV)
Melalui 10 referat, para peserta telah berbahas tentang banyak segi yang bersangkutan dengan sengketa di Laut Timur dan makna vonis PCA tentang gugatan Filipina terhadap Tiongkok tentang klaim “sembilan garis putus-putus”, reaksi komunitas internasional terhadap vonis, akibat vonis ini terhadap perekonomian negara-negara di kawasan dan pengaruhnya terhadap sistem keamanan kawasan, pandangan Rusia dalam menangani sengkata di Laut Timur dan lain-lain.
Semua referat tersebut menyatakan bahwa pasca vonis PCA tersebut, meskipun Tiongkok tidak mengakuinya tetapi situasi di kawasan di Laut Timur telah tidak menjadi lebih rumit, sebaliknya, semua fihak peserta sengketa dan Tiongkok telah mendukung melakukan perundingan untuk mencari solusi.
Demitry Losyakov, Kepala Pusat penelitian Asia Tenggara, Australia dan Oseania dari Institut Ketimuran menekankan bahwa Moskwa selalu mempertahankan pendirian yang netral. Rusia selalu menghargai dan menyerukan kepada semua fihak supaya menangani sengketa dengan langkah damai, tidak menggunakan atau mengancam menggunakan kekerasan.