MU PBB angkatan ke-73: negara-negara mendesak Utusan Khusus PBB urusan Suriah cepat membentuk Komite Penyusun UUD
(VOVWORLD) - Menteri Luar Negeri (Menlu) dari 7 negara (yaitu Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Inggris, Mesir, Yordania dan Arab Saudi), pada Kamis (27 September), telah mengadakan sidang di sela-sela persidangan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB) untuk berbahas tentang langkah-langkah mendorong proses politik di Suriah-tempat yang selama 8 tahun ini tenggelam di tengah-tengah api peperangan, sehingga membuat 360 000 orang tewas dan jutaan orang kehilangan rumah.
Utusan Khusus PBB urusan Suriah, Staffan de Mistura. (Foto: UN) |
Dalam pernyataan bersama yang diajukan setelah sidang ini, para Menteri menyatakan dukungan kuat terhadap pembentukan satu Komite Penyusun Undang-Undang Dasar (UUD) periode pasca perang untuk Suriah, bersamaan itu mendesak Utusan Khusus PBB urusan Suriah, Staffan de Mistura supaya cepat melakukan pekerjaan penyusunan UUD baru dan meletakkan fundasi bagi semua pemilihan di negara Timur Tengah ini. Pernyataan bersama bersamaan itu juga mengajukan batas waktu dan meminta kepada Staffan de Mistura supaya melaporkannya kepada Dewan Keamanan PBB tentang proses penyusunan UUD baru untuk Suriah selambat-lambatnya pada tanggal 31 Oktober mendatang.
Dalam satu perkembangan yang lain, Menlu Republik Korea, Kang Kyung-wha, pada Kamis (27 September), telah menyerukan bantuan komunitas internasional untuk mendorong cepat denuklirisasi Semenanjung Korea. Ketika berbicara di depan sidang Dewan Keamanan PBB tentang Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK) di sela-sela persidangan MU PBB angkatan ke-73 di New York, Amerika Serikat (AS), Menlu Kang Kyung-wha mengungkapkan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam upaya mengekang program senjata nuklir RDRK, di antaranya ada pertemuan-pertemuan puncak antar-Korea. Dia juga menonjolkan serangkaian tindakan berkemauan baik Pyong Yang seperti menutup lokasi uji coba nuklir di Punggye-ri dan membuat rencana menghapuskan sepenuhnya satu lokasi uji coba rudal balistik utama. Menlu Republik Korea menyerukan dukungan komunitas internasional “untuk mencapai prestasi-prestasi lebih kongkrit melalui perundingan-perundingan AS-RDRK”. Di samping itu dia juga memberitahukan: Republik Korea tetap berkomitmen melakukan koordinasi dengan komunitas internasional untuk melaksanakan sanksi-sanksi terhadap RDRK guna menimbulkan tekanan kepada Pyong Yang membatalkan program senjata nuklir.