Pembukaan Konferensi EAC di Tanzania tentang krisis di Burundi

(VOVworld) – Konferensi Tingkat Tinggi Komunitas Afrika Timur (EAC) yang membahas cara menangani krisis politik di Burundi telah dibuka pada Minggu (31 Mei) di Dar es Salaam, ibukota Tanzania. Konferensi ini diselenggarakan negara-negara anggota EAC yang terdiri dari Kenia, Rwanda, Tanzania, Uganda dan Burundi. Akan tetapi, Presiden Burundi, Bierre Nkurunziza tidak menghadiri konferensi ini, tapi sebagai penggantinya ialah Menteri Luar Negeri, Alain Aime Nyamitwe. Dari pada mengimbau kepada Presiden Nkurunziza supaya melepaskan minat mencalonkan diri pada masa bakti ke-3, para pemimpin EAC berencana akan mengimbau menundakan pilpres, serta melakukan langkah-langkah yang lain, diantaranya ada pembukaan kembali kantor media independen, menjamin hak dan kepentingan sipil bagi pihak oposisi.

Pembukaan Konferensi EAC di Tanzania tentang krisis di Burundi - ảnh 1
Para peserta konferensi EAC
(Foto: VNA)

Situasi Burundi menjadi kacau balau sejak Presiden Pierre Nkurunziza pada 25 April lalu menyatakan akan mencalonkan diri kembali pada pilpres. Pihak oposisi menentang Presiden Pierre Nkurunziza untuk mencalonkan diri pada masa bakti ke-3 terus-menerus dan berpendapat bahwa hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Dasar negara ini yang menentukan bahwa Presiden tidak boleh memegang kekuasaan lebih dari 2 masa bakti. Akan tetapi Mahkamah Konstitusi Burundi menegaskan bahwa pencalonan diri pada pilpres dari Presiden Pierre Nkurunziza kali ini tidak melanggar Undang-Undang Dasar karena masa baktinya yang pertama dipilih oleh Parlemen, bukan dipilih langsung oleh rakyat. Pemerintah Burundi menegaskan bahwa pemilu Parlemen dan Pilpres akan tetap berlangsung sesuai dengan rencana pada Juni ini./.
Berita Terkait

Komentar

Yang lain