(VOVworld) – Seperti yang telah kami beritakan, Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, Senin (23/5), di kota Hanoi, menerima Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama yang sedang melakukan kunjungan resmi di Vietnam dari 23-25/5.
PM Nguyen Xuan Phuc menerima Presiden AS, Barack Obama
(Foto: vietnamplus.vn)
PM Nguyen Xuan Phuc dan Presiden Barack Obama bersama-sama mengikhtisarkan kembali dan menyatakan kepuasan tentang perkembangan-perkembangan yang substantif dalam hubungan antara dua negara sejak menggalang hubungan Kemitraan Komprehensif (2013), khususnya di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, pendidikan, kesehatan, masalah mengatasi akibat perang dan temu pergaulan rakyat. PM Nguyen Xuan Phuc dan Presiden Barack Obama juga berbahas tentang langkah-langkah untuk memperkuat hubungan kerjasama Kemitraan Komprehensif Vietnam-AS, diantaranya memprioritaskan penguatan kerjasama perkembangan sebagai titik berat dan tenaga pendorong hubungan pada waktu mendatang.
PM Nguyen Xuan Phuc mengusulkan kepada pihak AS supaya cepat mengakui status ekonomi pasar Vietnam, membuka lebih lanjut lagi pasar untuk barang dagangan Vietnam, memperkuat investasi langsung untuk menjadi investor terbesar di Vietnam, membantu Vietnam menghadapi perubahan iklim, khususnya di daerah dataran rendah sungai Mekong dan menyelenggarakan secara sukses peristiwa APEC 2017 serta mendorong temu pergaulan rakyat. Dia menegaskan peranan yang penting dan sumbangan positif yang diberikan oleh komunitas orang Vietnam di AS dalam mendorong hubungan bilateral dan meminta kepada pihak AS supaya menciptakan syarat kepada komunitas ini untuk berkembang dan memberikan lebih banyak sumbangan lagi kepada hubungan antara dua negara. PM Nguyen Xuan Phuc juga menegaskan kembali akan cepat menyampaikan Perjanjian Kemitraan Trans Pasifik (TPP) kepada Majelis Nasional Vietnam untuk diesahkan. Presiden AS, Barack Obama menegaskan bahwa AS ingin menggalang hubungan persahabatan yang berjangka-panjang dengan Vietnam di atas dasar menghormati institusi politik satu sama lain dan demi kepentingan rakyat dua negeri. Presiden Barack Obama menekankan bahwa TPP adalah satu perjanjian perdagangan yang berkualitas tinggi pada abad ke-21 dan menegaskan tekad mendorong ratifikasi perjanjian ini pada tahun 2016.
Kedua pemimpin telah berbahas tentang situasi kawasan, diantaranya ada masalah Laut Timur, tantangan-tantangan keamanan non-tradisional yang sedang muncul dan berpengaruh terhadap perdamaian, kestabilan, kerjasama dan perkembangan di kawasan dan di dunia, menegaskan prinsip menghormati Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional dalam dalam kerjasama dan penanganan semua masalah regional. Dua pihak sepakat bahwa semua sengketa di Laut Timur perlu dipecahkan dengan langkah damai, di atas dasar hukum internasional, menjamin kebebaskan, keselamatan maritim, penerbangan dan tidak menggunakan kekerasan.