(VOVworld) - Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Tan Dung beserta para pemimpin negara-negara ASEAN menghadiri acara pembukaan dan sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-27 ASEAN (ASEAN-27) yang berlangsung Sabtu pagi (21/11) di Kuala Lumpur (ibukota Malaysia), mengawali serentetan KTT yang bersangkutan dari 21-22/11 ini dengan dihadiri oleh para pemimpin negara-negara: Tiongkok, Jepang, Republik Korea, India, Australia, Selandia Baru, Rusia, Amerika Serikat dan Sekretasis Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB).
PM Vietnam, Nguyen Tan Dung menghadiri sesi pleno KTT ASEAN-27
(Foto: Kantor Berita Vietnam)
Ketika berbicara di depan sesi pleno ini, PM Vietnam Nguyen Tan Dung menekankan terbentuknya Komunitas ASEAN-tahun 2015 mempunyai arti bersejarah, memanifestasikan pemahaman bersama dan tekat dari semua negara ASEAN dalam meningkatkan konektivitas dan kerjasama ke satu ketinggian baru, memanifestasikan perkembangan yang kuat ASEAN setelahmasa 48 tahun berkembang, menegaskan nilai solidaritas dan kesatuan dan peranan sentral ASEAN.
Tentang periode perkembangan selanjutnya, PM Nguyen Tan Dung memberitahukan pengesahan Visi ASEAN-2025 dan rencana-rencana penggelaran kongkrit di Konferensi kali ini akan menetapkan arah dan menciptakan kemudahan bagi ASEAN untuk melakukan konektivitas secara lebih ekstensif dan intensif, memainkan peranan yang lebih penting di kawasan. PM Vietnam menekankan beberap prioritas dan titik berat ASEAN yang terdiri dari langkah dan sumber daya yang layak untuk menggelarkan secara efektif Visi Komunitas ASEAN-2025 dan rencana terpadu di setiap pilar keamanan-politik, ekonomi, sosial-budaya, memperkuat solidaritas, menyetujui pendirian bersama, meningkatkan kemampuan, mengembangkan peranan sentral ASEAN, khususnya menangani tantangan-tantangan besar terhadap perdamaian, keamanan, dan perkembangan dikawasan serta dalam hubungan dengan para mitra dialog, terus memberikan prioritas tinggi dalam mempertahankan perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Tentang masalah Laut Timur, PM Nguyen Tan Dung menekankan: Penjaminan perdamaian, stabilitas, keamanan, keselamatan, kebebasan maritim dan penerbangan di Laut Timur merupakan kepentingan dan tanggung jawab bersama dari ASEAN dan semua negara di dalam dan luar kawasan, memanifestasikan prestise dan peranan sentral ASEAN. Asosiasi ini telah melakukan banyak upaya dalam menangani masalah Laut Timur, termasuk menyatakan kekhawatiran dan pendirian bersama tentang masalah ini, yang terkini ialah di depan KTT ASEAN-26 (4/2015) dan Konferensi ke-48 Menteri Luar Negeri ASEAN (8/2015). PM Nguyen Tan Dung menunjukkan: Kenyataan situasi ini menuntut agar ASEAN terus bersatu padu, menyetujui dan dengan tepat waktu menyatakan kekhawatiran bersama tentang perkembangan-perkembangan yang rumit dan tindakan sepihak di Laut Timur, bersama dengan akibat-akibat-nya yang buruk dan sangat berbahaya. Mendorong penaatan hukum internasional, khususnya prinsip-prinsip memecahkan sengketa-sengketa dengan langkah damai di atas dasar hukum internasional, diantaranya ada UNCLOS-1982, tidak menggunakan atau mengancam menggunakan kekerasan, mengekang diri, tidak melakukan tindakan yang merumitkan dan menegangkan situasi. Memperhebat pelaksanaan langkah-langkah membina kepercayaan, mengurangi ketegangan, dan mencegah bentrokan melalui mekanisme-mekanisme ASEAN. Menurut arah itu, ASEAN bersama dengan Tiongkok berkomitmen tidak menjalankan dan tidak melakukan tindakan militerisasi di Laut Timur. Semua negara ASEAN memperkuat pertukaran dan mendorong Tiongkok melaksanakan secara lengkap dan efektif DOC, pertukaran yang substantif, cepat mengesahkan COC.