(VOVWORLD) - Juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov, pada Selasa (27 November), memberitahukan: Pemberlakuan situasi darurat perang oleh Ukraina merupakan “urusan internal”, tetapi hal itu menimbulkan bahaya meningkatkan bentrokan di kawasan-kawasan negara ini, khususnya di kawasan Tenggara.
Di samping itu, juru bicara Dmitry Peskov juga menganggap bahwa bentrokan tidak memerlukan perundingan langsung antara Presiden dua negara karena pasukan perbatasan Rusia telah “menumpas para pelanggar wilayah Rusia”.
Kapal militer Ukraina ditangkap di Pelabuhan Kerch pada tanggal 26/11/2018 (Foto: AFP/VNA) |
Dia juga memberitahukan: Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam waktu beberapa hari mendatang akan mengeluarkan pendirian resmi tentang bentrokan di selat Kerch.
Yang bersangkutan dengan bentrokan antara kapal perang Rusia dan Ukraina di selat Kerch, banyak negara di dunia, pada Selasa (27 November), telah mengajukan seruan kepada dua pihak supaya berupaya mengurangi ketegangan.
Menteri Pertahanan Jerman, Ursula von der Leyen menyatakan: Rusia dan Ukraina perlu menurunkan suhu ketegangan di Laut Azov dan juga berseru untuk membebaskan kapal-kapal dan awak kapal yang ditangkap. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas meminta kepada Rusia dan Ukraina supaya mengusahakan solusi dalam kerangka kuartet Normandia (yaitu Rusia, Ukraina, Jerman dan Perancis).
Pada hari yang sama, Presiden Turki, Recep Tayip Erdogan ingin melihat perdamaian di Laut Hitam, berseru kepada Rusia dan Ukraina supaya memecahkan masalah-masalah melalui dialog. Menteri Luar Negeri Austria, Karin Kneissl menyatakan: situasi selat Kerch perlu dipecahkan melalui perundingan. Sementara itu, Jepang menyatakan kekhawatiran dan memberitahukan sedang mengikuti dengan ketat ketegangan antara Rusia dan Ukraina, berseru kepada semua pihak supaya mengekang diri dan mengurangi ketegangan.