(VOVWORLD) - Pada Senin (20 Februari), Presiden Turki, Tayyip Erdogan telah mengunjungi dua Provinsi Hatay dan Kahramanmaras untuk menilai kerugian serta upaya-upaya pertolongan korban (SAR) dalam gempa bumi.
Presiden Tayyip Erdogan menemui Letnan Jenderal Pham Van Ty, Kepala Tim SAR Vietnam di Hatay (Foto: Thi Tung / QPVN) |
Ketika memeriksa pekerjaan mengatasi akibat gempa di Provinsi Hatay, Presiden Tayyip Erdogan telah menemui tim-tim SAR internasional, di antaranya ada tim SAR dari Tentara Rakyat Vietnam. Dalam pertemuan dengan Brigadir Jenderal Pham Van Ty, Kepala Tim SAR Vietnam di Hatay, Presiden Erdogan berterima kasih atas bantuan yang diberikan Vietnam secara tepat waktu, dan menegaskan bahwa bantuan ini telah membantu Turki untuk cepat merekonstruksikan dan menstabilkan situasi, bersamaan dengan itu percaya bahwa hubungan dua negara akan kian berkembang.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu baru saja memuat satu video di medsos untuk menyatakan ucapan terima kasih kepada negara-negara, di antaranya ada Vietnam. Menteri Luar Negeri Turki telah menyampaikan ucapan terima kasih dalam bahasa Turki, bahasa Inggris, dan bahasa banyak negara lain kepada tim-tim SAR yang berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan di Turki. Foto tim SAR Vietnam saat melakukan kegiatan SAR di tempat kejadian juga telah muncul dalam video tersebut dengan tulisan "Terima kasih" (Cám ơn) dalam bahasa Vietnam.
Tim SAR Vietnam sekarang terus membantu warga di Provinsi Hatay mengatasi akibat gempa bumi tersebut.
Terhitung sampai dengan Senin (20 Februari), lebih dari 46.000 orang tewas dalam gempa bumi yang terjadi pada 6 Februari di Turki dan Suriah. Banyak orang masih hilang di dalam reruntuhan.
Sementara itu, pada Senin malam (20 Februari), dua gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 dan 5,8 telah terjadi di Kabupaten Defne dan Kabupaten Samandag, Provinsi Hatay, Turki. Menurut sejumlah laporan, beberapa orang terjebak dalam reruntuhan setelah dua gempa baru ini. Setidaknya 4 orang tewas dan lebih dari 200 orang lain luka-luka. Segera setelah itu, Badan Pengelolaan Musibah dan Situasi Darurat Turki (AFAD) menyatakan situasi alarm kepada pasukan-pasukan terkait. Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay juga memperingatkan warga menghindari bangunan-bangunan yang rusak.