Republik Korea ingin mengurangi ketegangan dengan Jepang.
(VOVworld) - Presiden Republik Korea Lee Myung-bak baru-baru ini mengundang para pakar Republik Korea urusan hubungan Jepang-Republik Korea ke Kepresidenan untuk memberikan keterangan tentang tuntutan minta maaf kepada Kaisar Jepang mengenai sejarah pendudukan terhadap semenanjung Korea. Menurut Presiden Lee Myung-bak, permintaan maaf ini berarti bahwa jika Kaisar Jepang mengunjungi dan membacakan pidato di Republik Korea, maka masalah sejarah antara dua negara bisa dipecahkan. Presiden Lee Myung-bak juga juga menegaskan bahwa dia menghormati orang Jepang dan tidak ingin menimbulkan ketegangan lagi dalam masalah sengketa pulau Dokdo yang disebut Jepang sebagai Takeshima.
Presiden Republik Korea Lee Myung-bak memberikan keterangan tentang tuntutan minta maaf kepada Kaisar Jepang mengenai sejarah pendudukan terhadap semenanjung Korea.
(Foto: vietgiaitri.com)
Sebelumnya, pada 14 Agustus lalu, Presiden Republik Lee Myung Bak telah mengeluarkan pidato yang menimbulkan kejutan ketika untuk pertama kalinya meminta kepada Kaisar Jepang supaya langsung mengajukan permintaan maaf terhdap orang-orang yang gugur dalam gerakan merebut kemerdekaan dari rezim kolonialis Jepang. Jubur Bicara Presiden Lee Myung-bak telah menghadapi tentangan kuat dari pemerintah dan warga Jepang. Penyinggungan terhadap Kaisar Jepang, simbol kehormatan Jepang merupakan tindakan yang sulit bisa diampuni terhadap negara ini. Ditambah dengan ketegangan, setelah Presiden Lee Myung-bak mengunjungi pulau yang dipersengketakan antara dua negara, hubungan Jepang-Republik Korea jatuh ke dalam situasi yang dibekukan selama sebulan ini./.