(VOVworld) – Pada Jumat (12 September), Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov mencela Uni Eropa yang mengesahkan sanksi-sanksi baru terhadap Moskwa pada latar belakang Pemerintah Kiev dan pasukan penuntut federalisasi di Ukraina Timur baru saja mencapai satu permufakatan gencatan senjata. Menlu Sergei Lavrov berpendapat bahwa Uni Eropa mengesahkan keputusan-keputusan anti Rusia pada momen yang amat penting ketika proses perdamaian di Timur Tengah sedang merebut keberhasilan. Hal itu berarti bahwa Uni Eropa sedang memilih jalan menghancurkan proses perdamaian di negara Eropa Timur ini.
Pada saat itu, pada hari yang sama, Ketua Duma Negara (Majelis Rendah) Rusia, Sergei Naryshkin juga mengeluarkan celaan bahwa sanksi baru yang dikenakan Amerika Serikat terhadap Moskwa adalah “tidak berkaitan dengan kenyataan” dan krisis di Ukraina hanya merupakan alasan bagi Washington untuk menimbulkan ketegangan dengan Rusia.
Menlu Rusia, Sergei Lavrov
(Foto: RIA Novosti)
Sanksi-sanksi baru yang dikenakan Uni Eropa terhadap Rusia mulai berlaku dari Jumat (12 September), diantaranya Uni Eropa telah memutuskan menambahkan 24 tokoh, diantaranya ada para pemimpin baru di daerah Donbass, anggota Pemerintah Krimea, para penentu kebijakan dan orang kaya Rusia, meningkatkan jumlah orang yang dikenai sanksi Uni Eropa mencapai 119 orang. Paket sanksi baru juga melarang 6 badan usaha Rusia dapat meminjam modal di pasar Eropa, diantaranya ada 3 badan usaha di cabang pertahanan dan 3 badan usaha lain di cabang energi.
Bersama dengan Uni Eropa, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama juga menyatakan bahwa Washington akan memperkuat sanks-sanksi terhadap bidang pertahanan, keuangan dan energi Rusia. Akan tetapi, baik Amerika Serikat maupun Uni Eropa menegaskan akan meninjau kembali sanksi baru terhadap Rusia berdasarkan pada perkembangan di Ukraina Timur./.