(VOVWORLD) - Pada hari Senin siang (14 April), Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (KS PKT), Presiden Negara Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping telah tiba di Kota Hanoi, memulai kunjungan Kenegaraan di Vietnam selama dua hari dari tgl 14 hingga tgl 15 April, atas undangan Sekjen, KS PKV, To Lam dan Presiden Negara Republik Sosialis Vietnam, Luong Cuong.
Presiden Luong Cuong telah menyambut Sekjen, Presiden Xi Jinping dan Delegasi tingkat tinggi Tiongkok di Bandara Noi Bai.
Ini merupakan kunjungan pertama di luar negeri pada tahun 2025, kunjungan ke-4 di Vietnam yang dilakukan Sekjen, Presiden Tiongkok, Xi Jinping dan merupakan kunjungan ke-2 di Vietnam dalam masa baktinya yang ke-2. Hal ini memanifestasikan penghormatan tinggi dari Partai dan Negara Tiongkok serta pribadi Sekjen, Presiden Tiongkok, Xi Jinping terhadap pengembangan hubungan tetangga yang bersahabat dan kerja sama yang komprehensif antara Vietnam-Tiongkok.
Sekjen To Lam dan Sekjen, Presiden Xi Jinping di Beijing, Tiongkok, pada bulan Agustus 2024 (Foto: VOV) |
Berlangsung pada “Tahun silaturahmi kemanusiaan”, peringatan HUT ke-75 penggalangan hubungan diplomatik Vietnam-Tiongkok (1950 – 2025) dan hampir setahun setelah kunjungan Kenegaraan Sekjen To Lam di Tiongkok, kunjungan Sekjen, Presiden Tiongkok, Xi Jinping kali ini merupakan peristiwa politik luar negeri penting dari dua Partai dan dua Negara, mempunyai makna strategis, berpengaruh secara berjangka panjang terhadap perkembangan hubungan Vietnam-Tiongkok pada latar belakang dua negara sedang memasuki era baru, zaman perkembangan baru. Deputi Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri Vietnam, Bui Thanh Son mengatakan:
“Pemimpin Partai dan Negara Vietnam sangat menantikan dan mengharapkan kunjungan ini mencapai prestasi-prestasi di beberapa segi seperti: memperkuat pertukaran strategis tingkat tinggi, khususnya kontak permanen antara pemimpin tingkat tinggi dua Partai, dua Negara, melalui itu lebih memantapkan fondasi kepercayaan politik, berbagi pengalaman tentang manajemen dan pengembangan tanah air, mengarahkan perkembangan hubungan bilateral yang stabil dan sehat pada latar belakang situasi internasional dan regional terus mengalami perkembangan rumit”.