(VOVworld) – Perdana Menteri (PM) Suriah, Wael Nader al-Halqi pada Selasa (17 September) menyatakan bahwa Damaskus bisa melakukan langkah lain untuk mencapai kemenangan terhadap lawannya tanpa memerlukan senjata kimia. Menurut dia, keputusan Suriah tentang pemusnahan gudang senjata kimia bertujuan menghindari pertumpahan darah dan tidak berpengaruh terhadap kemampuan tentara negara ini dalam mengalahkan musuh. PM al-Halqi juga menekankan bahwa Suriah mampu menetralisasi semua ancaman serangan udara dan jenis-jenis rudal modern dari musuh.
Perdana Menteri Suriah, Wael Nader al-Halqi
(Foto: vietnamplus.vn)
Pada hari yang sama, ketika berbicara pada sidang kabinet negara ini, PM al-Halqi menyatakan bahwa Pemerintah negara ini menyambut semua gagasan politik yang tulus yang mendukung dialog nasional, khususnya Konferensi Perdamaian Jenewa 2, bersamaan itu menekankan bahwa kemenangan-kemenangan diplomatik yang dicapai Suriah baru-baru ini akan membantu memperkuat solusi-solusi politik untuk menangani krisis di negara ini.
Juga pada Selasa (17 September), pemimpin senior Persekutuan Nasional Suriah (SNC) yang beroposisi, Ahmad Jarba mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) supaya mengesahkan resolusi yang mengijinkan penggunaan kekerasan untuk melumpuhkan “Mesin perang” Pemerintah Damaskus. Pernyataan tersebut dikeluarkan pada latar belakang 5 negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang di New York, Amerika Serikat untuk membahas rancangan resolusi yang direkomendasikan Perancis yang bersangkutan dengan pemusnahan gudang senjata kimia Suriah.
Juga pada hari yang sama, Turki telah membantah kecaman dari tentara Suriah yang menganggap bahwa Ankara telah bertindak secara terburu-buru ketika menembak jatuh satu helikopter Suriah pada saat helikopter ini masuk wilayah udara Turki.
Juga bersangkutan dengan krisis di Suriah, Pemerintah Suriah telah menyampaikan bukti-bukti baru kepada Rusia yang menunjukkan bahwa kekuatan oposisi telah menggunakan senjata kimia di peluaran ibukota Damaskus pada 21 Agustus lalu. Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov pada Rabu (18 September) memberitahukan kepada Kantor berita Rusia, ITAR-TASS bahwa dokumen-dokumen ini akan melengkapi bukti yang menunjukkan bahwa kekuatan oposisi di Suriah yang bersangkutan dengan penggunaan senjata kimia. Sekarang Rusia sedang mengirimkan para pakar untuk meneliti informasi-informasi tambahan tersebut./.