(VOVworld) – Komite Pemilihan Thailan (EC) pada Selasa (22 April) memberitahukan: pemilu baru negara ini akan diselenggarakan paling dini pada Juli dan paling lambat pada September mendatang. Sekretaris Jenderal EC, Puchong Nitravong memberitahukan bahwa dalam perundingan dengan 53 partai pada hari yang sama, EC merekomendasikan tiga waktu penyelenggaraan pemilu baru yaitu 20 Juli, 17 Agustus atau 14 September, bersamaan itu berkomitmen akan membahas hari penyelenggaraan pemilu dengan Pemerintah sementara pimpinan Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra.
Hasil pemilu pada Februari tidak diakui
(Foto: baomoi.com)
Pada hari yang sama, perundingan antara Pemerintah Thailand dengan pihak oposisi tentang rencana penyelenggaraan pemilu yang diadakan EC telah berakhir tanpa mencapai terobosan manapun karena Partai Demokrat oposisi utama tidak hadir. Menjelang perundingan ini, pimpinan Partai ini, Abhisit Vejjajiva memberitahukan bahwa dia dan para anggota partai tidak akan menghadiri perundingan karena alasan keamanan.
Menjelang perundingan tersebut, Partai Puea Thai (Partai Demi Negara Thailand) pimpinan PM Yingluck Shinawatra telah secara terang-terangan mencela “
intrik” menyabot pemilu dari pihak oposisi. Dalam satu pernyataan, Partai ini menuduh banyak partai politik yang “
tidak menginginkan demokrasi” dan sedang berusaha menciptakan ruang kosong politik guna membawa seorang pemimpin memegang kekuasaan tanpa melalui pemilu.
Krisis politik di Thailand telah berlangsung selama berbulan-bulan sehingga Pemerintah dan Parlemen negara ini tidak beraktivitas secara penuh sejak Desember 2013. Sementara itu, Mahkamah Konstitusi Thailand telah mengeluarkan vonis bahwa pemilu pada Februari lalu adalah tidak berlaku./.