(VOVWORLD) - “Produk Domestik Bruto (PDB) Vietnam tiga bulan pertama tahun 2023 diprakirakan meningkat 3,32% dibandingkan dengan masa yang sama tahun lalu, namun tetap merupakan taraf peningkatan yang paling rendah di periode 2011-2023”. Demikian informasi yang menonjol dalam tabel statistik ekonomi triwulan pertama yang baru saja diumumkan Direktorat Jenderal Statistik, Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam. Oleh karena itu, target pertumbuhan sepanjang tahun ini di tarap 6,5% jelaslah sedang mengajukan banyak tantangan dan Vietnam membutuhkan lebih banyak motivasi untuk mencapai harapan pertumbuhan tahun 2023.
PDB Vietnam pada triwulan pertama dengan peningkatan sebanyak lebih dari 3,3% saja mencerminkan dua masalah besar. Pertama, ekonomi Vietnam telah menderita dampak kuat dari resesi ekonomi global. Hal ini ditunjukkan secara jelas ketika nilai ekspor triwulan pertama diprakirakan mencapai lebih dari 79 miliar USD, menurun hampir 12%. Nilai impor diprakirakan mencapai lebih dari 75 miliar USD, menurun 14,7%. Laju pertumbuhan semua cabang industri pengolahan dan manufaktur menurun dibandingkan dengan masa yang sama tahun lalu.
Kedua, laju peningkatan PDB mencerminkan bahwa intra perekonomian, sedang muncul problematik-problematik dalam manajemen arus uang, berdampak negatif terhadap pasar obligasi serta cabang-cabang konstruksi dan real estate. Selain itu, menurunnya total modal investasi asing yang terdaftar di Vietnam sebesar 2,2% dibandingkan dengan masa yang sama tahun lalu juga menunjukkan tantangan-tantangan besar terhadap perekonomian di periode mendatang. Dengan demikian, pencapaian target pertumbuhan seluruh perekonomian sebesar 6,5% pada tahun 2023 tidak mudah.
Banyak penilaian mengenai sulitnya mencapai skenario pertumbuhan 6,5% pada 2023. Ilustrasi: VOV |
Meskipun ada banyak kesulitan dan tantangan, tetapi para ekonom juga menganalisis titik-titik cerah agar komunitas badan usaha bermotivasi untuk memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi di periode mendatang. Menurut itu, modal investasi asing langsung meski menurun, tetapi Vietnam tetap terus mendapatkan komitmen investasi dari badan-badan usaha besar yang berskala global. Ekonom, doktor Le Duy Binh, menilai:
Dalam konteks ekonomi global mengalami kesulitan seperti itu, kita masih memiliki titik-titik cerah, misalnya sektor pertanian-kehutanan-perikanan tetap mempertahankan pertumbuhan, laju pemulihan cabang pariwisata positif, modal investasi seluruh masyarakat dan investasi dari negara tetap meningkat karena upaya besar dari Pemerintah, para investor dan kontraktor. Selain itu, total taraf penjualan ritel barang dan omset jasa konsumsi tetap meningkat.
Agar Vietnam bisa menjamin kestabilan ekonomi dan ada peluang untuk bertumbuh dengan baik dalam triwulan-triwulan berikutnya, ekonom Tran Quy, Kepala Institut Pengembangan Ekonomi Digital Vietnam, mengusulkan:
Pemerintah sebaiknya memperkuat manajemen harga dan meningkatkan sifat kompetitif untuk membatasi naiknya harga produk dan jasa, sehingga mengurangi tekanan terhadap konsumen dan badan usaha. Badan usaha juga perlu memperkuat daya saing, mengoptimalkan proses produksi, meningkatkan kualitas produk. Negara juga perlu menginvestasikan aktivitas-aktivitas pendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang seperti infrastruktur, pendidikan, penelitian, dan pengembangan teknologi, logistik, dan sebagainya.
Di sudut wirausaha dan badan usaha, Bapak Nguyen Van Than, Ketua Asosiasi Badan Usaha Kecil dan Menengah Vietnam, berpendapat:
Kebijakan-kebijakan pasca Covid-19 seperti kebijakan fiskal dan perbankan sebaiknya tetap dilanjutkan untuk meningkatkan daya hidup badan usaha. Selain itu, kebijakan bebas visa sebaiknya diperluas untuk menyerap kedatangan wisatawan guna memulihkan dan mengembangkan pariwisata. Dan khususnya bank-bank sedang berjalan tepat arah yaitu mengurangi suku bunga pinjaman dan terus menjadwalkan ulang utang untuk cabang-cabang prioritas.
Organisasi-organisasi internasional sudah dan sedang memberikan penilaian-penilaian yang berbeda tentang pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 dengan prakiraan bahwa latar belakang ini akan terus berdampak negatif terhadap ekonomi dalam negeri. Namun, semua analisis, rekomendasi, dan kepercayaan dari para pakar dan wirausaha telah menunjukkan bahwa jika seluruh perekonomian bisa mengembangkan motivasi-motivasi yang sedang ada dan memanajemeni risiko dengan lebih efektif, Pemerintah lebih fleksibel dalam menyelenggarakan harga, maka hasil produksi dan bisnis pada triwulan pertama tetap bisa menjadi fondasi yang baik bagi Vietnam untuk mencapai target pertumbuhan sebesar 6,5% pada tahun ini.