Kuil Ghenh terletak  di kecamatan Bo De, kabupaten Long Bien, kota Hanoi. Dinamakan kuil Ghenh, karena dulu di depan kuil ini ada satu riam air besar dan kemudian, rakyat biasa menyebutnya sebagai kuil Ghenh. Hingga sekarang ini,  di kalangan rakyat masih diwariskan kisah kuil Ghenh yang dikaitkan dengan nasib yang menyedihkan dari putri Ngoc Han yang cantik, dan punya bakat yang luar biasa. Putri Ngoc Han diperistri oleh raja  Quang Trung Nguyen Hue, pahlawan yang menciptakan kemenangan bersejarah Ngoc Hoi Dong Da, mengalahkan lebih dari 200.000 serdadu agresor Qing pada musim semi tahun 1789. Kaitan ssmara antara putri  Ngoc Han dan Nguyen Hue hanya memakan waktu selama 6 tahun, karena raja yang berbakat ini wafat mendadak sehingga membuat putri Ngoc Han juga harus mati mengikuti suaminya pada usia yang masih sangat muda. Kemudian, dinasti Nguyen  untuk melakukan balas dendam terhadap pasukan Tay Son telah melemparkan tulang belulang dia dan dua anaknya ke sungai Merah. Untuk mengenangkan putri raja yang serba sempurna itu, rakyat desa Ai Mo telah mendirikan kuil pemujaan di tepian sungai Merah. Kisah asmara dan kehidupan putri ini yang menyedihkan itu telah memasuki hati rakyat, membuat kuil Ghenh menjadi bersifat legendaris dan keramat. Sekarang ini, prasasti di kuil Ghenh mencantumkan: pada tahun 1858, nenek Dang Thi Ban, warga setempat telah mengumpulkan derma untuk membangun kuil ini. 200 tahun sudah lewat, kuil Ghenh masih dirawat dan dijaga secara teliti oleh anak cucu nenek Dang Thi Ban. Kakek Dang Dinh Khue, tukang kunci kuil Ghenh memberitahukan: “Saya termasuk generasi ke-5 marga Dang yang menjadi tukang kunci di kuil ini. Dulu, di sini ada perahu penyeberangan orisontal di sini, di dermaganya ada pohon beringin lagi. Dulu, kuil ini dibangun di dekat tepian sungai, tapi kerena terhanyut oleh air, maka harus berpindah ke sini”.

          

Dewasa ini, kuil Ghenh adalah kuil yang keramat bagi rakyat kota Hanoi. Setiap sore hari tanggal 6 bulan pertama tahun Imlek, banyak biksu-biksuni hadir di sini untuk menghadiri upacara memohon ketenteraman. Ini adalah upacara  pemujaan awal tahun  baru yang dipimpin oleh oleh pendeta untuk wisatawan. Banyak warga kota Hanoi datang ke sini tidak hanya memohon kesehatan dan ketenteraman untuk keluarga mereka, tapi juga untuk menikmati pemandangan alam dan udara musim semi. Ibu Nguyen Thi Hong di jalan Kham Thien, kota Hanoi memberitahukan: “Tradisi bangsa warisan nenek moyang ialah pada awal tahun datang berziarah ke pagoda. Saya datang ke sini untuk menenteramkan hati, memohon supaya melakukan usaha secara kondusif  sepanjang tahun”.

          

Yang berziarah di kuil Ghenh tidak hanya kelihatan kaum lansia aja, tetapi kelihatan juga banyak pemuda-pemudia. Selain memohon kesehatan dan ketenteraman kepada keluarga, banyak pemuda-pemudi juga memohon mencapai cinta asmara dan kebahagiaan. Saudari Diem Hang di kabupaten kota Dong Da, kota Hanoi memberitahukan: “Saya sendiri berpikir bahwa ini merupakan tradisi yang baik, karena ketika datang ke sini untuk memohon, kita juga perlu menderegulasikan perilaku dan cara hidup supaya lebih baik. Semua orang datang ke sini dengan memberikan permohonan yang berbeda-beda, tapi bagaimana tujuannya, semua orang juga sangat jujur hati”.

Diantara orang-orang yang hadir dalam upacara pemujaan awal tahun di kuil Ghenh juga ada banyak wirausaha. Bagi mereka, melakukan pemujaan di kuil dan pagoda pada awal tahun juga merupakan waktu untuk menenangkan hatinya setelah bekerja secara susah selama setahun. Saudara Vu Anh Quan, pemilik satu badan usaha bisnis emas-perak  di kota Hanoi memberitahukan bahwa ini adalah tahun ke-3 dia hadir di kuil Ghenh untuk menghadiri upacara pemujaan ketenteraman. Bagi dia, melakukan pemujaan pada awal tahun merupakan satu ciri budaya tradisional dan dia memohon agar badan usaha dan sanak keluarganya mendapat kemujuran pada hari awal musim semi. “Orang Vietnam hidup sangat mengutamakan hati perasaan. Semua keluarga senantiasa pergi berziarah pada awal dan akhir tahun untuk memohon kemujuran, kesejahteraan . Saya datang ke sini untuk memohon bagaimana melakukan secara tepat semua hal yang saya pikir dan tepat pada hati saya, tidak melakukan apa yang malu terhadap diri sendiri”.