(VOVworld)- Revolusi Agustus 1945 menandai satu titik balik yang besar dalam sejarah bangsa Vietnam, bersamaan itu juga membuka satu titik balik yang teramat penting dalam sejarah permusikan. Hampir semua aktivis permusikan sebelum bulan Agustus 1945 dengan antusias mengabdi revolusi. Lahirnya banyak lagu baru dengan hangat memuji sistem pemerintahan baru, kehidupan baru, Presiden Ho Chi Minh yang tercinta dan jasa revolusi dan lain-lain.
Ilustrasi
(Foto: tapchicongsan.org.vn)
Pada 67 tahun lalu, ketika ada perintah melaksanakan pemberontakan umum, kota Hanoi adalah daerah yang melakukannya paling awal. Pada 17 sore Agustus 1945, di Lapangan Gedung Teater Besar, bendera merah berbintang kuning yang besar telah dilepaskan dari balkon Gedung Teater Besar dalam rapat umum untuk menyokong pemerintah pimpinan Tran Trong Kim. Lagu yang berjudul “Majulah pasukan” ciptaan komponis Van Cao yang diciptakan pada akhir tahun 1944 telah disebarkan ke daerah pangkalan revolusi dan di kalangan para pejuang yang melakukan aktivitas rahasia di kota Hanoi. Pada 19 Agustus 1945, lagu tersebut bergema di semua jalan di Ibu Kota Hanoi. Atau lagu yang berjudul “Bersama-sama masuk pasukan Merah” ciptaan komponis Dinh Nhu seolah-olah mengulangi masa lampau yang cemerlang dalam gerakan Soviet Nghe Tinh sebelumnya: “Bersama-sama masuk pasukan merah. Kita sepenuh hati maju. Jangan membiarkan musuh lepas. Kita bertekad mengorbankan diri”. Komponis Thanh Tung yang sedang bekerja di Radio Suara Vietnam memberitahukan: “Setelah lagu-lagu ciptaan komponis Dinh Nhu ada serentetan komponis dan lagu telah dilahirkan dengan membawa sinaran ideologi revolusioner, terutama untuk mengabdi Revolusi Agustus. Pertama-tama ialah lagu “Lagu tentang gerilyawan” ciptaan komponis Do Nhuan, Lagu “Memuji kaum pemuda” ciptaan komponis Luu Huu Phuoc atau lagu “Pasukan pembela Tanah Air” ciptaan komponis Phan Huynh Dieu. Pada tahun 1945 ada lagu “Orang kota Hanoi” ciptaan komponis Nguyen Dinh Thi, pada tahun 1946 ada lagu “Kembali ke kota Hanoi” ciptaan komponis Huy Du. Semua lagu ini membawa selar ideologi revolusioner, mendatangkan sinaran dan ide baru pada dunia permusikan, mendorong orang mengarah ke pekerjaan yang besar yaitu merebut kekuasaan, kebebasan dan kemerdekaan”.
Gedung Teater Besar di kota Hanoi
(Foto: dantri.com)
Revolusi Agustus 1945 telah menciptakan satu arus angin baru, menyalakan api pertempuran. Semua karya musik tidak lagi membawa sifat romantis, tentang asmara dan sebagai gantinya ialah lagu-lagu epos yang abadi. Disamping lagu “Majulah pasukan” dan “Prajurit Vietnam” ciptaan komponis Van Cao ialah lagu “Membasmi kaum farsis” ciptaan komponis Nguyen Dinh Thi. Lagu “Membasmi kaum farsis” telah berbaur pada lagu-lagu anti Farsisme di seluruh dunia. Lagu ini telah bergema pada hari-hari dimana kota Hanoi melakukan pemberontakan umum, lalu menjadi lagu pembukaan program siaran Radio Suara Vietnam setiap hari. Satu lagu lain juga bergema pada hari-hari permulaan revolusi dan membawa satu nafas baru dari pangkalan revolusi ialah lagu “Lagu tentang gerilyawan” ciptaan komponis Do Nhuan. Lagu ini diciptakan oleh komponis Do Nhuan pada awal tahun 1945 di rumah penjara Son La. Lagu ini dipopulerkan secara raharisa di kalangan para pejuang yang melakukan aktivitas di Ibu Kota Hanoi. Dan sampai hari dimana kota Hanoi melakukan pemberontakan umum, lagu ini telah bergema di tengah-tengah blok manusia yang turun ke jalan.
Akan tetapi, yang lebih khusus ialah ada satu lagu yang diciptakan justru pada 19 Agustus 1945. Yaitu lagu “19 Agustus” ciptaan komponis Xuan Oanh. Pada hari itu, dengan berada di tengah-tengah rombongan orang yang melakukan pemberontakan umum di kota Hanoi, ilham tentang hari yang bersejarah ini telah membuat komponis Xuan Oanh berhasil menciptakan satu lagu baru ketika rombongan manusia tiba di Gedung Teater Besar.
Lagu 19 Agustus
(Foto: internet)
Pada hari-hari permulaan revolusi, lagu-lagu yang bersemangat telah bergema di mana-mana. Masa itu adalah satu masa yang indah dari jiwa prajurit dan seniman. Seniwati Rakyat Thanh Hoa yang namanya dikaitkan dengan banyak lagu revolusioner mengatakan:
“Setiap kali bernyanyi adalah sekali merasa asyik. Walaupun saya tidak hidup dalam masa itu, tetapi ketika dapat bernyanyi, saya merasa bahwa lagunya sangat enak. Daya hidup lagu-lagu ini tinggal hingga dewasa ini. Kenang-kenangan tentang lagu-lagu itu tidak bisa dilupakan. Hanya mendengarkannya saja telah berhasil melihat satu periode dari Tanah Air”.
Hingga sekarang ini, lagu-lagu abadi seperti “Majulah pasukan”, “Membasmi kaum faris”, “19 Agustus” dan lain-lain masih menggandrungkan hati orang, mengingatkan akan citra-citra dan kenang-kenangan yang tidak bisa luntur pada bulan Agustus 1945 dan kesengsaraan, pengorbanan selama 9 tahun perang perlawanan menentang kolonialis Perancis untuk merebut kemerdekaan nasional. Gema Revolusi Agustus dalam lagu-lagu yang abadi itu mengukir secara mendalam selar zaman Ho Chi Minh dan hidup untuk selama-lamanya bersama-sama dengan waktu./.