(VOVworld) – Bahan-bahan sejarah yang mencatat kedaulatan laut dan pulau Vietnam pada pokoknya ialah di naskah administrasi dan buku-buku sejarah resmi dari zaman dinasti Nguyen. Menyedari secara mendalam tentang arti pentingnya laut dan pulau baik dari segi posisi strategi militer , perhubungan, perdagangan maupun eksploitasi berbagai sumber daya hasil perikanan dan lain-lain, maka para raja zaman dinasti Nguyen mempunyai fikiran yang konsekuen tentang kedaulatan wilayah, teritorial laut dan berhasil menetapkan satu sistim kebijakan yang sistimatik tentang laut, pulau dan melaksanakan kedaulatan di semua pulau pada umumnya dan dua kepulauan Hoang Sa (Paracels) dan Truong Sa (Spratly) pada khususnya.
Peta dari Do Ba ada kepulauan Hoang Sa (Paracels)
(Foto: vov.vn)
Dinasti Nguyen didirikan pada tahun 1802 dan berakhir pada tahun 1945. Akan tetapi, lebih dari 200 tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 1558, para raja lokal Nguyen dari Nguyen Hoang sampai Nguyen Phuc Nguyen, Nguyen Phuc Chu, Nguyen Phuc Thuan dan lain-lain telah menegakkan jasa besar dalam membuka wilayah dari daerah Thuan Hoa ke seluruh Vietnam Selatan dan daerah laut serta pulau di sebelah Selatan dan sebelah Barat Daya Tanah Air. Ketika Nguyen Anh, raja pertama dari dinasti Nguyen naik takhta dengan gelar Gia Long telah mewariskan kemandirian dan keutuhan wilayah dan teritorial laut dari semua raja lokal Nguyen. Raja Gia Long telah berhasil menyadari kekuatan Tanah Air dan kerajaan berdasarkan pada eksploitasi semua sumber daya di laut.
Profesor, Doktor Nguyen Quang Ngoc dari Institut Pengkajian Vietnam dan Ilmu Pengetahuan Perkembangan memberitahukan bahwa ketika naik takhta, raja Gia Long telah membentuk kembali armada Hoang Sa dan Bac Hai untuk melakukan pemeriksaan dan pengontrolan di laut sambil bertanggung-jawab melakukan aktivitas ekonomi dan perdagangan di laut. Doktor Nguyen Quang Ngoc mengatakan: “Raja Gia Long adalah orang yang mengeluarkan pernyataan kuat tentang kedaulatan Vietnam di dua kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa. Banyak misionaris, para pedagang dan orang-orang yang mengerti situasi Laut Timur dari Vietnam pada saat itu menyatakan bahwa raja Gia Long telah menancapkan bendera yang tak ada duanya di kepulauan Hoang Sa”.
Upacara tradisional melepas prajurit ke kepulauan Hoang Sa (Paracels)
(Foto: vov.vn)
Pada zaman raja Minh Menh, raja kedua dari dinasti Nguyen ini telah memperkuat aktivitas kedaulatan Vietnam terhadap dua kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa menjadi lebih tinggi terbanding dengan sebelumnya. Raja Minh Menh telah mengirim armada-armada petugas ke kepulauan Hoang Sa untuk melakukan survei, mengukur dan menancapkan tonggak. Profesor Muda, Doktor Nguyen Cong Viet , Penjabat Kepala Institut Penelitian Han Nom memberitahukan: “Naskah administrasi zaman dinasti Nguyen mencatat secara jelas bahwa tonggak itu panjangnya 5 Thuoc (2,125 meter) dan lebarnya 5 Tac (0,215 meter). Penancapan tonggak di semua pulau memanifestasikan kedaulatan kita. Masalah kedua ialah survei untuk membuat peta, membentuk satu basis administrasi, mengirim rakyat datang ke sini untuk menangkap hasil perikanan. Itulah visi dari satu zaman feodal yang kuat. Belum pernah negara kita luas dan besar seperti pada zaman raja Minh Menh”.
Dalam sistim naskah administrasi zaman dinasti Nguyen yang sedang disimpan ada sampai 10 naskah administrasi dari zaman raja Minh Menh yang berbicara tentang aktivitas kedaulatan. Satu naskah administrasi yang diesahkan oleh raja Minh Menh memberitahukan bahwa pada tahun 1830 ada kapal Perancis yang melewati wilayah laut Hoang Sa dan kandas. Justru raja Minh Menh telah menugasi Kepala pintu laut di Da Nang untuk melakukan pertolongan dan membawa semua orang dan barang dagangan di kapal itu ke pelabuhan secara aman. Profesor, Doktor Nguyen Quang Ngoc menekankan: “Hal ini memanifestasikan tanggung-jawab luhur dari kepala Negara tentang wewenang dan kedaulatannya di wilayah laut yang sudah ditegaskannya”.
Selain langsung membimbing semua aktivitas pertolongan, mengukur peta dan lain-lain, maka raja Minh Menh juga mengesahkan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang bersangkutan dengan faktor spiritualitas di kepulauan Hoang Sa. Profesor, Doktor Nguyen Quang Ngoc menambahkan: “Rakyat kita di situ juga menjumpai kesukaran dan bahaya, maka mereka membentuk kuil untuk memohon agar arwah-arwah bisa lepas ke nirwana. Raja juga memimbing penanaman pohon agar kapal dari jauh bisa melihatnya untuk tidak kandas. Raja juga membimbing pembentukan prasasti kedaulatan dan prasasti dari kayu dengan mencatat ketetapan-ketetapani raja”.
Isi tentang armada Hoang Sa dalam buku sejarah
Dai Viet Su Ky Luc Bien pada zaman raja lokal Trinh Sam (1739-1782)
(Foto:vov.vn)
Sampai zaman raja Thieu Tri, peranan raja dalam mengorganisasi semua aktivitas kedaulatan di kepulauan Hoang Sa juga dimanifestasikan secara jelas. Raja langsung membimbing pengerahan armada-armada kapal dan perahu ke kepulauan Hoang Sa.
Pada zaman raja Tu Duc, walaupun adalah periode yang sulit, tapi, pelaksanaan kedaulatan di wilayah laut Hoang Sa dan Truong Sa tetap dipertahankan.
Para raja dinasti Nguyen telah meninggalkan warisan yang paling besar yaitu pemahaman tentang kedaulatan wilayah laut, kedaulatan wilayah dan satu Tanah Air Vietnam dari provinsi Ha Giang sampai ujung Ca Mau. Itu juga merupakan pelajaran sejarah yang diwariskan oleh dinasti ini kepada generasi di kemudian hari./.