(VOVworld) – Pelaksanaan keyakinan memuja Tri Dewi Ibunda (Mau Tam Phu) yaitu Ibunda Dewi Langit, Ibunda Dewi Hutan dan Dewi Air dari orang Vietnam adalah satu bentuk memuja ibu yang menjelma di langit, daerah bersungai-sungai, hutan dan gunung yang sudah ada sejak abad ke-16. Bersama dengan 10 pusaka budaya nonbendawi Vietnam yang lain, pelaksanaan keyakinan memuja Tri Dewi Ibunda yang telah dimuliakan oleh UNESCO pada 1/12/2016 tidak hanya memberikan kebanggaan kepada kebudayaan tradisional, tapi juga menegaskan daya hidup dan nilai yang berkesinambungan dari satu ragam keyakinan yang muncul sejak sangat dini dalam kehidupan kebudayaan orang Vietnam.
Tri Dewi Ibunda dalam keyakinan orang Vietnam
(Foto: vanhoahoc.vn)
Suara yang sedang Anda Sekalian dengarkan adalah sebagian dalam ritual Hau Dong dengan nama “Putri Raja Son Tinh” yang dipertunjukkan oleh seorang pemain Hau Dong. Suara-suara dari ritual Hau Dong yang bergelora ini dan ketrampilan dari pemain Hau Dong meningkatkan kekeramatan dan kegembiraan. Profesor Ngo Duc Thinh, seorang pakar papan atas tentang ritual memuja Sang Ibunda menyatakan bahwa ritual Hau Dong adalah temu pergaulan antara para dewa-dewi dengan orang di dunia fana di mana para pemain ritual Hau Dong ini sebagai perantara. Oleh karena itu, ritual Hau Dong adalah paling penting, adalah ritual budaya yang punya nilai tinggi. “Pada bulan Tiga dan bulan Delapantahun Imlek ada ritual yang dinamakan Hau Dong. Yaitu para dewi menjelma para pemain ritual Hau Dong dalam satu suasana ritual yang diiringi musik, tarian. Dalam satu ritual ini bisa ada 36 acara di mana setiap acara akan dijelmakan oleh seorang dewi”.
Menurut hasil-hasil penelitian, keyakinan memuja Tri Dewi Ibunda akan memuja 3 dewi yaitu Dewi Langit, Dewi Hutan dan Dewi Air, mereka juga adalah tokoh-tokoh sejarah atau legenda yang berjasa kepada Tanah Air dan rakyat. Pelaksanaan keyakinan memuja Tri Dewi Ibunda merupakan sinergi antara agama lokal dari Vietnam dan beberapa faktor agama asing yang masuk ke Vietnam seperti Taoisme dan agama Buddha. Para dewi dan dewa lain punya asal-usul tidak hanya dari orang etnis Kinh saja, tapi juga dari etnis-etnis minoritas di Vietnam seperti Muong, Tay, Nung, Dao, memanifestasikan pertukaran budaya, hubungan yang sama derajat dan terkait antara semua etnis di Vietnam. Profesor Ngo Duc Thinh memberitahukan: “Tempat lahirnya ritual memuja Tri Dewi Ibunda di daerah dataran rendah Bac Bo adalah satu ruang yang luas di sebelah Selatan yaitu Nam Dinh, Thanh Hoa dan Ninh Binh. Dewi ini tiga kali turun ke dunia fana di tiga daerah tersebut”.
Nguyen Van Tien, orang yang senantiasa ikut serta dalam ritual-ritual Hau Dong menyatakan bahwa ritual memuga Sang Ibunda mempunyai pandangan hidup yang khas dan progresif. Kekuatan dan arti pelaksanaan ritual memuja Tri Dewi Ibunda bermaksud memenuhi kebutuhan dan hasrat kehidupan keseharian dari manusia untuk memohon kebakatan, kemujuran dan kesehatan. Nguyen Van Tien mengatakan: “Ritual memuja Sang Ibunda menasehati orangsupaya hidup secara manusiawi, sebagai orang harus punya asal-usul, ayah-ibu dan nenek moyang. Khususnya ritual memuja Sang Ibunda juga memuja para pahlawan bangsa yaitu orang-orang yang hidup demi rakyat dan gugur juga demi rakyat dan Tanah Air. Ritual memuja Sang Ibunda menatap pada kenyataan, memohon beberapa hal yang ditargetkan oleh orang yaitu kesehatan, ketenteraman, bakat, gelar dan melakukan perdagangan secara sukses”.
Sejak dahulu kala, orang Vietnam telah mempunyai satu pemikiran bahwa semua gejala dalam alam sekitar, misalnya, bencana kekeringan, bencana banjir atau subur, pohon berkembang atau layu semuanya termasuk pada wewenang Sang Ibunda. Oleh karena itu, kalau mendapat pengayoman dari Sang Ibunda bagaikan ibu alam sekitar, maka kehidupan manusia akan lebih terjamin. Ini merupakan satu pandangan hidup istimewa dari bangsa Vietnam yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Itu merupakan nilai poros dan tipikal dari keyakinan memuja Sang Ibunda. Nguyen Tien Dung, peneliti budaya spiritualitas memberitahukan: “Kalau menonton satu ritual Hau Dong, kita melihat di dalamnya ada banyak nilai artistik seperti nyanyian, tarian, silat, seni ukir, seni kuliner, busana dan lain-lain. Keyakinan ini merupakan sandaran spiritualitas dan jiwa untuk setiap orang dan terukir secara mendalam dalam kehidupan sehari-hari warga”.
Keyakinan memuja Tri Dewi Ibunda di Vietnam membawa nilai-nilai global, karena semua nilai sejarah dan identitas budaya orang Vietnam. Melalui itu, orang Vietnam memanifestasikan pemikirannya tentang sejarah, pusaka budaya, peranan gender dan identitas bangsa. Pelaksanaan keyakinan memuja Tri Dewi Ibunda memenuhi kebutuhan dan hasrat dalam kehidupan spirituil dan kulturil orang Vietnam.