(VOVworld)- Dalam khazanah kebudayaan tradisional yang beranekaragam dari rakyat etnis minoritas Dao Khau di kabupaten Sin Ho, provinsi Lai Chau, Vietnam Utara tidak bisa tidak bicara tentang buku tua, karena ini adalah dokumen penelitian kebudayaan, kepercayaan dan huruf rakyat etnis minoritas Dao Khau. Akan tetapi, sekarang ini, hal yang dicemaskan ialah khazanah ini sedang dilupakan.
Rakyat etnis minoritas Dao Khau
(Foto: tindulich.vn)
Tan Menh Xieu, 76 tahun di dukuh Ta Phin-1, kecamatan Ta Phin, kabupaten Sin Ho, provinsi Lai Chau mendapat sebutan secara hormat oleh rakyat sebagai guru. Dia adalah murid yang menonjol dari pemimpin marga Tan dan langsung beliau ajarkan. Tan Menh Xieu juga adalah orang yang mempunyai pengetahuan yang luas, memiliki banyak buku dan naskah tua dari marganya. Dalam kotak dari kayu yang disimpan secara cermat di rumahnya sedang tersimpan lebih dari 100 buku tua yang ditulis dengan huruf Nom Dao di kertas tradisional yang sudah ada selama lebih dari 150 tahun ini. Khususnya, ada buku yang mencatat gejala-gejala alam, semua ritual, adat istiadat dan buku pengajaran tentang perilaku. Hal yang banyak dipikirkan oleh bapak Tan Menh Xieu ialah sekarang ini di kabupaten Sin Ho tidak ada orang yang gandrung melakukan penelitian kebudayaan etnis minoritas Dao seperti dia. Dia mengatakan: “Dewasa ini, masyarakat sudah maju, mayoritas generasi muda, terutama ialah kaum pemuda berkecenderungan menggemari dan ingin menerima banyak arus kebudayaan luar lebih dari pada kebudayaan etnisnya, oleh karena itu, mereka berangsur-angsur lupa akan asal-usul kebudayaan yang baik dari etnisnya. Saya mengharapkan agar pemerintahan berbagai tingkat memperhatikan dan mengambil kebijakan untuk menyerap dan membuka kursus pengajaran huruf Nom Dao kepada kaum muda”.
Rakyat etnis minoritas Dao Khau
(Foto: tin180.com)
Yang mengerti kebudayaan seperti bapak Tan Menh Xieu di kabupaten Sin Ho sekarang ini hanya tinggal beberapa orang, tapi semuanya sudah lanjut usia dan kesehatannya lemah. Sedangkan, generasi muda dan prapemuda hanya bisa mendengar, tahu huruf tapi tidak bisa menggunakannya. Menurut Nguyen Duc Truong, Kepala Jawatan Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata kabupaten Sin Ho, sekarang ini, dalam khazanah buku tua dari rakyat etnis minoritas Dao Khau di kabupaten Sin Ho hanya tinggal kira-kira 500 buku yang berada secara terpencar-pencar di semua kecamatan dan dukuh pemukiman rakyat etnis minoritas Dao Khau. Juga ada keluarga rakyat etnis minoritas Dao yang masih menyimpan beberapa buku sisilah marga, tapi, mereka juga tidak mengerti apa yang dituliskan dalam buku itu. Orang lanjut usia yang tidak tahu dan juga tidak menaruh perhatian, itulah yang menjadi sebab mengapa anak-anak etnis minoritas Dao Khau sekarang ini tidak mengetahui apa-apa tentang kebudayaan kuno etnisnya. Anam Phan Thanh Son menyatakan bahwa karena kakek-nenek dan ayah-ibunya terlalu sibuk, maka mereka tidak ada waktu untuk menceritakan kisah-kisah tentang nenek moyang dan asal-usulnya. Dia mengatakan: “Kami belum pernah mendengarkan kisah yang diceritakan oleh kakek-nenek dan ayah-ibu tentang asal-usul rakyat etnis minoritas Dao Khau. Ketika sampai usia bersekolah, kami hanya belajar bahasa Vietnam sebagai bahasa umum, jadi tidak tahu apa-apa tentang huruf etnis minoritas Dao”.
Rakyat etnis minoritas Dao Khau
(Foto: dulichdongtaybac.com)
Bagaimana mengkonservasikan dan menyimpan khazanah buku tua yang bernilai ini?. Tidak ada yang lebih dari pada perhatian pemerintahan setempat, setiap komunitas dan setiap perseorangan rakyat etnis minoritas Dao Khau untuk menjaga warisan-warisan budaya tradisional etnisnya. Semua sekolahan juga perlu memasukkan penelitian huruf Nom Dao kedalam kurikulum sekolah untuk menghidupkan pengetahuan tentang kebudayaan trasional etnisnya untuk pemuda dan anak-anak etnis minrotas Dao Khau dewasa ini. Karena dalam hati semua generasi rakyat etnis minoritas Dao Khau dewasa ini selalu menginginkan bahwa selain fasih berbahasa Vietnam, juga harus menghafalkan bahasa etnisnya, dengan demikian, identitas kebudayaan baru dijaga secara abadi./.