(VOVworld)- Kepercayaan memuja Raja Hung di Vietnam baru saja resmi mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya bukan kebendaan yang mewakili umat manusia. Ini merupakan kebanggaan besar teradap seluruh bangsa Vietnam ketika adat istiadat memuja nenek moyang dari Vietnam dimuliakan oleh dunia. Akan tetapi, diseiringi dengan gelar yang bernilai itu adalah satu tanggung-jawab yang berat terhadap bangsa dan rakyat Vietnam, yaitu harus mengkonservasikan dan mengembangkan kepercayaan itu agar semua nilai warisan budaya ini bisa disebar secara intensif dan ekstensif di kalangan masyarakat dan tidak aus atau diubah menurut waktu.
UNESCO mengesahkan keputusan mengakui kepercayaan memuja Raja Hung menjadi warisan budaya dunia
(Foto: sotaydulich.com)
Ketika suara ketukan palu Ketua persidangan ke-7 Komite antar pemerintah tentang Konvensi 2003 mengersahkan keputusan mengakui kepercayaan memuja Raja Hung di provinsi Phu Tho, Vietnam Utara menjadi warisan budaya bukan kebendaan baru dari umat manusia, seluruh kamar sidang bergema dengan suara tepukan tangan yang tak kunung berhenti. Sekarang ini, Vietnam punya lagi satu warisan budaya yang mendapat pengakuan dari dunia dan yang lebih penting ialah adat istiadat memuja nenek moyang yang suci dari bangsa Vietnam telah menjadi nilai yang punya arti mewakili dan tipikal secara global. Kepercayaan memuja Raja Hung adalah warisan budaya paling suci yang disimpan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Setelah warisan budaya ini dimuliakan oleh UNESCO, hal yang penting primer dan juga adalah solusi yang berjangka-panjang dimana Vietnam harus menjunjung tinggi kesedaran dan tanggung-jawab untuk menjaga, mengkonservasikan dan mengembangkan kepercayaan ini. Pham Cao Phong, Sekretaris Jenderal Komite Nasional UNESCO Vietnam memberitahukan: “Tercapainya gelar ini hanyalah sebagian saja, tap bagaimana mengkonservasikan dan mengembangkan warisan budaya ini barulah masalah yang penting, khususnya pada latar belakang Vietnam sedang mengalami penggeseran struktur ekonomi, maka harus menggunakan gelar-gelar yang sudah dicapai untuk memberikan sumbangan pada perkembangan semua daerah yang punya warisan maupun untuk seluruh negeri pada umumnya. Komite Nasional UNESCO Vietnam telah berhubungan dengan semua organisasi internasional agar mereka bisa memberikan bantuan teknik dan keuangan kepada Vietnam untuk mengkonservasikan warisan budaya ini. Warisan budaya itu harus dikonservasikan sesuai dengan kriteriumnya di segi ilmu pengetahuan. Dan ketika kita telah mengembangkan warisan itu juga harus mengembangkannya secara berkesinambungan untuk generasi-generasi kemudian hari”.
Aktivitas dalam pesta adat di kuil Raja HUng
(Foto: dangcongsan.vn)
Kabarnya, provinsi Phu Tho sedang meneliti satu strategi konservasi yang berjangka-panjang bagi kepercayaan memuja Raja Hung untuk turut menjaga, mengembangkan dan mengkonservasikan ciri budaya bangsa. Ha Ke San, Wakil Ketua Komite Rakyat provinsi Phu Tho memberitahukan: “Pertama-tama, kami berfokus memperkuat sosialisasi tentang warisan budaya ini agar rakyat seluruh negeri, orang Vietnam di luar negeri dan sahabat-sahabat internasional lebih mengerti tentang satu warisan budaya yang unik dan khusus di Vietnam. Pada tahun mendatang, kami akan menyelenggarakan secara baik upacara Hari Haul Cikal Bakal Raja Hung dan pesta adat Kuil Raja Hung yang dikaitkan dengan menyambut pengakuan terhadap Warisan Kepercayaan memuja raja Hung. Diantaranya, kami akan menciptakan syarat-syarat yang lebih kondusif kepada rakyat untuk ikut serta dalam kepercayaan ini, karena justru merekalah orang yang menjaga dan mewariskannya dari generasi ke generasi”.
Aktivitas dalam pesta adat di kuil Raja Hung
(Foto: dangcongsan.vn)
Warisan akan tidak bisa eksis abadi dengan nilai-nilai aslinya kalau semua nilai itu tidak dihormati, dijaga dan diwariskan dalam hati setiap orang, cara hidup setiap keluarga, setiap kelompok komunitas dan seluruh bangsa Vietnam. Menurut Nguyen Chi Ben, Kepala Institut Kebudayaan dan Kesenian Vietnam, satu hal penting yang tidak bisa dilupakan ialah harus mengembangkan lebih lanjut lagi partisipasi komunitas dalam menjaga dan mengkonservasikan warisan. “Bagi warisan budayan bukan kebendaan yang mewakili umat manusia, UNESCO selalu memperhatikan masalah bagaimana warisan budaya itu dikonservasikan, dikembangan dan diwariskan di kalangan masyarakat. Mereka menuntut agar masyarakat harus menjadi subyek dari warisan budaya bukan kebendaan”.
Aktivitas dalam pesta adat di kuil Raja HUng
(Foto: vietnamplus.vn)
Menurut ibu Le Thi Minh Ly, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Warisan dari Asosiasi Warisan Vietnam, masalah yang perlu mendapat perhatian sekarang ini ialah apa yang harus kita lakukan agar semua nilai kemanusiaan yang baik dari kepercayaan memuja Raja Hung selalu punya daya hidup, daya sebar kedalam perasaan dan semangat rakyat Vietnam. Diantaranya, yang paling penting ialah harus meningkatkan kesedaran berbagai lapisan rakyat, terutama kalangan muda tentang semua nilaiwarisan agar semua orang mendapat pengertian yang mendalam dan memanifestasikan seutuhnya kepercayaan terhadap kredibilitas yang dipilih dan dipuja oleh masyarakat.
Aktivitas dalam pesta adat di kuil Raja Hung
(Foto: aseantraveller.net)
Kebiasaan masyarakat, ritual dan pesta “Kepercayaan memuja Raja Hung di provinsi Phu Tho” merupakan citra tentang identitas dan kesatuan dalam keanekaragaman kebudayaan dari komunitas semua etnis di Vietnam. Untuk mengkonservasikan dan mengembangkan satu warisan budaya yang istimewa dari dunia seperti Kepercayaan memuja Raja Hung, yang mendesak, provinsi Phu Tho akan berfokus mengorganisasi secara baik Pesta Adat kuil Raja Hung tahun 2013. Secara berjangka-panjang, provinsi ini menyusun program aksi dengan banyak aktivitas mempperkenalkan dan menyosialisasikan warisan budaya dunia baru di dalam negeri dan kepada sahabat-sahabat internasional./.