(VOVworld) – Di daerah Tay Nguyen pada hari-hari awal tahun baru, ketika ada suara gong dan bonang yang bergema juga adalah waktu dimana semua dukuh membuka pesta menyambut musim semi. Untuk adanya suara gong dan bonang yang meriah pada pesta musim semi, banyak artisan di daerah Tay Nguyen telah menyediakan tenaga untuk membuka kursus-kursus mewariskan cara menabuh gong dan bonang, memberikan ilham kepada generasi muda untuk mencintai kesenian tradisional bangsa.
Pagelaran gong dan bonang di daerah Tay Nguyen
(Foto: vista.net.vn)
Harus sebulan selamanya setelah Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek (Hari Raya Tet) baru tiba “Pesta budaya-olahraga” yang diadakan oleh kecamatan, tapi para anggota muda dalam tim penabuh bonang dukuh Pu Hue, kecamatan Ea Ktur, kabupaten Chu Quynh, provinsi Dac Lac tetap mengusahakan waktu pada malam hari untuk melakukan latihan. Terus tiba waktunya, mereka hadir di rumah komunitas dukuh untuk berlatih kembali irama-irama bonang yang baru mereka pelajari. Mereka melakukan latihan secara asyik dan sangat sedar sendiri, suara bonang bergema secara meriah dengan melodi kadang-kadang cepat dan kadang-kadang lambat. Anak yang bernama Y Sun E’Ban, satu anggota tim penabuh bonang ini memberitahukan: “Tujuh orang kami baru belajar selama 2 bulan ini saja, tapi semua orang belajar secara sangat cepat. Kalau mendapat undangan, kami akan melakukan pertunjukan, kami sudah 3 kali melakukan pertunjukan, diantaranya ada sekali di kabupaten dan 2 kali lainnya di kecamatan Drai Bhang”.
Mendapat investasi biaya dari kabupaten untuk membuka kursus-kursus, para artisan dan anak-anak di dukuh Pu Hue merasa sangat gembira. Banyak anak telah meminta kepada ayah-ibu untuk belajar cara menabuh bonang dan ikut serta dalam latihan secara permanen. Anak yang bernama I Bi Knul, 13 tahun sedang belajar di klas 6. Rumahnya jauh kira-kira hampir 5 kilometer dari rumah komunitas dukuh, tapi pada malam harinya dia naik sepeda untuk datang ke rumah komunitas guna melakukan latihan bersama dengan anak-anak dalam timnya. Dia mengatakan: “Saya mau belajar cara menabuh bonang dan telah mendapat sokongan dari ayah-ibu. Belajar cara menabuh bonang sangat menyenangkan, suara bonang sangat enak didengar. Bapak Ae Nheo mengajarkan cara menabuh bonang kepada kami. Dia mengajara kami dengan sangat baik”.
Pagelaran gong dan bonang di daerah Tay Nguyen
(Foto: internet)
Artisan yang mewariskan cara menabuh bonang kepada anak-anak di dukuh Pu Hue ialah bapak Y Nguin Knul (yang disebut Ae Nheo). Walaupun sudah berusia hampir 70 tahun, tapi, Ae Nheo tetap hafal semua irama bonang yang dia pelajari sejak masa kecil. Dia menceritakan bahwa pada masa kecil, dia senantiasa mengikuti kakeknya ke semua upacara pemujaan, pemakaman dan pesta di dukuh. Dia sangat menyukai suara bonang yang dimainkan oleh para pendahulu dan ketika mereka beristirahat, dia coba menabuh bonang. Setelah banyak percobaan ini, berangsur-angsur dia mengetahui bagaimana cara menabuh bonang. Dia menyatakan bahwa pada waktu itu, anak-anak belajar sendiri, jadi tidak ada yang mengajar seperti dewasa ini.
Hingga sekarang ini, bapak Ae Nheo telah mengajar 2 tim penabuh bonang muda tentang irama-irama yang sudah beken. Kursus sebelumnya, dia mengajar anak-anak yang berusia dari 15 sampai 16 tahun, sampai kursus ini, dia mengajar anak-anak yang lebih kecil. Ae Nheo menyatakan bahwa dia merasa sangat gembira ketika generasi muda dewasa ini sangat suka belajar dan menerima cara menabuh bonang secara cukup cepat. “Anak-anak ini sangat suka belajar dan juga sangat berusaha belajar. Saya juga berusaha mengajar mereka, sekarang ini, saya sudah lanjut usia, kesehatannya juga tidak kuat lagi, maka saya terus mengajar mereka untuk tidak menghilangkan tradisi yang ditinggalkan oleh nenek moyang”.
Bagi bapak Ae Nheo, mengajar cara menabuh bonang kepada generasi muda selain untuk tujuan pelestarian, tapi juga mengarahkan anak-anak ini ke asal-usul, karena suara bonang dan gong adalah jiwa etnisnya. Mengajar cara menabuh bonang kepada anak-anak juga mengajar mereka untuk bisa mengerti nilai-nilai kemanusiaan yang ditinggalkan oleh nenek moyang dengan kegembiraan dan kesedihan dalam kehidupan. Pada waktu mendatang, anak-anak ini berkesempatan melakukan pertunjukan bonang pada pesta dukuh dan justru mereka adalah orang-orang yang turut menjaga identitas budaya daerah Tay Nguyen, membuat suara bonang bergema lebih jauh./.