(VOVWORLD) - Sebagai tempat yang menyimpan nilai-nilai sejarah, ekologi dan kebudayaan Provinsi Dak Lak pada khususnya dan daerah Tay Nguyen pada umumnya, Museum Dak Lac menyerap kedatangan kira-kira 300.000 pengunjung setiap tahun. Di Museum ini, para artisan etnis minoritas juga melakukan pagelaran secara manual, memperkenalkan berbagai produk kerajinan artistik tradisional etnisnya. Semua aktivitas ini menciptakan lebih lanjut lagi daya tarik terhadap Museum ini, sekaligus memberikan sumbangan yang efektif dalam mengkonservasikan dan mengembangkan kebudayaan tradisional berbagai etnis minoritas di Provinsi Dak Lak pada khususnya dan daerah Tay Nguyen pada umumnya.
Produk keramrik dipamerkan di Museum Dak Lak (Foto: vovworld.vn) |
Walaupun sudah berusia lebih dari 75 tahun, tapi artisan Y Mip Ayun, etnis minoritas E De di dukuh Ko Sier, Kota Buon Ma Thuot, Provinsi Dak Lak masih sangat tangkas ketika membuat dan memainkan sendiri berbagai instrumen musik di Museum Dak Lak. Kedua tangannya cepat memotong tabung-tabung bambu untuk membuat seruling. Ketika para pengunjung ingin mencoba membuat sendiri, dia dengan hangat memberikan bimbingan tentang cara membuat dan cara meniup seruling. Dia berkata bahwa ketika mendapat perhatian dari banyak orang seperti itu adalah sangat berharga, karena sekarang ini, di dukuhnya tidak ada banyak kesempatan untuk memperkenalkan instrumen-instrumen musik seperti ini lagi. “Saya melihat bahwa kalau masih ada orang yang ingin mencari tahu adalah satu kegembiraan besar dan kebahagiaan sungguh-sungguh. Saya sangat mengenangkan para teman saya dulu, tapi sekarang ini, ada orang yang sudah tidak ada lagi, saya terkenang kepada mereka, saya meniup seruling”.
Sebagai seorang artisan penenun kain ikat, saudari H Djuih Eban sangat bangga memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan etnisnya kepada para pengunjung. Pada acara-acara pagelaran kerajinan tangan tradisional, dia tidak hanya mempresentasikan cara menenun kain ikat, tapi juga langsung memberikan penjelasan atas semua pertanyaan pengunjung yang bersangkutan dengan kejuruan ini. Yaitu bahan mentah untuk memproduksi kain ikat dewasa ini, cara mencampur warna motif, waktu menenun satu helai kain ikat untuk menjahit pakaian pada kesempatan pesta atau arti kejuruan menenun kain ikat dalam kehidupan warga etnis E De. Artisan H Djuih Eban memberitahukan: “Kerajinann menenun kain ikat ini adalah kesempatan untuk menyosialisasikan adat istiadat etnis saya kepada para pengunjung dan sebagian lagi ialah saya akan berkesempatan menjaga identitas etnis saya. Melalui itu, ketika datang ke Museum Dak Lak, para pengunjung akan dapat bersama-sama mengalami praktek sendiri dan belajar cara menenun kain ikat dengan motif yang indah”.
Melalui cara pembuatan dan pagelaran yag dilakukan oleh para artisan, para pengunjung akan mengerti secara lebih mendalam alam sekitar dan manusia di daerah ini, sekaligus memperkenalkan dan menyosialisasikan Museum Dak Lak kepada berbagai lapisan rakyat dan pengunjung. Lebih-lebih lagi, masalah mengundang pada artisan dari dukuh-dukuh di provinsi ini untuk melakukan pagelaran kepada para pengunjung bermaksud mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai kebudayaan tradisional, membangkitkan rasa cinta terhadap kejuruan dan kebanggaan tnetang nilai-nilai kebudayaan yang khas dari para warga provinsi ini. Melalui aktivitas-aktivitas pagelaran, para artisan menjadi “jembatan penghubung” antara tradisional dan modern, antara komunitas kebudayaannya dengan massa rakyat. Ini merupakan aktivitas yang praksis, bermaknak dan telah mendapat dukungan dengan reaksi positif dari para pengunjung di Museum ini. Huynh Van Thong, pengunjung dari Kabupaten Chau Thanh, Provinsi Dong Thap (Vietnam Selatan) menilai: “Saya melihat bahwa ini adalah satu desa kerajinan yang berkaitan secara berjangka-panjang dengan warga etnis minoritas. Saya melihat bahwa semua produk ini perlu disosialisasikan dan diperbarui untuk menjadi lebih dekat dan citra warga etnis minoritas di Kota Buon Ma thuot akan menjadi lebih jelas”.
Untuk mempertahankan secara permanen semua aktivitas pagelaran kerajinan tangan tradisional daerah Tay Nguyen dalam syarat para artisan di dukuh-dukuh menjadi sedikit dari tahun ke tahun, biayanya masih terbatas, maka Museum Dak Lak telah berinisiatif mengimbau penyosialisasian dan pembinaan jadwal waktu mengundang artisan untuk melakukan pagelaran pada setiap bulan dan setiap triwulan. Khususnya, pada hari-hari raya dan Hari Raya Tet, Museum Dak Lak memperkuat aktivitas interaksi untuk menciptakan kesempatan kepada para pengunjung untuk bisa mengalami nilai-nilai kebudayaan dan sejarah Vietnam. Museum Dak Lak sedang berangsur-angsur dikenal oleh warga dan wisatawan sebagai satu destinasi kebudayaan yang khas.