Ruang pusaka provinsi Quang Nam yang diperkenalkan dalam Festival kali ini  cukup membuat wisatawan yang mencintai daerah ini melihat ciri-ciri khas, nilai budaya daerah Quang Nam. Satu kota Hoi An, pusaka budaya dunia dengan lebih dari 1.390 situs peninggalan bagaikan satu nada musik lugas yang disambungkan dengan nada musik budaya dunia. Satu daerah My Son yang penuh dengan bekas-bekas luka perang tapi tetap menarik kedatangan wisatawan. Satu pulau Cham, zona cadangan biosfir dunia yang terkenal dengan sistim fauna dan flora yang beranekaragam, khususnya ada jenis burung walet yang langka beserta banyak jenis satwa liar lainnya. Festival kali ini juga merupakan kesempatan untuk memuliakan ruang pusaka budaya Vietnam-ASEAN, temu pertukaran kebudayaan dengan rombongan-rombongan kesenian internasional. Di sela-sela festival kali ini, lomba paduan suara internasional ke-3 telah diadakan di kota Hoi An dengan partisiasi dari 500 seniman-seniwati yang datang dari 9 negara yaitu Australia, Indonesia, Republik Korea, Malaysia, Amerika Serikat, Myanmar, Jerman, Taiwan-Tiongkok dan Vietnam. Dinh Hai, Kepala Dinas Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata provinsi Quang Nam memberitahukan: “Seperti halnya dengan kali sebelumnya, kami membawa paduan suara kepada komunitas dengan sambutan aktif dari semua orang. Bisa dikatakan,  paduan suara adalah satu ragamseni  yang sudahada  sejak lama tidak didengar suara aslinya, karena  paduan suara adalah suara sesungguhnya, tidak harus menggunrkan mikro dan alat audio, tapi mereka bernyanyi dengan  semangat gairah dari seorang yang berbaur pada komunitas. Ragam kesenian ini juga turut meningkatkan pengetahuan tentang musik dan temu pertukaran kebudayaan”.

Lomba  paduan suara internasional ini merupakan pertemuan dari orang-orang yang menggemari  paduan suara, merupakan kesempatan untuk melakukan temu pertukaran tentang musik, melalui itu, memperkuat pengertian tentang kebudayaan bangsa-bangsa, memperkuat persahabatan, solidaritas dan kerjasama internasional. Freddy Lengkong, Pengurus rombongan kesenian Indonesia memberitahukan: “Rombongan kami beranggotakan 35 orang. Mereka adalah para mahasiswa dari berbagai universitas. Kami membawa lagu-lagu Indonesia ke lomba ini. Dalam program ini ada banyak tim, kami ingin bersama dengan negara-negara lain di dunia memberikan sumbangan kepada komunitas. Pesan ini kami kirimkan melalui musik. Kami ingin memperkenalkan kepada dunia bahwa Indonesia mempunyai banyak lagu dari berbagai macam suku bangsa”.

          

Kesan tentang isi dan cara memanifestasikan ialah ruang pusaka budaya Vietnam-ASEAN yang diletakkan di kebun patung An Hoi, kota Hoi An. Di sini, 22 ruang pusaka budaya tipikal Vietnam dan satu ruang bersama untuk negara-negara ASEAN dialokasikan menurut arah Utara-Selatan. Dengan ruang yang terbuka, para penonton bisa mendapat informasi-informasi pokok tentang semua daerah dan pusaka budaya di sepanjang Vietnam dan negara-negara ASEAN. Datang di kota Hoi An bertepatan pada kesempatan berlangsungnnya Festival, ibu Asoki, wisatawan Australia merasa cukup terkejut dan menganggap ini sebagai kesempatan untuk lebih mengerti kota Hoi An: “Sungguh mirakel ketika kami hadir di sini bertepatan pada waktu ini, dapat menonton acara-acara nyanyi-tari, sebenarnya atraktif dan kami sangat menyukai efek siaran yang digunakan di sini. Sebelum datang di sini, kami tidak tahu adanya event ini. Kami memutuskan tinggal di ini beberapa hari lagi untuk ikut serta dalam event ini”.

          

Dalam kerangka Festival Pusaka Quang Nam ke-5 ini juga berlangsung Ffestival kesenian massa rakyat dari semua etnis di Vietnam dengan kehadiran 16 rombongan kesenian. Festival ini turut menganekaragamkan aktivitas pesta dan bermaksud memperkenalkan berbagai macam ragam kesenian khas dari semua daerah di Vietnam seperti lagu rakyat Quan Ho, opera Cai Luong, lagu rakyat provinsi Quang Nam, Hue dan lain-lain kepada rakyat. Semuanya turut menciptakan satu perjalanan pusaka yang mengesankan, khas dan meninggalkan selar yang sulit dilupakan dalam hati wisatawan./.