(VOVWORLD) – Desa Phu Luu di dukuh Dong Ngan, kotamadya Tu Son, propinsi Bac Ninh pernah melakukan usaha dagang sirih dan pinang, satu hasilan khas yang sering digunakan orang Vietnam, mempunyai tradisi pandai melakukan bisnis, tetapi juga merupakan kampung halaman dari banyak cenderikawan dan seniman yang terkenal. Pada masa kini, dalam kecenderungan perkembangan Tanah Air, kampung Phu Luu masih tetap bisa mempertahankan inti sari kebudayaan tradisional dari daerah Kinh Bac.
Kampung Phu Luu, propinsi Bac Ninh
(Foto : VOV)
Dalam memori banyak lansia di desa, Phu Luu membawa gaya seperti satu kota yang ramai dan makmur dengan banyak toko yang berjajar-jajar di dua tepi jalan. Meskipun desa ini terletak di tengah-tengah daerah Dataran Rendah Bac Bo (atau daerah Tonkin), ayunan dari peradaban padi sawah, tetapi berbeda dengan desa-desa persawahan lain, dimana kehidupan warga desa hanya berlangsung di belakang rumpunan pohon bambu saja, maka desa Phu Luu merupakan satu ruang terbuka yang menyerap kedatangan banyak orang untuk melakukan kegiatan dagang di pasar. Warga desa Phu Luu, terutama para wanitanya terkenal dengan langgam pergaulan yang luas, mempunyai hubungan bisnis yang luas, tapi tidak kehilangan sifatnya yang harmonis dan asal-usul dari warga di daerah Vietnam Utara. Bapak Nguyen Dinh Phuc, seorang warga desa Phu Luu memberitahukan: “Warga desa Phu Luu dulu kebanyakan melakukan usaha dagang, hanya beberapa keluarga melakukan usaha pertanian. Oleh karena itu, desa Phu Luu mempunyai adat yang baik yalah membolehkan orang lain menerima anak-anaknya sebagai anak angkat. Perawatan anak biasanya minta bantuan orang lain, sedangkan orang tuanya melakukan usaha dagang di semua penjuru Tanah Air. Pada sesuatu waktu, desa Phu Luu paling banyak mempunyai anak angkat”.
Menurut adat istiadat daerah, para wanita di desa Phu Luu rajin dan melakukan usaha dagang di semua penjuru Tanah Air hanya untuk memikirkan kehidupan keluarga dan menyediakan syarat untuk anak-anak pergi bersekolah. Bertolak dari satu desa dagang yang kaya, berkaitan dengan tradisi belajar baik, maka desa Phu Luu secara berangsur-angsur menjadi daerah yang terkemuka tentang tradisi haus belajar dalam sejarah Vietnam. Banyak marga mempunyai orang-orang yang belajar baik dan mencapai ijazah tinggi, menduduki banyak posisi tinggi dan penting dalam sejarah Tanah Air,
Selama berabad-abad ini, desa Phu Luu masa kini tetap masih merupakan kampung halaman dari banyak ilmuwan, seniman dan seniwati besar yang terkemuka, seperti Pelukis Hoang Tich Chu, Sastrawan Kim Lan, Sastrawan Nguyen Dich Dung, Penyair Hoang Hung; Pembuat film, Semiman Rakyat, Nguyen Dang Bay, Komponis Ho Bac dan Pelukis Thanh Chuong.
Ciri yang paling menonjol dari desa Phu Luu yalah jalan yang dibangun dengan batu hijau. Balai Desa Phu Luu dengan atap lengkung yang terletak di bayangan pohon bodhi tua besar, dianggap sebagai salah satu di antara tiga buah balai desa yang paling indah di Vietnam Utara. Di samping balai desa ini ada pagoda Phap Quang dengan menara lonceng yang dibangun tinggi. Keklasikan yang harmonis dalam keramaian situasi bisnis di desa Phu Luu membuat wisatawan merasa seperti kembali ke masa lampau, tapi mereka juga memahami bahwa desa ini tidak berbeda terbanding dengan jalan-jalan di perkotaan. Bapak Nguyen Trong Vu , seorang warga di desa Phu Luu memberitahukan: “Di desa Phu Luu ada situs-situs peninggalan sejarah tingkat propinsi, tingkat negara yang meliputi balai desa, kuil, pagoda dan wisma budaya. Desa ini mempunyai jumlah penduduk sebanyak 4.000 jiwa, selain kerajinan tradisional, seperti melakukan usaha dagang di seluruh negeri, warga desa Phu Luu juga membuat barang dari kayu, membuat masakan untuk melayani upacara pernikahan. Barisan-barisan toko yang mewah di tepi jalan, semua-nya itu dimiliki para warga desa Phu Luu”.
Kehidupan tidak henti-hentinya mengalami perubahan, ada banyak desa yang menghapuskan pintu lama, sebalik-nya warga desea Phu Luu memulihkan dan menegakkan kembali gerbang desa menurut motip asli dari pendahulunya. Di atas pintu gerbang desa ada kalimat berpasangan: “Nhap huong van tuc” dan “Xuat mon kien tan”, artinya apapun jabatannya, tapi ketika kembali ke desa haruslah menjaga adat-istiadat desa. Sedangkan, kalau keluar dari desa, harus mempunyai langgam yang mantap dalam temu pergaulan dengan teman dan menyambut tamu seperti menyambut sanak keluarga. Ajaran para pendahulu tetap masih dijaga dan disosialisasikan kepada generai-generasi anak cucu desa Phu Luu sampai masa kini.