(VOVWORLD) - Kaum petani di Kecamatan Truong Thanh, Kabupaten Thoi Lai, Kota Can Tho, Vietnam Selatan, telah menerapkan ilmu pengetahuan teknik untuk meningkatkan produktivitas tanaman, ternak dan kualitas produk pertanian, bahan makanan, sehingga memenuhi kebutuhan pasar. Para petani ini juga aktif belajar dan berbagi pengalaman satu sama lain dalam mencapai kesejahteraan. Ini merupakan kepribadian baru yang dimiliki kaum petani Vietnam pada periode integrasi.
Para petani di Kecamatan Truong Thanh aktif belajar dan berbagi pengalaman satu sama lain dalam mencapai kesejahteraan (Foto: VOV) |
Chau Van Tinh, 70 tahun, di Kecamatan Truong Thanh, Kabupaten Thoi Lai, sedang dengan santai minum kopi bersama dengan teman-temannya dan menceritakan kisah tentang partisipasinya di kelas penataran tentang informatika, mendapat bimbingan tentang cara menanam dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknik dalam produksi pohon buah-buahan. Keluarganya mempunyai 8.000 meter persegi lahan tanaman buah-buahan. Dulu, setiap musim panen tiba, dia harus dengan susah payah mencari pasar untuk produknya, jadi harganya tidak stabil. Dalam penanaman, kalau ada pohon yang terkena penyakit, maka dia akan menggunakan obat dan memberi pupuk untuk tanaman kalau perlu. Tetapi, pekerjaan ini tidak mendatangkan produktivitas, bahkan biaya produksi meningkat. Selama beberapa tahun ini, dia belum pernah berpikir tentang pengubahan cara produksi, dari apa yang dia miliki menjadi apa yang menjadi kebutuhan pasar. Akan tetapi, ketika ikut serta dalam kursus penataran tersebut, dia menyedari kalau mau hidup, maka harus mengubah cara berproduksi, harus menguasai kebutuhan pasar dan menanam pohon-pohon yang dibutuhkan pasar. Yang penting ialah harus menerapkan ilmu pengetahuan teknik ke dalam produksi, dari situ meningkatkan produktivitas dan kualitas produk agar mendapat sambutan pasar. Bapak Chau Van Tinh mengatakan:
“Sekarang saya sudah tahu akibat negatif dari penggunaan obat insektisida secara sembarang. Ketika satu produk yang diperiksa, kalau masih ada racun, maka orang tidak akan mau membelinya. Sekarang saya menggunakan pupuk yang tidak beracun, atau pupuk organik”.
Menguasai kebutuhan pasar untuk memajukan produk, itu kata-kata bapak Nguyen Van Nhen, di Kabupaten Thoi Lai. Dia memberitahukan bahwa kursus penataran tersebut telah mengubah cara berproduksi yang dia lakukan selama puluhan tahun ini. Tidak hanya menguasai kebutuhan pasar dan harga, tetapi dia juga memahami perubahan agar produknya mempunyai posisi di pasar dan mendapat sambutan para konsumen. Dari situ, baru menegaskan brand buah-buahannya karena pasar sekarang ini sudah terbuka, menuntut standar yang lebih tinggi, kalau tidak bisa memenuhi kebutuhan, maka sangat sulit untuk bisa bersaing dengan produk-produk impor.
“Saya menerapkan ilmu pengetahuan teknik ke dalam lahan penanaman saya, hal itu memberikan hasil-guna yang tinggi. Saya juga mencaritahu tentang pasar ekspor, teknik, hasil-guna ekonomi, pendapatan serta pasar untuk produk”.
Daerah dataran rendah sungai Mekong memberikan sumbangan sebesar 65% nilai ekspor buah-buahan di seluruh negeri (Foto: VOV) |
Belajar untuk menerapkan ilmu pengetahuan ke dalam produksi. Ketika berhasil, memberikan bimbingan kepada orang lain untuk bersama-sama mencapai kesejahteraan. Bagi petani Trinh Hoang Thoi, hal yang membuat dia harus berpikir-pikir ialah dia ikut serta dalam kursus ini agak lambat. Setelah kursus ini, dia bisa mengunakan komputer, mendapat pengetahuan tentang pasar dan mengetahui bagaimana sambutan pasar dan konsumen terhadap bubah-buahan penghasil-nya, dari situ mengubah cara berproduksi agar tidak harus merasa khawatir tentang harga setiap panen tiba. Dia memberitahukan:
“Belajar untuk tahu cara melakukan pertukaran barang, dan tahu harganya. Lebih-lebih lagi, ketika melakukan pertanian organik, maka nilai produk lebih tinggi terbanding cara produksi biasa. Setelah mendapat pengetahuan untuk saya sendiri, saya berbagi kepada warga”.
Daerah dataran rendah sungai Mekong memberikan sumbangan sebesar 65% nilai ekspor buah-buahan di seluruh negeri, bermacam jenis buah-buahan telah banyak diekspor ke pasar-pasar yang rewel, beberapa jenis buah-buahan dinilai pasar yang lebih enak dari pada negara-negara di kawasan. Kota Can Tho merupakan pusat daerah dataran rendah sungai Mekong, setiap tahun memasarkan kira-kira 100.000 ton buah-buahan. Guna meningkatkan kehidupan dan menegaskan brand buah-buahan, kota ini telah membuka banyak kursus penataran untuk kaum tani guna menguasai teknik dan menerapkannya ke dalam produksi. Kisah para petani seperti bapak Tinh, Nhen atau Thoi di atas tidak hanya tentang pembelajaran dan penerapan teknik baru, tetapi juga merupakan keberbagian pengalaman dalam produksi untuk meningkatkan kualitas produk, memenuhi pasar di dalam negeri dan diekspor. Itulah karakter-karakter yang perlu ada dari seorang petani Vietnam pada periode pembaruan dan integrasi.