(VOVWORLD) -Seperti halnya dengan etnis-etnis yang lain, Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek (atau Hari Raya Tet) merupakan salah satu di antara Hari-Hari Rawya Tet yang terbesar sepanjang tahun dari warga etnis minoritas Muong, di antaranya ada etnis Muong Vang di Kabupaten Lac Son, Provinsi Hoa Binh (Vietnam Utara). Oleh karena itu, pada hari awal tahun baru, mereka juga mempunyai ritual-ritual untuk menyedekahi nenek moyang dengan ciri-ciri yang amat khas.
Talam sạian yang disiapkan warga Muong Vang pada Hari Raya Tet. (Foto: Koran Bao Moi) |
Terhadap warga Muong pada umumnya dan warga Muong Vang pada khususnya, Hari Raya Tet merupakan satu hari yang paling penting dan diselenggarakan secara besar-besaran sepanjang tahun. Pada Hari Raya Tet, semua keluarga membuat satu talam sajian untuk dipersembahkan kepada nenek moyang dan para dewa, talam sajian itu dianggap sebagai talam sajian Hari Raya Tet. Bapak Bui Van Luan, warga dusun Chieng 4, Kecamatan Tan Lap , Kabupaten Lac Son, Provinsi Hoa Binh memberitahukan: “Pada tanggal 27 bulan Duabelas kalender imlek, anak-cucu kembali berkumpul di keluarga, setelah itu membersihkan kuburan para pendahulu, setelah itu mengundang arwah nenek moyang dan para pendahulu ke rumah pada tanggal 30 bulan Duabelas imlek untuk menikmati Hari Raya Tet. Pada tanggal 29 bulan Duabelas imlek, yaitu tanggal 8 menurut kalender warga Muong, mereka mulai menyembelihkan babi, mengolah bermacam-macam masakan. Pada malamnya, membungkusi dan mendidih kue Chung. Pada pukul 3-4 pagi tanggal 30 bulan Duabelas imlek, semua anggota dalam keluarga bangun tidur dan menyiapkan talam sajian yang dipersembahkan kepada nenek moyang dan pendahulu serta memohon arwah supaya memberikan perlindungan kepada anak-cucu dalam melakukan bisnis secara sukses dan mendapat kesejahteraan”.
Setelah menyembelih babi, pekerjaan mengolah bermacam-macam masakan tradisional untuk menyiapkan talam sajian sedekah awal tahun baru diutamakan. Daging babi akan dipotong-potong, tidak perlu dicuci lagi, diltusuk dengan tulus bambu dan digantungkan tinggi secara hati-hati. Ketika tamu datang, hanya melihat pada jumlah daging babi yang digantung itu sudah mengetahui bahwa tahun ini keluarga ini merayarakan Hari Raya Tet secara besar-besaran atau sederhana saja.
Pada tanggal 1 bulan Satu imlek, anak-cucu dalam keluarga bangun tidur sejak pagi-pagi benar untuk menyiapkan talam sajian menyedekahi nenek moyang. Bagi keluarga biasa, biasa-nya disediakan tujuh talam sajian dan obyek yang disedekahi pada Hari Raya Tet dari warga Muong meliputi: talam sajian menyedekahi nenek moyang, talam sajian menyedekahi nenek moyang keluarga pihak istri, talam sajian menyedekahi dewa dapur dan lain-lain. Bapak Bui Van Bien, dukun di Kecamatan Tan Lap, Kabupaten Lac Son, Provinsi Hoa Binh memberitahukan bahwa baik miskin maupun kaya, keluarga pejabat atau warga biasa, dalam upacara sedekah awal tahun tidak ada banyak perbedaan.
Dalam talam sajian awal tahun baru dari warga Muong, juga ada bermacam-macam jenis benda, misalnya kue Chung, minuman keras, nasi ketan, uang tunai, buah pinang, sirih, air minum, kecap ikan, garam dan lain-lain. Khususunya ketika menyiapkan talam sajian sedekah tidak bisa kurang kain ikat, pakaian, kalung perak dan lain-lain. Bapak Bui Thanh Vuon, warga dusun Chieng, Kecamatan Tan Lap, Kabupaten Lac Son, provinsi Hoa Binh memberitahukan: “Talam-talam sajian sedekah masing-masing mempunyai makna yang berbeda-beda. Ada keluarga yang memuja baik pihak keluarga suami maupun pihak keluarga istri. Ada satu perbedaan yalah dalam talam sajian sedekah dewa Tanah, mereka menyiapkan 5 pasang sumpit, ada tempat 7 pasang sumpit dan ada tempat hanya 3 pasang sumpit saja”.
Setelah mengadakan upacara menyedekahi nenek moyang selama kira-kira satu jam dari warga Muong Vang berakhir. Kemudian, anak –cucu mulai menikmati talam sajian sedekah itu. Semua anggota dalam keluarga dan sanak keluarga menikmati jamuan makan awal tahun baru, bersama-sama mengajak minum miras dan menyampaikan ucapan selamat tahun baru yang sebaik-baiknya.