(VOVworld) - Seni wayang golek air merupakan satu ragam budaya khas di daerah dataran rendah sungai Merah yang berkait dengan peradaban padi sawah dari bangsa Vietnam. Desa Bo Duong, kecamatan Hong Phong, kabupaten Ninh Giang, provinsi Hai Duong (Vietnam Utara) merupakan salah satu diantara tempat-tempat yang berhasil melestarikan ragam seni rakyat ini.
Tempat panggung air untuk acara pertunjukn wayang golek air kecamatan Hong Phong
(Foto: vhttdlhd.vn)
Menurut orang-orang yang usianya paling tinggi di desa Bo Duong, wayang golek air sudah ada sejak lama dan sulit diduga saat-nya yang akurat. Namun, melalui penanggalan pembangunan balai desa bersama dengan ukiran-ukiran di balai desa Bo Duong seperti si cantrik,tarian bidadari, si cantrik mengurut-urut jenggot naga, pegulat, tupai naik pohon dan lain-lain….maka bisa diduga bahwa wayang golek air di desa Bo Duong lahir sebelum abad ke-XVII. Di depan pintu gerbang balai desa di daerah ini ada sebuah kolam kecil yang merupakan tempat untuk mempertunjukkan wayang golek air. Orang-orang yang membuat golek-golek dengan cukup perasaan-perasaan justru adalah para tukang kayu di desa Bo Duong. Bapak Pham Van Tong, Kepala Ansambel Wayang Golek Air Kecamatan Hong Phong memberitahukan bahwa Setelah perjalanan waktu yang terputus karena perang dan syarat ekonomi yang sulit, sampai tahun 1989, ansambel wayang golek air Hong Phong baru direvitalisasi kembali. Dia mengatakan: “Setelah mengalami pasang-naiknya sejarah, ansambel wayang golek air dibentuk, kemudian dibubarkan karena perang. Namun, setelah kira-kira 30 tahun, para warga di daerah ini memulihkan ansambel wayang golek air. Pada saat baru pulih, infrastruktur sangat sulit. Biayanya kurang, tapi karena mendapat dukungan dan bantuan dari Komite Rakyat Kecamatan Hong Phong dan para donor, dari situ para orang ansambel wayang golek air menyediakan hari kerja untuk membuat golek-golek, bersamaan itu mereproduksi dongeng-dongeng lama dari nenek moyang”.
Selama beberapa tahun ini, ansambel wayang golek air kecamatan Hong Phong mendapat investasi berupa peralatan dan pembangunan panggung wayang golek dari provinsi Hai Duong dan Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Kebudayaan Vietnam. Kantor Kerjasama Internasional Jepang (JICA) menghadiahkan satu Rumah Peringatan untuk memamerkan golek-golek air dengan keinginan memperkuat perkembangan pariwisata di daerah. Bapak Pham Van Tong memberitahukan: “Pada permulaannya, ansambel wayang golek air Hong Phong punya lebih dari 30 orang, yang paling tua ialah 75 tahun. Selama bertahun-tahun ini, ansambel wayang golek air ini berkembang secara kuat dan mendapat perhatian dan bantuan dari beberapa organisasi dalam dan luar negeri”.
Hal yang khas wayang golek air Hong Phong ialah cara memainkan golek. Pada saat banyak ansambel wayang golek air lain memainkan golek-golek dengan sistim tonggak atau kombinasi antara tonggak dengan tali, maka para seniman di kecamatan Hong Phong memainkannya sama sekali dengan tali-temali. Kerumitan dan kiatnya ialah cara mengatur tali-temali itu supaya bisa mengendalikan golek dengan gerak-gerak yang rumit, hidup-hidup dan bisa lari sangat jauh. Bapak Nguyen VanTruong, Wakil Kepala Ansambel Wayang Golek Air kecamatan Hong Phong memberitahukan: “Kami merasa sangat bangga karena kami bukanlah para seniman profesional, tetapi kami dapat melakukan hal-hal yang tampaknya tidak bisa. Pada pagi hari, kami pergi ke ladang, kakinya masih penuh berlumpur, tapi pada siang dan sore hari kami menjadi seniman wayang golek air, melakukan pertunjukan untuk para turis. Mereka ketika datang ke sini sangat menyukai hal ini”.
Pada tahun 1994, pada Festival Wayang Golek Air Nasional yang berlangsung di kota Hanoi, Ansambel Wayang Golek Air kecamaan Hong Phong telah memperoleh Medali Emas dengan dongeng “Suara Gendang Ha Hong Chau”. Melanjutkan sukses, para seniman petani di kecamatan Hong Phong membawa ragam budaya ini khas ini kepada Festival Hue-2014 dan berpartisipasi pada banyak peristiwa kebudayaan di seluruh negeri. Sekarang, Ansambel Wayang Golek kecamatan Hong Phong melakukan pertunjukan dari 25-30 kali per bulan untuk mengabdi para turis domestik dan mancanegara. Bapak Vu Van Doan, 79 tahun anggota Ansambel Wayang Golek kecamatan Hong Phong memberitahukan: “Sampai sekarang kami telah berhasil merekonstruksi semua dongeng, mempertahankan dan mengembangkan lagi banyak dongeng baru. Kami melakukan pertunjukan sangat bersemangat tanpa memperdulikan waktu. Kami tanpa memperdulikan uang dan lupa makan-minum. Kami ingin melestarikan inti sari warisan para pendahulu. Kami fikir bahwa di banyak daerah lain, tidak ada ragam seni ini, tapi daerah kami dulu sudah ada, maka harus melestarikan dan merekonstruksi ragam seni tradisional dari para pendahulu”.
Ketika datang mengunjungi kecamatan Hong Phong, para turis domestik dan mancanegara akan berpeluang berbaur pada suasana yang ramai dengan acara pertunjukan wayang golek air tradisional seperti “menancapkan bendera pesta”, “Bidadari mempersilakan sirih, “Gulat”, “Tari ular”, “Aduan kerbau” dan sebagainya… Sekarang, selain melakukan pertunjukan untuk melayani para turis, para lansia di kecamatan Hong Phong telah dan sedang mengorganisasi kursus-kursus pelajaran wayang golek air kepada generasi muda di daerah ini untuk melestarikan inti sari ragam seni ini.