(VOVWORLD) - Kuil Tra Co, di Kecamatan kota Tra Co, Kota Mong Cai, Provinsi Quang Ninh sudah sejak lama laksana satu tonggak yang menegaskan kedaulatan budaya, berdiri tegak di garis perbatasan Tanah Air. Datang sesuai dengan janji, pada tanggal satu bulan enam kalender imlek saban tahun, warga daerah pantai di paling ujung sebelah utara Tanah Air datang berduyun-duyun menghadiri pesta di kuil tersebut.
Pesta Kuil Desa Tra Co (Foto: Vu Mien / VOV) |
Kuil Tra Co dengan arsitektur asli Viet Nam yang sudah berumur 600 tahun menjadi sumber ilham bagi komponis Nguyen Cuong untuk mencipta lagu terkenal: “Atap kuil dan desa pantai”. Kuil ini dibangun pada zaman pasca dinasti Le (1442-789) dan memuju 6 dewa desa yang berjasa mendirikan Kecamatan Tra Co lama. Di samping nilai-nilai kesenian yang istimewa, Kuil Tra Co juga menyimpan benda-benda yang bernilai dan 12 surat perintah pengangkatan dari raja-raja dinasti Nguyen untuk diberikan kepada para dewa yang mendapat sedekah di kuil ini.
Warga Tra Co sekarang masih tetap menularkan dari mulut ke mulut kata-kata: “Orang Tra Co, leluhurnya di Do Son” untuk mengingatkan asal-usulnya. Meski mata sudah kabu dan kakinya lemah”, tetapi ketika membunyi genderang pesta kuil Desa Tra Co bergema, kaum wreda bersama dengan anak-cucunya datang ke kuil untuk membakar dupa mengenangkan dan menyatakan terima kasih kepada para pendahulu.
Pesta Kuil Tra Co berlangsung dari tanggal 29 bulan lima sampai tanggal 3 bulan enam kalender imlek. Kuil Desa Tra Co bergelora dengan lomba “Ong Voi” (artinya Sang Ikan Paus) pada tanggal 30 bulan lima kalender imlek. Yaitu lomba antara 12 ekor babi yang dirawat dan dipelihara oleh 12 peternak babi sebagai binatang suci yang disebut secara hormat oleh semua orang sebagai “Ong Voi”. Peternak babi haruslah orang yang berusia setengah baya, sehat dan tahu melakukan usaha, bermoral dan hidup sehat, keluarganya rukun, tidak kematian sanak keluarga. Setelah upacara memberi sedekah kepada leluhur, para peternak babi membawa para “Ong Voi” mengaturnya menjadi dua baris di halaman kuil untuk menghormati Dewa. Setelah upacara menghormati Dewa, Panitia Penyelenggara lomba ini akan menetapkan babi mana yang berbadan paling panjang, lehernya paling besar dan paling indah akan mendapatkan hadiah dan disembelih untuk dipersembahkan kepada dewa. Bapak Nguyen Tuan Tai, yang memperoleh hadiah pertama pada lomba “Ong Voi” tahun 2018 memberitahukan: “Rezim makan dari “Ong Voi” harus enak, pakan yang bersih, tidak makan berlebihan dan tidak makan makanan yang sudah busuk. Sampai sekarang sudah menang, saya mendapat kehormatan, sudah tidak pontang panting lagi, Kalau pontang panting pun harus menerimanya karena ini adalah pekerjaan untuk desa”.
(Foto: Vu Mien / VOV)
|
Pada hari-hari berlangsungnya pesata, sering diadakan beberapa permainan seperti merampas bendera, tarik-menarik tali, naik egrang, lomba menanak nasi dan banyak permainan rakyat yang lain.
Bapak Nguyen Dinh Cu, warga Kota Mong Cai dan Ibu Dinh Thi Phuong, wisatawan asal Kota Hai Phong yang menghadiri Pesta Kuil Tra Co memberitahukan: “Ini merupakan tradisi yang sudah ada sejak lama, oleh karena ini generasi dewasa ini harus terus melestarikannya dan semua orang harus melestarikan dan mengembangkan pusaka budaya ini”.
“Pesta tahun ini sangat gembira dan tertib. Semua “Ong Voi” besar, indah dan lebih bersih terbanding tahun lau. Ada banyak rombongan dan wisatawan mancanegara datang membuat film dan potret”.
Bapak Nguyen Van Phuoc, Ketua Komite Rakyat Kecamatan Kota Tra Co, Kota Mong Cai memberitahukan bahwa bersama dengan ujung Sa Vi, pantai Tra Co , Pagoda Nam Tho dan ujung Ngoc, Kuil Tra Co telah menjadi destinasi yang menarik bagi ribuan wisatawan yang jauh dan dekat. Dia memberitahukan: “Pemerintahan daerah bersama dengan pemerintah kota akan mengkonservasikan dan mengembangkan nilai situs peninggalan sejarah ini bersamaan itu memugarnya agar tempat ini menjadi destinasi wisata yang menarik di daerah perbatasan Tanah Air”.
Kalau datang menghadiri Pesta Kuil Tra Co, mengunjungi kuil desa pantai, setiap orang Viet Nam tampaknya hidup kembali di ruang pesta-pesta tradisional dengan adat-adat yang khas dari peradaban padi sawah sungai Hong. Perkembangan yang drastis dari bumi dan orang Tra Co bersama dengan nilai-nilai kebudayaan yang tidak bisa diingkari merupakan bukti yang paling jelas tentang keabadian dan tumbuh mendewasanya Tanah Air.