(VOVworld) – Terletak kira-kira 70 Kilometer di sebelah Timur dari ibukota Hanoi, Con Son dan Kiep Bac adalah dua cagar sejarah dan lanskap nasional di kabupaten Chi Linh provinsi Hai Duong, Vietnam Utara. Dalam sejarah, tempat ini adalah daerah bumi yang pernah menandai kemenangan cemerlang dalam menentang agresor asing. Con Son dan Kiep Bac juga adalah daerah gunung-gemunung yang legendaris terkait dengan nama dan usaha banyak pahlawan serta budayawan dalam sejarah bangsa Vietnam.
Dewasa ini, setiap kali bicara tentang Chi Linh, provinsi Hai Duong, daerah yang terletak di sebelah Timur ibukota kuno Thang Long yang sekarang adalah ibukota Hanoi, orang berfikir tentang satu daerah bumi suci yang melahirkan orang - orang penting dengan nama Con Son dan Kiep Bac. Ini adalah dua cagar sejarah tipikal yang dikaitkan dengan banyak adinama dalam sejarah seperi Hung Dao Dai Vuong Tran Quoc Tuan, hulubalang yang mumpuni pada zaman Dinasti Tran atau pahlawan bangsa, sekaligus budayawan Nguyen Trai pada zaman Dinasti Le dan guru yang terkenal dalam sejarah Chu Van An. Sungguh jarang ada tempat di Vietnam yang menghimpun dan mengkristalisasi banyak segi yaitu sejarah, kebudayaan dan agama serta lanskap yang indah seperti tempat ini. Kompleks cagar sejarah dan lanskap yang indah Con Son dan Kiep Bac terletak di tengah-tengah daerah hutan dan pegunungan dengan empat binatang suci yang berbentuk barongsai, naga, kura-kura dan burung funiks dan di tengah-tengah kompleks cagar sejarah ini juga ada danau, sehingga menciptakan pemandangan yang indah dan romantis dengan aksentuasinya ialah Pagoda Con Son dan Kuil Kiep Bac. Pagoda Con Son dengan nama Thien Tu Phuc Tu (artinya Pagoda yang mendapat kemujuran dari Tuhan) dibangun pada zaman Dinasti Tran (abad ke-13) dan dipugar dan diperluas pada zaman Dinasti Le (abad ke-14). Nama Con Son juga dianggap sebagai tempat asal usul aliran Meditasi Truc Lam - satu mazhab agama Buddha dari orang Vietnam sendiri, Raja Buddhis Tran Nhan Tong - Raja ke-3 dari Dinasti Tran adalah pendiri pertama yang menegakkan aliran ini.
Menurut bahan-bahan sejarah, para pendiri pertama dari aliran Meditasi Truc Lam ialah Raja Buddhis Tran Nhan Tong, pendeta Phap Loa dan pendeta Huyen Quang yang pernah masuk biara dan memberikan ajaran agama Buddha di sini. Oleh karena itu, di Pagoda Con Son, ada 3 patung yang adalah patung dari tiga pendiri pertama aliran Truc Lam yang sekarang para umat Buddhis di seluruh penjuru Tanah Air yang memandangi, menghormati dan mengagumi mereka. Con Son juga dikaitkan dengan nama Nguyen Trai seorang budayawan yang berkaliber internasional.Nguyen Trai adalah orang yang berjasa besar dalam pemberontakan Lam Son, mengalahkan pasukan agresor Ming, membantu Raja mendirikan negeri dan memikirkan kehidupan yang aman dan tenteram untuk rakyat yang luas pada abad ke-15. Bapak Tang Ba Hoanh, dari Perhimpunan Ilmu dan Sejarah provinsi Hai Duong memberitahukan bahwa, "Orang biasanya mengatakan: Nguyen Trai dengan Con Son adalah satu. Ada Con Son, baru ada Nguyen Trai karena tempat ini menghimpun 3 agama: Buddha - Konfusius - Taoisme dan Nguyen Trai adalah orang yang ahli tentang ajaran Konfusius. Dia mempunyai rasa cinta manusia dan menyelamatkan makhluk. Itu adalah fikiran agama Buddha dan sifat rajin dan bersih dari ajaran Konfusius. Oleh karena itu Nguyen Trai merupakan kristalisasi dari kebudayaan Buddha-Konfusius-Taoisme yang telah menciptakan orang besar".
Berjalan-jalan di tengah-tengah hutan rimba belantara dan mendengar suara gemericiknya air sungai, tempat dimana ada Kuil Nguyen Trai, gua Thanh Hu dll... orang memandangi lanskap seperti tampak melihat bayangan pahlawan Nguyen Trai pada 600 tahun lalu. Di sini, masih ada tulisan tangan dari seorang ahli fikir, budayawan dan seorang patriotik yang menyerap intisari jiwa dan semangat bangsa dalam menghadapi agresor yaitu mengggunakan keadilan besar untuk mengalahkan kebiadaban dan menggunakan kebajikan untuk mengganti kejahatan.
Terletak kira-kira 5 kilometer dari Con Son, kompleks cagar sejarah Kiep Bac adalah daerah berhimpunnya 6 sungai. Kuil Kiep Bac untuk memuji Hung Dao Vuong Tran Quoc Tuan terletak di posisi bumi dimana naga menggeliat dan harimau merundukkan kepala. Pada zaman Dinasti Tran, di tempat ini ada dermaga Binh Than - satu posisi yang bersifat strategis, menegakkan kemenangan - kemenangan. Alih strategi militer Hung Dao Dai Vuong Tran Quoc Tuan, hulubalang terkenal Bangsa Vietnam telah tiga kali mengalahkan pasukan agresor Yuan Monggolia yang kuat. Bapak Nguyen Khac Minh dari Badan Manajemen cagar sejarah Con Son dan Kiep Bac mengatakan bahwa, "Baik ketika masih hidup, maupun ketika sudah meninggal dunia, citra Hung Dao Dai Vuong Tran Quoc Tuan masih memainkan peranan penting dalam sejarah dan kebudayaan Vietnam. Setelah lebih dari 700 tahun meninggal, kehadiran Beliau di Kuil Kiep Bac dan banyak tempat di seluruh Vietnam masih utuh nilainya. Hung Dao Dai Vuong Tran Quoc Tuan menjadi hulubalang yang pandai".
Dalam saat-saat perang perlawanan menentang Imperialis Amerika Serikat dan menyelamatakan Tanah Air yang dijalankan rakyat Vietnam memasuki periode paling sengit, pada 15 Februari 1965, Presiden Ho Chi Minh mengunjungi cagar sejarah Con Son dan Kiep Bac seperti mencari kembali asal usul telah menegaskan akan melanjutkan usaha yang dilakukan para pendahulu, bertekat membawa usaha pembebasan bangsa menuju ke kemenangan. Mengalami berbagai periode sejarah, Cagar sejarah Con Son dan Kiep Bac tidak hanya menjadi lanskap yang indah- tempat yang menegakkan selar sejarah, melainkan juga menjadi tempat dimana rakyat Vietnam berfikir tentang semangat keadilan besar, kebanggaan dan semangat harga diri bangsa./.