(VOVWORLD) - Jika Kuil Sastra Xich Dang dianggap sebagai simbol bagi kota madya Hien, provinsi Hung Yen, maka Pagoda Chuong, di desa Nhan Duc, kecamatan Hien Nam, justru adalah “Kota madya-Berlanskap yang paling indah”. Di pagoda ini, tetap dilestarikan bekas-bekas bumi kota madya Hien masa dulu dengan benda-benda sejarah yang bernilai.
Sisi depan Pagoda Chuong. (Foto:vov)
|
Pagoda Chuong adalah salah satu di antara lanskap-lanskap kuno dalam kompleks situs peninggalan sejarah tingkat negara yang istimewa di kotamadya Hien, provinsi Hung Yen. Orang-orang yang berusia lanjut di daerah setempat mewariskan bahwa Pagoda Chuong mulai dibangun pada zaman Dinasti Le abad XV.
Buku-buku sejarah mencatat bahwa Pagoda Chuong dua kali pernah dipugar pada tahun 1702 dan tahun 1711. Saudari Nguyen Thi Lien, pemandu wisata memberitahukan bahwa Pagoda Chuong juga menggunakan nama Kim Chung Tu (Pagoda Chuong Emas) karena pagoda ini berkaitan dengan satu legenda masa dulu. Dia mengatakan: “Konon, pada tahun ada banjir besar, arus air menghanyutkan satu rakit kayu, ada satu lonceng yang tampak sangat indah. Rakit kayu ini melewati banyak daerah, tapi tanpa berhenti. Pada sesuatu hari, rakit kayu ini singgah di desa Nhan Duc. Penduduk dari semua penjuru datang berduyun-duyun membawa pulang lonceng, tapi lonceng ini tidak bergerak. Hal yang khusus ialah baru orang berusia lansia di pagoda bisa membawa lonceng ini ke pagoda. Semua orang merasa gembira dan beranggapan bahwa Langit dan Sang Buddha telah memberikan lonceng emas dan bersama-sama menyumbangkan tenaga dan harta untuk membuat menara lonceng. Ketika lonceng ini bergema, maka suaranya bergema sampai puluhan ribu mil”.
|
Kompleks arsitektur pagoda Chuong punya kombinasi yang sangat harmonis menurut tipe sambung-menyambung. Sisi depan menghadap ke Selatan. Segi kuno, motif-motif dan arsitektur pada zaman Dinasti pasca Le dicetak secara sangat jelas di pintu gerbang dan atap pintu Tam Quan (pintu masuk dengan tiga pintu gerbang). Pintu ini punya arsitektur seperti tumpukan bilah korek api yaitu tiga lantai 12 atap yang tampak megah dan harmonis. Kotak-kotak yang berbentuk lampu ditempeli dengan bentuk empat maskot yang keramat (Naga, Qilin, Kura-Kura dan Phoenix) serta bentuk anjing yang berdiri berhadap-hadapan dan atap berbentuk kelewang yang mencuat ke atas memanifestasikan kesucian di tempat Sangha Buddha. Melewati pintu Tam Quan sampai ke tiga ruas jembatan batu kuno yang menyeberangi kolam Mat Rong (Mata Naga). Pemandu wiata Nguyen Thi Lien memberitahukan: “Ini merupakan jembatan batu kuno dan paling langka di kota madya Hien, provinsi Hung Yen. Jembatan ini dibangun pada tahun 1702 yang menyeberangi kolam Mat Rong. Kolam ini juga diletakkan menurut filsafat Sangha Buddha yaitu Timur dan Selatan. Timur menjadi simbol bagi kebaikan hati dan Barat menjadi simbol bagi kejahatan. Di ujung jembatan ini diletakkan empat anjing batu yang sudah ada pada zaman Dinasti pasca Le”.
halaman yang diplester dengan batu bata Bat Trang. (Foto: vov) |
Melewati jembatan sampai ke halaman yang diplester dengan batu bata Bat Trang. Di tengah-tengah halaman ini, ada jalan batu hijau yang menuju ke ruang pokok dan tempat pemujaan masih mempertahankan bokor dupa batu kuno yang paling bernilai dan langka di provinsi Hung Yen yang sudah ada pada tahun 1702 dan diukir dengan motif-motif kuno. Bokor dupa ini juga disebut sebagai Thach Tru yaitu poros angkasa luar yang menyambungkan langit dan bumi untuk menyampaikan aspirasi manusia terhadap Sang Pencipta.
Delapan patung Kim Cuong yaitu para dewa mengurus tempat sangha Buddha. (Foto: vovo) |
Delapan belas patung Arahat berada di bermacam-macam posisi, wajah yang berbeda. (Foto: vov) |
Hal yang khas di pagoda kuno ini yang tidak bisa dilepaskan oleh para wisatawan dari semua penjuru Tanah Air ialah sistim patung Buddha yang unik diatur secara simetris di dua koridor pagoda. Selain itu juga ada sistim patung Thien Vuong yaitu para dewa mengurus empat arah; 8 patung Kim Cuong yaitu para dewa mengurus tempat sangha Buddha dan 18 patung Arahat berada di bermacam-macam posisi, wajah yang berbeda memanifestasikan bahwa para Arahat ingin mencari jalan menyelamatkan makhluk hidup. Di antaranya, 18 patung Arahat yang dibuat dari tanah lembut di pagoda Chuong adalah salah satu di antara patung-patung yang paling indah di Vietnam dan diukir pada abad XVI. Dan salah satu di antara benda-benda yang paling berharga masih disimpan di pagoda ini ialah prasasti batu di koridor di sisi kanan pagoda. Pamandu wisata Nguyen Thi Lien memberitahukan: “Di pagoda ini, ada prasasti batu. Ini merupakan prasasti batu kuno yang bernilai dan ditegakkan pada tahun 1711. Prasasti ini punya muka, muka di depan diukir sajak yang isinya memuji pemandangan indah Pagoda Chuong. Sedangkan sisi di belakang prasasti kata-kata «Nhan Duc Xa Co Tich Truyen» (artinya warisan cerita di Desa Nhan Duc) yang mencerminkan perdagangan yang ramai di kota madya Hien masa dulu. Pedagang asing yang datang ke sini paling banyak”.
Pada tanggal 1 bulan satu dan hari purnama setiap bulan kalender imlek atau upacara Waisak saban tahun, Pagoda Chuong menyerap kedatangan para warga di daerah ini dan wisatawan semua penjuru Tanah Air untuk memandanginya. Ketika menghadiri upacara Buddhism, dan menikmati pemandangan Pagoda Chuong yang tenang tenteram, setiap orang tampak melepaskan masalah-masalah hidup dan mengusahakan ketenteraman di hati. Bapak Dinh Tran Nam, warga kota madya Hien, provinsi Hung Yen memberitahukan: “Ini merupakan satu situs peninggalan sejarah sekaligus merupakan penghormatan bagi kami. Mudah-mudahan, anak-cucu kami dan semua orang bisa melestarikan situs peninggalan sejarah ini”.
Dengan sejarah yang lama, arsitekturnya indah dan sistim patung kuno yang unik ini, Pagoda Chuong merupakan obyektwisata dan tempat wisata spiritualitas yang menarik bagi para wisatawan yang tidak bisa dilewatkan ketika datang ke provinsi Hung Yen.