(VOVworld) - Terletak kira-kira 300 Km dari ibukota Hanoi di arah Barat Laut, kota Son La, selama beberapa tahun ini telah dipilih menjadi destinasi dalam tahun itu untuk para turis. Son La merupakan daerah berhimpunnya banyak etnis sesaudara, punya pesta-pesta yang khas, situs peninggalan sejarah dan pemandangan alam yang eksotis. Ketika datang ke Son La pada musim semi, para turis bisa mengunjungi beberapa situs peninggalan sejarah seperti rumah penjara Son La, Museum Son La, Proyek Hydrolistrik Son La, atau bisa menenggelamkan diri di tengah air mineral panas di dukuh Mong di samping hutan-hutan bunga Ban, bunga persik, bunga plum yang bermekaran yang akan membuat para turis dapat berbaur pada hutan bunga yang berwarna-warni.
Satu sudut rumah penjara Son La kalau dilihat dari atas
Kamar tahanan khusus - tempat menahan pejuang komunis To Hieu
Pohon persik yang ditanam oleh pejuang komunis To Hieu
Son La sekarang masih menyimpan lebih dari 100 situs peninggalan sejarah, kebudayaan dan situs arkheologi. Ketika datang ke kota Son La, kompleks situs peninggalan sejarah rumah penjara Son La dan museum merupakan destinasi-destinasi pertama yang ingin dikujungi oleh para turis. Rumah penjara yang diklasifikasi sebagai situs peninggalan sejarah nasional yang pertama pada tahun 1962 berlokasi di bukit Khau Ca. Rumah penjara Son La telah dibangun secara cukup kokoh oleh kaum kolonialis Perancis pada tahun 1908 di areal seluas 500 meter persegi. Rumah penjara ini dibuat dari batu dan batu bata, atapnya seng, tanpa ada langit-langit, tempat tidur untuk para tahanan juga dibuat dari batu, permukaan-nya dibuat dari semen, pinggirannya dikaitkan dengan borgol kaki sepanjang panjangnya tempat tidur. Meski dtahan dan disiks secara kejam oleh kolonialis Perancis, tapi para pejuang komunis Vietnam telah mengubah rumah penjara imperialis menjadi sekolahan revolusioner, merupakan tempat pembenihan bibit-bibit merah agar gerakan revolusi di daerah Tay Bac (daerah Barat Laut-Vietnam Utara) berbunga dan berbuah di kemudian hari. Rumah penjara Son La menyambut kedatangan ratusan ribu turis yang berwisata, melakukan penelitian dan belajar untuk mengalami pengalaman-pengalaman dan mengenangkan kembali perang yang sudah berlangsung selama satu abad lebih lalu.
Lukisan tentang kehidupan para tahana politik pada masa dulu.
Museum Son La berada dalam kompleks situs peninggalan sejarah yang terdiri dari rumah penjara Son La dan Museum Son La. Museum ini merupakan tempat terhimpunnya aspek-aspek budaya khas dari 12 etnis sesaudara dengan ribuan bekas pada zaman prasejarah dan awal sejarah yang ditemukan di daerah ini. Khususnya, di museum ini, juga disimpan satu kumpulan buku dengan aksara Thai dan o Dao dengan 1000 buku berbagai jenis seperti epos, sajak panjang, cerita sajak rakyat. Saudari Nguyen Hai Duong, pemandu wisata Museum Son La memberitahukan: “Ini merupakan ruang yang memamerkan benda-benda dari 12 etnis sesaudara di provinsi Son La. Daerah ini merupakan satu provinsi pegunungan di sebelah Barat Laut Vietnam Utara dengan areal yang luasnya 14 200 Km2 dan 12 etnis sesaudara, diantaranya etnis Thai menduduki 55 persen, kemudia menyusul etnis Kinh dan etnis Mong dan lain-lain. Ini merupakan buku-buku Thai dengan aksara kuno. Orang Thai membuat kertas dari pohon Gio dan bambu muda sudah sejak lama. Buku mereka dibagi menjadi tiga jenis yaitu sastra, agama dan sejarah ”.
Pabrik Hydrolistrik Son La dengan kapasitas terbesar di Asia Tenggara
Pabrik hydrolistrik Son La - proyek hydrolistrik terbesar di Asia Tenggara tidak hanya menyumbankan lebih dari 10 miliar KW listrik per tahun kepada Tanah Air, melainkan juga merupakan destinasi interesan bagi banyak turis yang setiap kali datang ke Son La. Dari kota Son La ke kecamatan It Ong, kabupaten Muong La para turis menempuhi jalan yang dua tepiannya ialah hutan-hutan yang besar dengan memakan waktu satu jam lebih. Di daerah ini, par turis merasa heran akan satu warna hijau yang tak habis-habisnya dari pemandangan danau hydrolistrik Son La. Tidak tenteram dan diam-diam seperti danau Dai Lai di provinsi Vinh Phuc atau danau Ba Be di provinsi Bac Can dan juga tidak sama seperti danau Xuan Huong di kota Da Lat, dana hydrolistrik Son La mengharukan jiwa para turis karena permukaan airnya yang luas di tengah-tengah alam dan bumi membuat keindahan yang masih liar dan gelombang-gelombang ombak yang menepuk-nepuk tepian waduk yang tingginya ratusan meter. Saudari Hoang Lan turis asal provinsi Bac Giang memberitahukan: “Ini untuk pertama kalinya saya bisa mengunjungi danau hydrolistrik ini. Bagi saya, ia laksana satu danau besar di dalam lembah, pemandangan-nya masih liar. Setelah sehari mengunjunginya, saya melihat bahwa warna pemandangan alam berubah terus-menerus, saya melihat keindahan dan kemegahan pemandangan alam di daerah ini. Saya sungguh-sungguh merasa berat hati ketika harus berpisah dengan rakyat di daerah ini dan berharap akan berkesempatan akan datang kembali untuk lebih mencari-tahu lagi tentang kehidupan rakyat”.
Satu destinasi lagi yang tidak bisa dilepaskan oleh para turis ialah dukuh Mong, kecamatan Hua La, yang terletak kira-kira 6 Km dari kota Son La Barat Daya punya pemandangan alam yang megah dengan genung-gemunung yang tersembul-sembul dan berliku-liku laksana tubuh naga. Nguyen Hong Thang, Direktor Perusahaan Perjalanan di kota Hanoi memberitahukan:” Ketika datang ke dukuh Mong, para turis bisa mandi di tengah-tengah air mineral panas, menginap dan menikmati makanan orang Thai. Di daerah ini, orang Thai melakukan bisnis sendiri menurut tipe keluarga. Air mineral bisa digunakan untuk berobat atau untuk minum”.
Ketika mengunjungi daerah ini, para turis bisa bebas menenggelamkan diri di anak sungai air mineral alami. Mereka bisa memilih satu kamar mandi yang cocok, menikmati rasa santai air mineral yang dimanjakan oleh alam. Kemudian, masuk ke rumah panggung, menikmati makanan-makanan orang Thai seperti nasi yang aroma harum, daging kerbau yang diasapkan di atas dapur, minum miras untuk kemudian, pemilik rumah dan turis bersama-sama berbaur dan bernyanyi dan menari dengan tarian Xoe tradisional.