(VOVWORLD) - Kompleks situs peninggalan sejarah Kota kuno Hue terletak di sepanjang dua tepi sungai Huong, di Kota Hue dan beberapa daerah peluaran Provinsi Thua Thien-Hue. Ini merupakan pusat kebudayaan, politik dan ekonomi dari provinsi ini, merupakan kota kuno dari Vietnam di zaman Dinasti Nguyen dari 1802 sampai 1945. Dengan nilai-nilainya yang bersifat global, kompleks situs peninggalan sejarah Kota kuno Hue menjadi pusaka budaya pertama di Vietnam yang diakui oleh UNESCO sebagai Pusaka Budaya Dunia pada tahun 1993.
|
Pada tahun 1306, setelah pernikahan antara Putri Raja Huyen Tran (pada zaman Dinasti Tran) dengan Raja Cham yaitu Che Man, daerah bumi Chau O dan Chau Ly (yang terdiri dari dua Provinsi Quang Tri dan Thua Thien-Hue serta sebagian Provinsi Quang Nam ke arah utara sekarang ini) dinamakan “Thuan Hoa”. Pada paro kedua abad XIV pada zaman Raja Le Thanh Tong, daerah Hue untuk pertama kalinya muncul. Pada tahun 1636, Istana Raja Lokal Nguyen berlokasi di Kim Long (yang sekarang Kota Hue), tapi pada tahun 1687 telah dipindahkan ke Phu Xuan (yang sekarang adalah benteng Hue). Pada tahun-tahun awal abad XVIII, Phu Xuan menjadi pusat politik, ekonomi dan kebudayaan daerah Dang Trong (artinya daerah sebelah selatan sungai Gianh). Dari tahun 1788 sampai tahun 1801, Phu Xuan menjadi ibukota pada zaman Dinasti Tay Son. Sejarawan Le Van Lan memberitahukan: “Para raja pada zaman Dinasti Nguyen, khususnya dua raja pertama ialah Gia Long dan Minh Mang sangat menginginkan Phu Xuan diubah menjadi Ibukota Hue dari negara Dai Nam. Hue pada saat itu memainkan peranan yang teramat penting sebagai satu pusat pimpinan tentang politik dari Tanah Air. Satu dinasti yang didirikan secara sangat teliti dikepalai ialah para raja otoriter, mesin aparat dan bangunan-bangunan benteng kerajaan juga telah dirancang dan menjadi stabil”.
|
Dari tahun 1802 sampai 1945, Hue merupakan ibukota dari negara Vietnam yang satu dibawah pimpinan dari 13 Raja pada zaman dinasti Nguyen. Juga selama waktu itu, di sana, telah dibangun bangunan-bangunan arsitektur sejarah dan kebudayaan yang berharga. Bisa dikatakan ialah di sebelah arah sungai Huong, ada sistim arsitektur yang memanifestasikan kekuasaan otoriter dari rezim sentralisme dinasti Nguyen yang terdiri dari tiga bangunan yaitu Ibukota kerajaan Hue, benteng kerajinan Hue dan Benteng larangan Hue. Sistim benteng di sana merupakan satu percontohan dari kombinasi yang harmonis antara inti sari arsitektur Timur dan Barat yang diletakkan dalam ruang alam yang luar biasa dengan faktor-faktor simbolik yang sudah ada dalam alam sekitar seperti gunung Ngu, sungai Huong, tanah gosong Gia Vien, tanah gosong Boc Thanh. Benteng kerajaan dibatasi oleh satu tembok benteng yang hampir persegi dengan sisi yang panjangnya kira-kira 600 meter dengan 4 pintu gerbang, tapi yang paling unik menjadi simbol dari ibukota kuno yaitu Ngo Mon. Ini adalah zona administrasi tertinggi pada zaman dinasti Nguyen. Yang menjelujuri tiga bangunan tersebut, ada jalan Than Dao yang dimulai dari tepi sungai Huong dengan bangunan-bangunan arsitektur yang paling penting dari ibukota kerajaan Hue seperti Nghinh Luong Dinh, Phu Van Lau, Ky Dai, Ngo Mon, Istana Thai Hoa, Istana Can Chanh, Istana Can Thanh. Di dua tepian jalan Than Dao, ada ratusan bangunan arstitekur besar dan kecil yang dibangun secara seimbang dan teratur di tengah-tengah ruang alam sekitar.
|
Agak jauh di sebelah barat ibukota kerajaan yang terletak di dua tepi sungai Huong, ada mousolium-mousolium dari para raja pada zaman dinasti Nguyen yang dianggap sebagai prestasi-prestasi arsitektur lanskap. Arsitektur mousolium di sana membawa satu gaya sendiri dari Vietnam. Setiap mousolium raja pada zaman dinasti Nguyen mencerminkan kehidupan dan karakter dari para raja yang sudah wafat: Mousoleum Raja Gia Long sederhana, tapi kolosal di tengah-tengah hutan berlapis-lapis; mosulium Raja Minh Mang megah dan seimbang di tengah-tengah gunung dan hutan yang dibangun secara pandai; sedangkan mousolium raja Thieu Tri bersuasana sunyi di tengah-tengah tanah yang luas. Selain tempat-tempat yang memperindah kompleks situs peninggalan sejarah Ibukota kuno Hue yang bisa disebutkan yaitu sungai Huong, gunung Ngu, Pagoda Thien Mu,Taman Nasional Bach Ma, Teluk Lang Co, Pantai Thuan An. Sejarawan Le Van Lan memperkenalkan sepintas lintas kota Hue sebagai berikut: “Cao Ba Quat-seorang penyair terkenal dalam sejarah kesusastraan Vietnam pada abad XIX sudah mencipta sebuah sajak yang sangat baik tentan tentang sungai Huong di kota Hue. Sungai yang eksotis seperti itu, tapi dia melihat sungai ini seperti satu pedang yang didongkkan ke langit. Pada hakekatnya, Kota Hue punya kapabilitas, eksotis, tenteram, kondusif tapi jua sangat bergelora. Revolusi Agustus tahun 1945 meledak di Kota Hue menurut ketentuan dan peristiwa Raja Bao Dai yang menyerahkan pedang dan cap raja kepada delegasi Pemerintah Republik Demokrasi Vietnam merupakan manifestasi tentang sebuah ibukota Hue yang eksotis dan berbudaya, tapi juga sangat bergelora dan gigih ketika perlu”.
Pada sidang ke-17 Komisi Pusaka Dunia yang diadakan di Kolombia pada tahun 1993, UNESCO ketika memutuskan mengakui kompleks situs peninggalan sejarah Ibukota kuno Hue sebagai pusaka budaya dari umat manusia telah menegaskan nilai yang bersifat global dari kompleks situs peninggalan sejarah Ibukota kuno Hue. Menurut itu, kompleks situs peninggalan sejarah menjadi simbol dari prestasi-prestasi kesenian yang unik, merupakan karya-karya kesenian sangat khas yang diciptakan oleh manusia dan punya nilai besar tentang teknik pembangunan dan seni arsitektur. Ibukota kuno Hue juga merupakan satu kompleks arsitektur yang tipikal dalam periode sejarah yang penting, yang dikaitkan erat dengan peristiwa-peristiwa maha penting, ide dan keyakinan yang berpengaruh besar dan para tokoh dalam sejarah.