(VOVworld) - Pada bulan Juli, jalan-jalan yang menuju ke Makam Pahlawan Nasional Truong Son - tempat peristirahatan terakhir dari para komandan dan prajurit yang gugur di jalan Ho Chi Minh selalu ramai dengan arus orang yang datang berziarah. Di tengah-tengah arus orang itu, ada para veteran perang dengan rambut yang sudah ubanan yang mengunjungi makam kawan sekesatuan, ada yang berziarah kepada suami, ada anak-anak yang berziarah kepada ayah dan bahkan wisatawan di semua penjuru yang datang makam pahlawan dengan kenginan membakar hio untuk menyatakan terima kasih terhadap para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan dan kebebasan Tanah Air.
Makam Pahlawan Nasional Truong Son
(Foto:rian.go.vn)
Makam Pahlawan Truong Son berlokasi di bukit Ben Tat, di samping jalan raya No.15 di kecamatan Vinh Tuong, kebupaten Gio Linh, yang jauhnya kira-kira 30 Km dari kota Dong Ha, provinsi Quang Tri Bara Laut. Ini adalah satu bangunan balas budi yang berskala besar untuk memanifestasikan terima kasih dan pemuliaan yang diberikan oleh Negara, tentara dan rakyat Vietnam kepada para putra-putri yang tercinta dari bangsa yang telah gugur demi usaha membebaskan dan menyatukan Tanah Air.
Brigadir Jenderal Luong Si Nhung, mantan Panglima Korps Militer 12-Korps Militer Truong Son (pendahulu –nya adalah Detasemen 559) - orang yang turut merancang dan membangun Makam Pahlawan Truong Son memberitahukan bahwa setelah Perjanjian Paris yang ditandatangani, pada bulan Januari 1973, Detasemen 559 yang dikepalai oleh Mayor Jenderal Dong Si Nguyen, pada saat itu memutuskan akan membangun satu makam pahlawan dan membentuk rombongan-rombongan untuk mencari, menggali dan menghimpun tulang belulang dari para pahlawan yang gugur di jalan Truong Son. Makam Pahlawan Nasional ini selesai dibangun pada tanggal 24 April 1977. Memimpin pembangunan makam ini ialah Markas Komando Divisi 559 dengan ikutsertanya banyak unit tentara dan rakyat di provinsi-provinsi sekitarnya.
Makam Pahlawan Truong Son sekarang ini adalah tempat peristirahatan terakhir dari lebih dari 10 000 pahlawan yang adalah para gadis dan lelaki yang berusia dari 18 sampai 20 tahun yang telah dengan gagah berani gugur dalam masa 6 000 hari siang malam untuk membuka, menjaga secara mantap dan mengembangkan jalan Truong Son. Di areal seluas kira-kira 140 000 m2, makam-makam di sini dibagi menjadi 10 zona makam utama. Di sini, juga ada 6 relief yang diukir di batu-batu untuk mencatat gambar-gambar dari prajurit Truong Son dengan slogan: “Membuka jalan untuk maju, mengalahkan musuh untuk pergi”. Di tengah-tengah makam pahlawan ini ada Patung Monumen yang dibuat dari batu putih yang tinggi dan khidmat. Di belakang patun monumen ini, ada pohon Bodhisatwa yang besar yang memeluk patung monumen ini dan memberikan bayangan sepanjang tahun. Setiap zona makam yang adalah milik provinsi dan kota semuanya punya rumah peringatan dengan arsitektur yang membawa gambar daerah pedesaan. Di makam pahlawan ada menara genta yang dibuat dan diberikan oleh berbagai organisasi dan perseorangan. Brigadir Jenderal Luong Si Nhung memberitahukan: “Makam Pahlawan Truong Son punya ciri yang sangat khusus. Perancangan, pembangunan dan pengelolaan adalah prajurit Truong Son. Semua bagian makam pahlawan yang gugur telah dikubur dan dijaga oleh para kawan sekesatuan yang telah berpartisipasi pada medan perang di Truong Son. Sampai sekarang, kami tetapi mencari tulang belulang pahlawan yang gugur di hutan Truong Son dan Laos untuk dibawa kembali dan diistirahat di makam pahlawan ini”.
Saban tahun, ada kira-kira 4 juta orang yang berkunjung dan berziarah di makam pahlawan ini. Kolonel Nguyen Gia Cam, veteran perang Detasemen 559 mengatakan bahwa selama 20 tahun ini, saban tahun dia senantiasa mengunjungi dan membakar hio untuk para kawan sekesatuan. Di makam pahlawan ini, selain makam-makam kawan sekesatuan sesama unit, juga ada makam teman yang akrab dan dekat dengan dia sejak kecil, kemudian bersama menjadi prajurit dan masuk ke Truong Son.Dia memberitahukan: “Pada masa remaja, kami bersama dibesarkan, bersama –sama dengan seluruh negeri masuk ke medan perang, oleh karena itu, setiap kali datang ke sini, saya merasa terharu. Ketika datang ke provinsi Quang Tri, hal pertama yang kami lakukan ialah mengunjungi dan membakar hio bagi para kawan sekesatuan yang beristirahatan di sini. Setiap kali datang ke Makam Pahlwan Truong Son, kami berfikir-fikir dan berharap agar para kawan sekesatuan yang telah gugur yang tenang tinggal di Truong Son atau makam-makam pahlawan lain. Percayalah pada orang-orang yang sedang hidup untuk mewarisi pengorbanan para kawan sekesatuan zaman dulu dan kami berjanji akan mempertahankan tradisi prajurit Truong Son dan prajurit Paman Ho serta memberikan pendidikan kepada anak-cucu untuk selama-lamanya menjaga perdamaian dan kebebasan Tanah Air”.
Makam Pahlawan Nasional Truong Son tidak hanya merupakan tempat peristirahatan terakhir dari para pahlwan yang gugur, melainkan juga simbol semangat dan tekat berjuang merebut kemerdekaan dan aspirasi perdamaian dari bangsa Vietnam. Bersamaan itu, merupakan tempat bagi para kepala keluarga pahlawan yang gugur, delegasi-delegasi Partai, Negara, semua daerah, rakyat Vietnam dan sahabat-sahabat internasional untuk berziarah kepada makam pahlwan menurut tradisi bangsa Vietnam: “Minum air ingat pada sumber airnya”./.