(VOVworld) - Ketika menempuh perjalanan sepanjang daerah Vietnam Tengah, khususnya ibukota kuno Hue, ada banyak hal mengesankan wisatawan. Tidak hanya terkenal dengan benteng-benteng, pagoda, kuil dan mousolium, kota Hue mempesonakan wisatawan karena satu sistim pagoda yang padat. Dengan lebih dari 100 pagoda besar dan kecil, pagoda-pagoda yang paling lama seperti pagoda Linh Mu yang dibangun pada tahun 1601, pagoda Bao Quoc pada tahun 1674, pagoda Tu Dam pada tahun 1863. Pagoda-pagoda di kota Hue biasanya sederhana, tapi keramat dengan pekarangan-pekarangan pohon di sekelilingnya.
Pagoda Thien Mu
Selama masa ribuan tahun ini, jika lagu-lagu rakyat Hue telah menyegarkan jiwa warga daerah Hue yang panas terik sepanjang tahun, maka atap-atap pagoda merupakan tempat pemukiman bagi jiwa-jiwa itu. Meskipun datang ke kota Hue hanya sekali atau berkali-kali, selain mengunjungi situs-situs peninggalan sejarah berupa benteng, pagoda, mousolium, maka pagoda-pagoda di kota Hue juga mempesonakan wisatawan. Saudara Nguyen Thanh Cong, seorang fotografer amatir yang sangat suka berwisata di kota Hue memberitahukan: “Wisatawan ketika datang ke kota Hue biasanya mengunjungi pagoda-pagoda terkenal seperti Thien Mu, Tu Dam. Karena ini adalah pagoda-pagoda besar yang terkait dengan sejarah terbentuknya kota Hue. Namun, saya menyukai pagoda-pagoda yang kecil dan lebih memberikan suasana tenteram”.
Pintu utama di pagoda Tu Dam
Pagoda Tu Dam
Meara pagoda Tu Dam
Tempat pertama yang saya singgahi ialah pagoda Tu Dam. Pagoda ini berlokasi di kecamatan kota Truong An, kota Hue dan dibangun pada akhir abad ke-17. Pagoda ini punya tiga ruang dan dua sentong, di dua sisi pagoda ini ada dua tempat untuk memasang gentah dan beduk. Di tengah-tengah pekarangan, ada patung setengah badan dari seorang cedekiawan yang bertapa yaitu Tam Minh yang banyak berjasa terhadap pagoda dan terhadap gerakan renaisans dan perkembangan Buddhisme Tiongkok-Vietnam. Di dalam pagoda, ada tempat utama untuk memuja Sang Buddha Sakiamuni, di dua sisinya ada dua relief Kuan Im Boddhisattwa yaitu Van Thu dan Pho Hien. Arsitektur pagoda ini tidak utuh sepetri bentuk-bentuk semula dari pagoda-pagoda di Vietnam Utara misalnya pagoda Thay, pagoda Tay Phuong, pagoda Keo, pagoda Mia. Saudari Mai Thanh Huong, wisatawan kota Hanoi memberitahukan: jika yang datang ke kota Hue untuk tahu mengapa kota Hue disebut sebagai ibukota pagoda dengan ratusan pagoda besar dan kecil yaitu bicara tentang langgam dan semangat Buddha daerah Hue, maka sebaiknya mengunjungi pagoda Tu Dam. Dia mengatakan: “Ketika datang ke pagoda ini, saya merasa bahwa kehidupan sangat tenteram, orang-nya ramah. Khususnya pagoda-pagoda ini membuat saya merasa lebih santai”.
Pagoda Tu Hieu
Jika Pagoda Tu Dam yang kecil dan menyimpan banyak peristiwa perjuangan tanpa kekerasan dari gerakan Buddhisme, maka pagoda Tu Hieu membawa makna yang sama seperti nama-nya. Pagoda Tu Hieu berlokasi di kecamatan kota Thuy Xuan, kota Hue. Ini merupakan salah satu diantara pagoda-pagoda kuno yang besar dan merupakan satu pemandangan yang bersifat kultural dan historis di ibukota kuno Hue. Keunikan pagoda ini bukanlah terletak pada arsitektu-nya, melainkan pada kuburan-kuburan dan tempat pemujaan Panglima Le Van Duyet dan bangsawan kasim di pekarangan pagoda.
Pagoda Tu Hieu dibangun menurut bentuk kuno, dengan 3 ruang dan 2 sentong, di depan untuk memuja Buddha dan di belakang untuk memuja nenek moyang. Di depan pintu pagoda ini ada menara dengan 3 lantai yang dibangun pada 1896 dan digunakan sebagai tempat menyimpan naskah perintah Raja. Dengan posisi yang indah dan tenteram dan tidak jauh dari jantungnya kota Hue, karena itu tempat ini merupakan tempat rekreasi untuk kaum pemuda kota Hue pada hari istirahat dan hari raya, Pagoda Tu Hieu adalah salah satu diantara pagoda-pagoda kuno yang menyambut paling banyak kedatangan wisatawan domestik dan mancanegara. Ibu Tuyet Mai, wisatawan kota Ho Chi Minh memberitahukan bahwa datang ke pagoda Tu Hieu untuk merasakan ketenteraman tentang dunia Buddha dan lebih mengerti tentang moral manusiawi yang sedang ada di sekitar kita. Dia mengatakan: “Bagi para lansia seperti kami, pagoda merupakan tempat bagi kami untuk mengendapkan jiwa, merasakan suasana tenteram dan melupakan segala urusan hidup sehari-hari”.
Pagoda-pagoda di kota Hue membawa arsitektur yang sangat indah, interferensi antara arsitektur istana kerajaan dengan arsitektur rakyat. Pagoda-pagoda ini berada secara harmonis di tengah-tengah indahnya pemandangan alam dengan suasana keramat dunia biara, datang ke pagoda untuk menikmati pemandangan alam, mencari perasaan yang tenteram. Oleh karena itu, ketika datang ke kota Hue untuk memuja Buddha, selain makna spiritualitas, juga merupakan satu kunjungan tamasya yang interesan.