Pasaran yang bergelora di daerah pegunungan Ha Giang

(VOVworld) - Kalau datang ke provinsi Ha Giang, turis tidak bisa tidak suka berbaur pada pasaran yang berwarna-warni. Di pasaran itu, para gadis mengenakan pakaian yang beraneka cara, suara orang bicara dan tawar-menawar yang bergolora dengan bermacam-macam aspek kebudayaan yang khas yang membawa identitas sendiri dari etnis-etnis minoritas di daerah ini. Pasaran di daerah pegunungan tidak hanya punya aktivitas-aktivitas jual-beli saja, melainkan juga merupakan tempat bertemu, tukar menurkar perasaan dan mencari jodoh


Pasaran  yang bergelora  di daerah pegunungan Ha Giang - ảnh 1
Pasaran   asamara  Kkau Vai yang bergelora  di kabupaten Meo Vac, provinsi Ha Giang 
(Foto: bianviet.com)

Pada waktu dini hari, di seluruh kabupaten Meo Vac, kelihatan satu lautan embun yang putih di lereng gunung batu yang berbentuk telinga kucing. Berbaur pada ruang itu, ialah suara panggilan untuk pergi ke pasar, bunyi yang enak didengar dari bermacam jenis ternak besar dan unggas yang dibawa oleh warga ke pasar. Dari simpang empat jalan Hanh Phuc (artinya jalan kebahagiaan) di kota madya Meo Vac, warga enis-etnis minoritas Nung, Dao, Mong, Giay dan lain-lain berduyun-duyun datang ke pasar semakin banyak. Pasar Meo Vac sudah ada sejak lama dan hanya dibuka pada hari Minggu setiap pekan. Pasar ini telah menjadi pusat perdagangan, temu pergaulan dan pertukaran barang-barang dagangan yang paling ramai di kota madya Meo Vac dan mengandung banyak nilai ekonomi, kebudayaan yang unik dan tidak bisa ada di semua pasar lain di daerah dataran tinggi Tay Bac (daerah Barat Laut-Vietnam Utara).

Barang-barang dagangan di pasar ini sangat kaya raya. Warga etnis menjual barang hasil pertanian, alat-alat yang mereka buat secara manual dan bermacam jenis barang kerajinan tangan. Mereka membeli bermacam jenis barang seperti baju hangat untuk musim dingin, jirigen plastik yang mengandung miras dari jagung, sepatu olahraga untuk mendaki gunung atau telepon genggam. Selain kebutuhan membeli atau menjual barang dagangan dan barang kebutuhan yang diperlukan di pasar, hal yang unik di pasar Meo Vac ialah rekreasi, bertemu dan menikmati makanan-makanan yang mereka sukai.

Kesan yang tidak bisa luntur di hati para turis ketika pergi ke pasar Meo Vac ialah para perempuan penjual arak. Mereka berdiri menjadi antrean panjang di pasar, di depan mereka ialah satu antrean jirgen miras yang dibuat dari jagung. Di atas jirigen miras dari  jagung itu, ada gayung. Siapa yang ingin membelinya, juga bisa mencicipi miras yang sudah cukup membuat orang mabuk. Saudara Malcro Cusani, turis Italia memberitahukan: “Kami telah membeli beberapa makanan, karena di pasar ini ada bermamcam-macam makanan yang tidak ada di Italia dan saya suka mencicipi makanan-makanan ini. Di pasar ini juga ada  banyak pakaian etnis dan suvenir yang bisa saya beli untuk ayah-ibu saya.

Tidak sama seperti pasar di kabupaten Meo Vac, warga  pergi ke pasar asmara Khau Vai di kecamatan Khau Vai dengan tujuan pokok ialah bisa  bertemu dengan jodohnya  untuk  mencurahkan isi hati dan perasaan nostalgia ketika berpisah. Sudah lebih dari 100 tahun ini, warga biasanya menyebut pasar di daerah ini sebagai pasar asmara. Menurut legenda yang dimulai dari satu kisah asmara yaitu seorang pria etnis Nung dan seorang gadis etnis Giay. Hubungan asmara mereka dirintangi oleh orang tua dan kedua harus berpisah dan berjanji akan bertemu lagi pada tanggal 27 bulan tiga menurut kalender imlek setiap tahun. Dari tahun ke tahun, di gunung ini, mereke berjanji akan bertemu menjadi satu pasar asmara. Saban tahun, pasaran ini berlangsung sekali dan menjadi satu tempat bertemu untuk  para pasangan-pasangan asyik-masyuk, tapi tidak bisa menikah. Saudara Tho Mi Tha, di kecamatan Can Chu Phin, kabupaten Meo Vac memberitahukan bahwa sepanjang tahun dia hanya menunggu pasar Khau Vai ini untuk boleh menemui gadis yang dia cintai. Saudara Tho Mi Tha mengatakan: “Saya tidak bisa melupakan pasar asmara ini.Dulu pernikahan ditentukan oleh orang tua, tapi sekarang saya juga punya seorang teman perempuan yang usianya kurang 5 tahun dari pada saya. Setiap kali pasar asmara berlangsung, saya harus menemuinya, kalau tidak bertemu dengan dia, saya tidak akan pulang ke rumah. Hal ini tidak bisa dijelaskan”.



Pasaran  yang bergelora  di daerah pegunungan Ha Giang - ảnh 2
Naik kuda  untuk pergi ke pasar asmara Khau Vai
(Foto: bianviet.com)


Pasaran  yang bergelora  di daerah pegunungan Ha Giang - ảnh 3
Pria sedang menitup seruling untuk para gadis  di pasar asmara Khau Vai
(Foto: bianviet.com)

Di atas lapangan lahan yang luas di atas satu bukit, orang-orang yang pergi ke pasar mencari jodohnya dan kisah-kisah asmara diulangi  lagi seperti kesan-kesan baik dan menyesalkan terhadap setiap orang. Meskipun, mereka sudah punya keluarga sendiri, tetapi tetap berupaya keras bertemu untuk menunjukkan parasaan nostalgia dan penyesalan untuk meredakan kesedihan. Kisah asmara  bisa memakan waktu dari dini hari sampai malam dan tengah malam dan pada saat itu mereka baru pulang ke rumah-nya.

Tidak hanya bagi pasangan asyik-masyuk dari orang-orang yang terlambat kawin, sekarang pasaran Khau Vai juga merupakan tempat bertemu dan berkenalan bagi para muda-mudi. Melalui pasar asmara Khau Vai ini, ada  banyak pasangan muda-mudi  yang telah menjadi suami-istri dari saat itu.


Komentar

Yang lain