(VOVworld) – Empat ribu benda perang yang merekonstruksikan “Neraka dunia” pada masa peperangan disimpan dalam “Museum pejuang resolusioner mantan tahanan” di desa Nam Quat, kecamatan Nam Trieu, kabupaten Phu Xuyen, kota Hanoi. Itu adalah hasil dari tenaga dan semangat dari prajurit penyandang cacad Lam Van Bang dalam masa 30 tahun mengoleksi foto-foto dan benda-benda dengan tujuan untuk berterimakasih kepada para pejuang revolusioner dan mendidik kebanggaan bangsa kepada generasi muda.
Bapak Lam Van Bang
(Foto: nld.com.vn)
"Para pengunjung supaya berjalan sedikit perlahan-lahan. Di sini ada roh dari teman saya"
Itulah tulisan yang dipasang di luar pintu museum, di bawahnya ialah gardu jaga dengan patung seorang prajurit di dalamnya sehingga menciptakan rasa khidmat dan membuat para pengunjung harus bersikap penuh hormat dan berjalan perlahan-lahan ketika masuk meseum.
Jalan batu bata membawa para pengunjung ke pekarangan yang luasnya 2000 meter per segi yang dirimbuni bayangan pohon dan dibagi menjadi 10 zona pameran misalnya, zona tepat pemujaan paramartir, zona situs peninggalan Presiden Ho Chi Minh, zona tradisi kampung halaman, zona kejahatan Imperialis Amerika Serikat dan kaum boneka, zona benda-benda para pejuang revolusioner yang berjuang melawan musuh di penjara Phu Quoc, zona benda-benda di udara luar dan lain-lain.
Di zona benda-benda di udara luar, Direktur Museum Lam Van Bang merekonstruksikan kandang-kandang harimau yang digunakan untuk menyiksa para pejuang kita di bawah terik sinar mahahari yang menyengat di kawasan laut di Vietnam Selatan. Disamping kandang-kandang harimau ini ialah puluhan buah bom berbagai macam jenis yang dipamerkan. Pejuang tua yang sudah berusia lebih dari 70 tahun bapak Lam Van Bang yang sedang dengan teliti membersihkan sebuah bom mengatakan: “Bom ini saya temukan di bawah sungai Cau Gie pada tahun 1985. Ini adalah benda pertama yang membuka hati saya untuk membangun museum ini. Setelah menangani bom ini secara aman, saya membangun satu menara yang bertuliskan: Gadis anak sungai Hai, jejaka Cau Gie dengan maksud agar semua orang mengenangkan semua pendahulu yang telah gugur untuk membela jalur perhubungan ini. Proyek ini menyerap kedatangan banyak pengunjung”.
Dari situ, ide mengumpulkan benda-benda pada masa peperangan mendorong prajurit penyandang cacad Lam Van Bang datang ke seluruh negeri. Kadang-kadang naik sepeda tua dan kadang-kadang nasik mobil dan kereta api, bapak Lam Van Bang telah datang ke seluruh negeri dengan membawa dalam hatinya citra para kawan se-kesatuan yang sudah gugur .
Setiap benda di museum ini adalah satu kisah, diantaranya ada benda-benda yang teramat bernilai. Dengan rasa terharu dia mengisahkan bendera Partai yang ukurannya hanya sama dengan satu bungkus rokok yang telah pernah menyaksikan upacara sumpah dari para anggota Partai di penjara Phu Quoc yang disimpan oleh bapak Nguyen Van Du di kabupaten Quoc Oai, kota Hanoi, bapak Lam Van Bang mengatakan: “Walaupun gugur, kami juga harus menjaga bendera ini. Pada waktu itu, setiap kali musuh melakukan penggeledahan, bapak Du menggulung bendera mengikatnya dengan benang dan memasukkannya pada tenggorokan untuk ditelan. Setelah aman, bendera itu tetap ditarik dan dipasang secara khidmat di dinding. Pada permulaannya, bapak Du bertekad menyimpan panji ini. Saya harus 10 kali lebih datang ke rumahnya, maka dia baru percaya dan menyampaikan bendera ini kepada museum ini agar generasi-generasi di kemudian hari mengetahui keberanian para prajurit”.
Selain memamerkan benda-benda, bapak Bang juga datang ke tempat-tempat pemakaman besar di seluruh negeri untuk mengambil tanah guna membangun Zona Peringatan Presiden Ho Chi Minh, Jenderal Vo Nguyen Giap, Jenderal Nguyen Chi Thanh dan para martir.
Pekerjaan yang baik tersebar jauh, pekerjaan yang diam-diam dan luhur yang dilakukan oleh bapak Bang telah mendapat perhatian dan dorongan semangat dari para kawan se-kesatuan dan dihargai oleh rakyat. Sekarang ini, di museum tersebut ada satu resort Partai yang terdiri dari 15 prajurit penyandang cacad, pejuang revolusioner yang membela dan merawat museum ini secara sukarela karena museum tidak memerlukan tiket, hanya ada jumlah uang kecil hasil sumbangan para pengunjung untuk mempertahankan aktivitas museum. Bapak Kieu Van Uych, mantan tahanan penjara Phu Quoc, pejuang revolusioner yang sekarang adalah Wakil Kepala Museum ini mengatakan: “Para pejuang revolusioner peserta museum ini secara sukarela,dengna mandiri dan memikul tanggung-jawab sendiri atas pekerjaannya, partisipasi dengan semangat sendiri. Para veteran perang datang ke sini untuk mengenangkan para martir karena mereka telah gugur agar kami bisa hidup sampai dewasa ini”.
Dengan buka pintu secara permanen untuk menyambut kedatangan rombongan-rombongan pengunjung domestik dan asing, museum ini juga senantiasa membawa benda-benda di museum ini untuk dipamerkan secara keliling di semua sekolahan, daerah pedalaman, daerah pelosok serta melakukan temu pergaulan dan sarasehan di pekarangan museum.
Tanpa berpikir tentang kemasyhuran dan keuntungan yang diperoleh dari museum, hal yang banyak dipikir oleh bapak Lam Van Bang sekarang ini ialah sekarang, dia sudah lanjut usia, kesehatannya sudah lemah, bagaimana mempertahankan keberadaan museum dan benda-benda untuk menjadi tempat mengenangkan para martir dan mendidik tradisi revolusioner kampung halaman kepada kaum muda untuk selama-lamanya.