(VOVWORLD) - Pak guru Le Van Hoang dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Hoang Van Thu, kecamatan daerah pedalaman Cu Amung, Kabupaten Ea H’leo. Provinsi Dak Lak adalah orang yang sangat gandrung pada arkeologi. Kegandrungan mengoleksi artefak untuk setiap jam pengajarannya tidak hanya memberikan ilham kepada para pelajar supaya menggemari mata pelajaran sejarah, tapi juga menambahkan banyak artefak yang bernilai kepada Museum Provinsi Dak Lak dan untuk kepentingan pekerjaan penelitian.
Pak guru Le Van Hoang (baju hijau) (Foto: Huong Ly/vov) |
Pada mata pelajaran tentang asal-usul umat manusia di kelas 6B, SMP Hoang Van Thu, Kecamatan Cu Amung, Kabupaten Ea H’leo, Provinsi Dak Lak menjadi lebih bergelora karena para pelajar tidak hanya bisa melihat foto-foto, tapi bisa memegang setiap alat yang dibuat dan digunakan oleh manusia prasejarah. Semua teknik memantau dan memegang setiap alat tersebut di perpustakaan sekolah yang dilakukan oleh para pelajar secara antusias. Pelajar Nguyen Thi Tuong Vi memberitahukan bahwa foto dan benda ini membantu dia menerima mata pelajaran secara lebih baik dan lebih menggemari mata pelajaran sejarah. “Kami sangat menggemari mata pelajaran sejarah di sekolah. Karena kami dapat dengan mata kepala sendiri melihat dan memegang benda-benda yang sudah digunakan oleh manusia prasejarah. Saya berterima kasih kepada pak guru Hoang dan para kakak angkatan sebelumnya yang telah berusaha mengoleksi artefak-artefak ini agar kami lebih mengerti tentang kehidupan manusia Vietnam prasejarah”.
Benda-benda yang diungkapkan oleh pelajar Nguyen Thi Tuong Vi ialah hasil-hasil yang dikoleksi oleh pak guru Le Van Hoang selama 10 tahun ini. Dengan kegandrungannya terhadap mata pelajaran arkeologi dan ingin menyampaikan kegandrungan itu kepada para pelajar, setelah 10 tahun melakukan pencarian dan koleksi, hingga sekarang ini, pak guru Le Van Hoang telah memiliki kira-kira 600 benda yang punya nilai arkeologi. Ini merupakan alat-alat dan benda yang digunakan dalam aktivitas pada purna zaman batu muda pada kira-kira dari 3000-4000 tahun dulu. Ketika menilai benda-benda yang dikoleksi oleh pak guru Le Van Hoang, bapak Tran Quang Nam, Kepala Seksi Penelitian dan Koleksi dari Museum Dak Lak memberitahukan bahwa nilai benda-benda ini beranekaragam tentang ragam, bentuk dan bahan batu. Ini merupakan salah satu di antara dasar-dasar yang penting bagi para peneliti untuk mencari bekas manusia prasejarah di daerah Cu Amung.
Ibu guru Hoang Thi Tuyet, Kepala SMP Hoang Van Thu, kecamatan Cu Amung memberitahukan bahwa karena syarat pengajaran masih menjumpai banyak kesulitan, terutama bagi satu sekolah yang baru dibentuk di kecamatan pedalaman Cu Amung ini, maka penambahan alat-alat pengajaran merupakan masalah yang sangat diperlukan. Dengan kegandrungan terhadap mata pelajaran arkeologi, memakan banyak tenaga untuk melakukan koleksi yang dilakukan oleh pak guru Hoang telah membantu pengajaran mata pelajaran sejarah dengan baik, membantu para pelajar mengerti soal di kelas, menggugah kegandrungan terhadap mata pelajaran arkeologi. Ibu guru Tuyet memberitahukan: “Pak guru Hoang selalu mencari, meneliti dan menerapkan metode-metode pengajaran baru untuk membantu pelajar mudah menerima pelajaran. Dalam proses mengajar, dia telah mencari dan mengoleksi artefak-artefak di Kecamatan Cu Amung untuk dimasukkan ke dalam jam pengajaran di kelas sehingga menciptakan rasa senang dan suasana bergelora kepada para pelajar”.
Tidak hanya menyimpan benda-benda yang dikoleksi di perpusataan sekolah sebagai alat pengajaran, pak guru Le Van Hoang juga menghadiahkan 50 benda kepada Museum Dak Lak untuk dipajang dan untuk kepentingan pekerjaan penelitian. Dia memberitahukan akan terus melakukan pencarian dan koleksi, sekaligus aktif berkoordinasi dengan Museum Dak Lak untuk melaksanakan kunjungan-kunjungan survei dan penggalian pada waktu mendatang. Dia mengatakan: “Daerah Tay Nguyen adalah satu daerah yang subur tentang arkeologi. Oleh karena itu, keinginan saya ialah berusaha mencari tahu dan berkoordinasi dengan badan-badan fungsional untuk menegaskan nilai artefak-artefak di sini untuk memasukkan lokasi arkeologi Cu Amung ke dalam buku pengajaran”.
Melakukan pengajaran di kecamatan pedalaman Cu Amung, Kabupaten Ea H’leo, Provinsi Dak Lak dalam syarat yang masih menjumpai kesulitan, tapi dengan kegandrungan terhadap mata pelajaran arkeologi, pak guru Le Van Hoang telah berhasil mengoleksi banyak benda yang bernilai. Tindakan itu telah menularkan ilham kepada para pelajar untuk lebih menggemari mata pelajaran sejarah, bersamaan itu menambahkan banyak benda yang bernilai kepada Museum Dak Lak untuk kebutuhan penelitian.