(VOVWORLD) - Dinamis, hangat dan penuh rasa tangungg-jawab terhadap pekerjaan di kalangan wanita daerah adalah penilaian yang diberikan banyak orang ketika berbicara tentang saudari Lo Thi Cuong, Ketua Asosiasi Wanita Kecamatan Phieng Pan, kabupaten Mai Son, provinsi Son La (Vietnam Utara). Setelah tamat Institut Ekonomi Pertanian, saudari Lo Thi Cuong, warga etnis minoritas Xinh Mun kembali bekerja di kampung halaman. Dengan jabatan sebagai Ketua Asosiasi Wanita kecamatan, saudari Lo Thi Cuong telah memberikan banyak sumbangan positif kepada gerakan umum di daerah, dicintai dan mendapat kepercayaan rakyat.
Saudari Lo Thi Cuong sedang melakukan sosialisasi kepada para wanita (Foto: vovworld.vn) |
Pada tahun-tahun sebelumnya, di dukuh Xa Canh, kecamatan Phieng Pan, kabupaten Mai Son, provinsi Son La, kehidupan rakyat berbagai etnis minoritas masih mengalami kesulitan, prosentase wanita yang buta huruf dan buta huruf kembali tinggi. Sebab utamanya ialah karena kesedaran rakyat masih terbatas, banyak wanita etnis minoritas tidak dapat belajar secara tuntas dan tidak fasih bahasa Vietnam. Oleh karena itu, bagaimana mengubah pola pikir mereka yang sudah ada sejak bertahun-tahun ini? Ini adalah masalah yang sedang banyak dipikirkan oleh saudari Lo Thi Cuong dan para kader Asosiasi Wanita Kecamatan Phieng Pan. Tidak takut jalan yang jauh dan jalannya sulit, saudari Lo Thi Cuong dan para kader Asosiasi Wanita kecamatan telah tekun datang ke setiap keluarga dan setiap ranting asosiasi untuk memberikan penjelasan kepada kaum wanita supaya aktif ikut serta dalam pekerjaan asosiasi dan ikut serta dalam kursus pemberantasan buta huruf. Asosiasi Wanita kecamatan ini juga menyelipkan isi aktivitas dan dengan menyosialisasikan undang-undang, tukar-menukar pengalaman dalam melakukan usaha, memberikan pengetahuan tentang keluarga berencana dengan berbagai bahasa etnis minoritas seperti Xinh Mun, Mong, Thai dan lain-lain agar sesuai dengan setiap obyek. Dengan ketekunan dan sepenuh hati yang diberikan oleh saudari Lo Thi Cuong dan para wanita anggota asosiasi, sekarang ini, ranting Asosiasi Wanita dukuh Xa Canh tidak ada wanita yang masih buta huruf dan dalam waktu 3 tahun ini, tidak ada wanita yang melahirkan anak ketiga di dukuh ini. Dari situ, kehidupan warga selangkah demi selangkah mengalami perubahan positif. Saudari Cam Thi Son, anggota Asosiasi Wanita dukuh Xa Canh memberitahukan: “Saudari Lo Thi Cuong adalah orang yang sangat antusias dan hangat. Dia tidak mengenal kesulitan, jalan yang jauh untuk datang ke dukuh memberikan bimbingan dan secara permanen mengeluarkan rencana pelaksanaan kepada kaum wanita kami. Dia selalu berkoordinasi dengan kami untuk melaksanakan dengan baik pekerjaan sosialisasi dan menggerakkan setiap wanita tentang kebijakan Negara, tentang pekerjaan keluarga berencana. Rakyat dengan gembira melaksanakan rencana dan bimbingan yang dia berikan”.
Phieng Pan adalah salah satu di antara lima kecamatan yang menjumpai kesulitan berat di kabupaten Mai Son, kehidupan ekonomi belum berkembang karena terletak di daerah dekat daerah perbatasan, posisi geografinya rumit, terpisahkan maka produksi pertanian masih bersifat alamiah. Kalau ingin memperbaiki kehidupan, maka pertama-tama harus meningkatkan kehidupan kaum wanita. Berpikir seperti itu, saudari Lo Thi Cuong adalah pelopor dalam gerakan pengentasan dari kelaparan dan kemiskinan di daerah. Dengan pengetahuan yang diperoleh dari Institut Pertanian, saudari Lo Thi Cuong telah menerapkan ilmu pengetahuan pada intensifikasi jagung, padi sawah, pemeliharaan ternak dan unggas dan lain-lain. Setelah digelarkan secara efektif di keluarganya, dia menggerakkan para wanita lain di daerah untuk bersama-sama mengikutinya. Sekarang ini, total modal pinjaman dari Asosiasi Wanita dengan mandat melalui Bank Kebijakan Sosial sebesar hampir 5 miliar dong Vietnam, menciptakan syarat kepada para anggota miskin untuk meminjam modal untuk melakukan investasi pada pola-pola ekonomi keluarga. Kaum wanita juga mengembangkan semangat saling membantu, orang kaya membantu orang yang masih menjumpai kesulitan. Dengan demikian, sekarang ini, tidak ada kepala keluarga anggota Asosiasi Wanita kecamatan yang mengalami kelaparan, jumlah kepala keluarga miskin turun dratis terbanding dengan sebelumnya. Kehidupan selangkah demi selangkah menjadi baik, para anggota Asosiasi Wanita punya syarat untuk ikut serta dalam aktivitas-aktivitas asosiasi dan menggerakkan sanak keluarganya melaksanakan dengan baik kebijakan Kependudukan-Keluarga Berencana, mempertahankan “kecamatan dan dukuh tanpa narkotika”, menaati status perbatasan dan ikut serta dalam gerakan seluruh rakyat membela keamanan Tanah Air.
Dengan pengalaman melakukan pekerjaan asosiasi, setiap hari berkontak dengan para wanita berbagai etnis di daerah, saudari Lo Thi Cuong melihat bahwa kalau mengerti dan bisa berbincang-bincang dengan banyak bahasa etnis minoritas menjadi keunggulan untuk menyosialisasikan, menggerakkan dan menghimpun anggota. Dan sosialisasi lisan adalah bentuk sosialisasi yang paling efektif. Oleh karena itu, dia sangat rajin belajar untuk bisa mengerti bahasa etnis-etnis Mong dan Thai untuk kebutuhan aktivitas sosial.
Dengan sumbangan-sumbangannya yang aktif kepada pekerjaan asosiasi, pejabat wanita etnis minoritas Xinh Mun, Lo Thi Cuong selalu cicintai dan pendapatannya didengar oleh warga.