(VOVworld) – Warga Kota Hanoi ada kalimat “Keramik dari desa Bat Trang, perak dari desa Dinh Cong dan perungggu dari desa Ngu Xa”. Di antaranya, kerajinan membuat barang hiasan dari perak, desa Dinh Cong punya sejarah yang paling lama. Untuk melestarikan dan mengembangkan kerajinan membuat barang-barang dari perak tradisional di desa Dinh Cong, Artisan Rakyat Quach Van Hieu telah dan sedang berusaha menjaga kerajinan tangan artistik warisan para pendahulu.
Artisan Quach Van Hieu
(Foto: vntravellive.vn)
Ketika menemui artisan Quach Van Hieu di toko promosi produk barang-barang dari perak Dinh Cong, di gang kecil nomor 18, Jalan Dinh Cong Thuong, kami berkesempatan mendengarkan pemikiran-pemikirannya tentang kerajinan ini.
Bersama dengan semangat dan kegandrungannya terhadap kejuruan, api kejuruan dalam keluarga artisan ini belum pernah padam. Bagi artisan Hieu dan istrinya, masalah mewarisi dan menjaga kerajinan sebagai satu keniscayaan. Dia mengatakan: “Desa pembuatan barang-barang dari perak Dinh Cong sudah mempunyai tradisi selama kira-kira 800 tahun ini. Ayah-ibu dan kakek-nenek saya tetap menjalankan kerajinan ini, sejak masa anak-anak, saya telah turut membantu ayah-ibu saya. Ini merupakan kegandrungan, sejak lahir telah punya gene keluarga tentang kerajinan membuat barang-barang dari perak. Saya merasa sangat bangga bahwa anak sulung saya juga mengikuti kerajinan ini bersama dengan kami suami-istri. Semua anggota keluarga saya juga turut menjalankan kerajinan ini”.
Bapak Quach Van Hieu selalu berpikir-pikir bagaimana produk keluarganya serta ciri-ciri budaya yang khas yang ada dalam produk ini dikenal oleh banyak orang. Dia melanjutkan: “Kerajinan ini adalah kerajinan yang khas dan membutuhkan kecermatan. Banyak orang sangat menggemari dan menyambut kehalusan dari produk barang-rang yang dikerjkan secara manual. Akan tetapi, hal itu belum dikenal oleh banyak orang, oleh karena itu, saya harus menerapkannya pada ekonomi pasar dan kebutuhan orang-orang di sekitar, ditambah dengan kreativitas dan ketrampilan yang dimiliki untuk mengembangkan produk-produk baru”.
Dengan keinginan agar pengetahuan-pengetahuan dan teknik dari kerajinan membuat barang-barang dari perak disebarkan kepada kaum pemuda, bapak Quach Van Hieu telah mendidik hampir 170 siswa, di antaranya ada banyak orang yang mendapatkan pendidikan secara gratis. Dia mengatakan: “Pada periode penjajahan Perancis, ada dari 50-60% keluarga di desa menjanlankan kerajinan tradisional ini. Setelah perdamaian ditegakkan, karena emas, perak dan barang hiasan dipersempit, maka kerajinan ini mengalami punah. Kaum pemuda desa tidak berpikir tentang kerajinan tradisional ini. Kalau ingin bereksis, menjaga dan mengembangkannya, maka harus melakukan kerjasama dengan persekutuan koperasi dan menghimpun kaum pemuda di desa dan kabupaten. Tidak hanya di skala keluarga dan teman saya, saya juga ingin memperluas, menjaga dan mengembangkan kerajinan ini”.
Bapak Quach Van Hieu telah mewariskan kerajinan ini kepada ratusan orang, tapi karena banyak alasan dalam kehidupan, maka orang-orang yang berkaitan dengan kerajinan membuat barang-barang dari perak tidak banyak. Saudari Vuong Thi Lan, salah seorang yang mendapat kerajinan ini dari bapak Quach Van Hieu memberitahukan: “Selama lebih setahun ini, saya belajar kerajinan ini dari bapak Quach Van Hieu, kemudian pada pokoknya belajar kerajinan ini dari saudara Tu, anak sulung bapak Quach Van Hieu. Bapak Quach Van Hieu memberikan bimbingan secara sepenuh hati dari yang paling kecil sampai yang belum saya lakukan agar saya bisa menguasasi kerajinan ini”.
Artisan Quach Van Hieu masih selalu ingin menjaga kerajinan membuat barang-barang dari perak agar Kota Hanoi tidak kehilangan satu cabang kerajinan tangan artistik yang khas. Setelah hampir 60 tahun memberikan dedikosi, semua sumbangan dan upaya keras yang diberikan oleh artisan Quach Van Hieu telah dicatat oleh Negara Vietnam dan Kota Hanoi. Produk-produk buatannya semakin diterima, dipuji dan mendapat penilaian tinggi dari rakyat di dalam dan luar negeri.