(VOVworld) - Semakin banyak investor Singapura mencari peluang bisnis di bidang properti di Filipina. Pada tahun 2013 lalu, pasar ini dianggap paling panas di Asia dan mencapai tarap rekor, tanpa memperdulikan kesulitan yang dihadapi oleh perekonomian dunia.
Kecenderungan meningkatkan harga properti di Filipina telah mendapat perhatian dari banyak investor di dunia, diantaranya ada Singapura. Harga apartemen di Filipina meningkat 20% pada tahun 2013 lalu. Perkembangan kota Makati yang berlokasi di pusat perdagangan kota Manila telah memberikan sumbangan yang penting dalam tarap peningkatan ini. Thomas Mirasol, Direktor Perusahaan Bisnis Properti Internasional Ayala memberitahukan: “Ketika memperluas pasar di Filipina, kami merasa sangat heran akan tarap perhatian para pelanggan Singapura. Kami telah memprakirakan bahwa pasar ini menduduki dari 20% sampai 30% total omzet. Tapi sekarang, angka ini mencapai kira-kira 60%”.
Semakin banyak investor Singapura mencari peluang bisnis di bidang properti di Filipina.
(Foto: chongthamtanthienphat.com)
Perkembangan perekonomian yang cepat di Filipina merupakan salah satu diantara alasan-alasan yang membuat pasar properti di sini menyerap kedatangan para investor. Selama 3 triwulan awal tahun 2013, Filipina adalah salah satu diantara negara-negara yang mencapai prosentase peningkatan GDP pada tarap paling tinggi di Asia kira-kira 7%. Oleh karena itu, banyak perusahaan multinasional memperluas bisnis di Filipina, sehingga membuat kebutuhan menyewa perkantoran meningkat. Sekarang, 97% jumlah perkantoran di Kompleks Metro Manila telah disewa. Prosentase keuntungan mencapai dari 8% sampai 9%. Satu alasan yang lain membuat pasar properti di Filipina menjadi panas ialah kebijakan memperketat perkreditan, menurunkan suhu pasar, memberantas spekulasi terhadap properti di beberapa negara di kawasan Asia seperti Singapura, Tiongkok, Hongkong-Tiongkok. Oleh karena itu, meskipun kurs sekarang membuat harga barang Filipina lebih mahal terbanding dengan negara-negara lain, tapi Filipin tetap menjadi destinasi bagi para investor asing. Menurut penilaian dari para peneliti, di bidang penyewaan perkantoran, Manila adalah kawasan yang mencapai pertumbuhan tinggi, bersama dengan Bangkok (ibukota Thailand) dan Tokyo (ibukota Jepang).
Meskipun begitu, para pakar juga mengeluarkan banyak peringatan kepada para investor. Johnny Chng, Kepala proyek-proyek internasional dari Perusahaan Orange Tee-satu perusahaan penelitian properti Singapura menekankan: Pembeli sebaiknya membeli rumah dari perusahaan-perusahaan properti yang berprestise.
“Jika Anda membeli rumah dari perusahaan-perusahaan yang belum berprestise, Anda harus menjamin agar perusahaan-perusahaan itu sedang mengembangkan satu proyek di sana dan itu berada dalam satu perancangan yang kongkrit dan sinkron”.
Ditambah lagi ketika melakukan investasi pada pasar properti di Filipina, para investor Singapura harus mempertimbangkan biaya pembayaran suku bunga pinjaman. Suku bunga pinjaman di Filipina lebih tinggi yaitu kira-kira 7% terbanding dengan Singapura. Resiko kurs valuta asing juga sebaiknya dipelajari./.