(VOVworld) - Berbaur pada ruang suara musik tradisional Thailand, menonton dan membuat sendiri lampu-lampu Krathong-lampu yang bersinar secara berkilau-kilauan dan berwarna-warni, serta bersama-sama melepas lampu-lampu ini ke Danau Tay (artinya danau Barat) yang penuh angin untuk berharap akan mendapat kemujuran. Itulah aspek-aspek yang khas dari Festival Melepas Krathong yang diseleggarakan oleh Kedutaan Besar Thailand di kota Hanoi.
Pada pukul 18.30 ketika bulan purnama mulai muncul, di kawasang panging di udara luar seluas 1000 meter persegi dari Hanoi Club yang berlokasi di jalan Yen Phu dan panjangnya kira-kira 500 meter di dekat Danau Tay telah berlangsung Festival Melepas Lampu Krathong. Ini merupakan festival yang besarnya nomor dua di Thailand setelah festival tradisional Song Kran. Di atas panggung yang luasnya 20 meter persegi, ada latar belakang yang adalah gambar lampu-lampu Krathong yang berbentuk bungai teratai merah yang sedang bersinar di permukaan air, dari jauh ialah pagoda-pagoda dengan bentuk menara yang khas dari Thailand, para seniwati Thailand yang menyanggul rambut tinggi-tinggi dan mengenakan kain bersinar-sinar dengan lemah-gemulai sedang menarikan tarian tradisonal empat daerah Thailand dengan diiringi oleh suara musik yang beralun-alun, tapi tidak kalah bergeloranya. Ini merupakan acara-acara pertunjukan yang biasanya dilangsungkan pada Festival Melepas Lampu Krathong.
Para pengunjung membuat sendiri lampu Krathong
Di sekitar panggung, ada lebih dari 30 meja, di atasnya ada puluhan lampu Krathong denganbermacam ukuran dan dan hiasan. Lampu Krathong dibuat dari tubuh pohon pisang dan daun pisang yang dilipat dan disambung seperti bunga teratai dan dihias dengan bunga-bunga segar, di tengahnya ditancapkan dengan satu lilin dan tiga utas hio. Tapi yang lebih menonjol ialah lampu-lampu Krathong yang berbentuk seperti pagoda-pagoda terkenal di negeri pagoda emas atau lampu-lampu Krathong diatur dengan banyak tingkat seperti kue bolu yang dibubui dengan warna-warna cemerlang seperti merah, hijau, putih dan kuning. Di sampingnya, ada meja-meja yang diperuntukkan bagi para pengunjung untuk ingin menghias dan membuat sendiri lampu Krathong dengan bahan-bahan mentah seperti kuntung bunga teratai, daun pisang, spons yang putih, khususnya pada festival ini, Panitia Penyelenggara juga memberikan bahan mentah dari Thailand seperti lilin harum, bunga anggrek ungu dan bunga melati. Manh Hieu, mahasiswa Universitas Hanoi bersama-sama dengan lebih dari 10 pengunjung lain sedang melaksanakan proses-proses pertama untuk menciptakan lampu-lampu Krathong tradisional yang berbentuk bunga teratai. Dia memberitahukan: “Ini merupakan festival tradisional dari orang Thailand yang untuk pertama kali saya ikutsertai. Saya merasa dekat dan hangat serta punya banyak kesamaan dengan kebudayaan tradisional Vietnam”.
Pengunjung melepas sendiri lampu Krathong di danau Tay (kota Hanoi)
Lampu-lampu Krathong yang dilepas di danau Tay (kota Hanoi)
Sekarang, ini sudah pada pukul 20.00, para pengunjung yang datang ke Festival ini semakin banyak. Diantara jumlah pengunjung,ada bapak Le Dai Tam yang pernah bekerja di Thailand selama10 tahun. Sejak pulang ke Vietnam pada tahun 2006, dia saban tahun juga menghadiri Festival Melepas Lampu Krathong di kota Hanoi. Ini merupakan kesempatan bagi dia untuk mengenangkan kembali saat dia hidup dan bekerja di Thailand, mengenangkan aktivitas-aktivitas budaya tradisional negara sahabat. Dia memberitahukan: “Hari ini datang ke Festival Melepas Lampu Krathong - aktivitas tradisional Thailand, saya merasa sangat gembira. Saban tahun Kedutaan Besar Thailand juga menyelenggarakan aktivitas ini. Setiap kali saya ikut aktivitas seperti itu, saya merasa berbahagia dan melihat bahwa hubungan antara Vietnam dan Thailand sangat dekat”.
Banxarac, Duta Besar Thailand untuk Vietnam berbicara di depan acara
pembukaan Festival Melepas Lampu Krathong di danau Tay, kota Hanoi
Festival Melepas Lampu Krathong sudah ada dari zaman Sukhothai - zaman membangun Kerajaan Sukhothai dari 1238 sampai 1438. Terhitung sampai sekarang kira-kira 700 tahun. Festival ini diselenggarakan pada malam bulan purnama pada bulan duabelas menurut kalender imlek Thailand yakni pada pertengahan November sampai Desember kalender Masehi. Pada waktu ini, setelah musim hujan ditambah dengan pasang naik maka air di sungai-sungai biasanya naik tinggi, sekaligus ini juga adalah saat bulan yang paling terang dan sat yang sangat cocok untuk melepas lampu Krathong. Banxarac, Duta Besar Thailand untuk Vietnam memberitahukan: “Festival melepas lampu Krathong diselenggarakan pada malam bulan purnama pada bulan sebelas (menurut kalender imlek) saban tahun. Thailand adalah negeri agraris, oleh karena itu sangat bergantung pada sumber air tawar untuk bercocok tanam. Festival ini merupakan peluang bagi rakyat Thailand yang datang ke tepian-tepian sungai untuk melepas lampu Krathong dengan tujuan mohon kepada Sang Ibunda Air supaya memberikan air tawar untuk melakukan aktivitas-aktivitas kehidupan, cocok tanam, menghapus hal-hal yang tidak baik dan mohon maaf kepada Sang Ibunda Air. Kami menyelenggarakan Festival ini lebih awal satu bulan agar siapa saja yang memperhatikan aktivitas ini akan berpeluang menyaksikan dengan mata kepala sendiri aktivitas ini di Thailand pada bulan purnama pada bulan sebelas”.
Sekarang pada pukul 22.000, ketika sinar bulan purnama naik tinggi, lebih terang dan jernih, ini juga merupakan saat para pengunjung telah selesai mempersiapkan lampu-lampu Krathong. Sinar lampu yang berkilau-kilau dari ratusan lampu Krathong menerangi satu sudut danau, sehingga pemandangan di daerah ini menjadi lebih romantis. Ada banyak salam dan harapan yang telah disampaikan pada malam Festival melepas lampu Krathong ini.