(VOVworld) - Kebudayaan Filipina punya aspek-aspek Barat dan Timur yang berselang-seling, khususnya terpengaruh oleh kebudayaan Spanyol pada zaman penjajahan. Salah satu diantara warisan-warisan yang paling jelas yang harus dibicarakan ialah Harana-lagu asmara romantis dalam bahasa Tagalog yang dikombinasikan dengan melodi guitar asal negeri banteng ketika para perjaka berdiri di bawah jendela di waktu tengah malam hari, menyanyikan lagu-lagu asmara romantis untuk menyatakan asmara kepada para gadis. Tapi ada satu hal yang pasti bahwa hampir hampir tidak ada lagi orang yang menyanyi lagu asmara romantis ini.
Film dengan tema: " Harana – usaha mencari tahu tentang lagu asmara
romantis yang sudah hilang" baru-baru ini diputar di kota Hanoi
“Saya bernama Celestino Aniel asal Cavite. Saya lahir dalam satu keluarga tani miskin. Ketika saya melakukan usaha pertanian, saya mencangkul tanah, saya bernyanyi. Saya berjalan-jalan, saya juga bernyanyi. Kebiasaan dalam kehidupan saya ini belum pernah berubah selama 66 tahun”.
“Saya bernama Romeo Bergunio, lahir pada 17 Februari 1946 di Maragondon, Cavite. Saya pernah menjadi buruh di pabrik produksi semen, tapi saya sudah berhenti kerja karena kesehatan. Sekarang, saya adalah nelayan”.
Saya bernama Filipe Alonze asal Purok Baladeng, Bantay, Ilocos Sur. Saya lahir pada 1 Mei 1934. Sekarang, saya adalah penarik kereta”
Kata pengantar yang prasaja, suara nyanyi yang penuh keharuan dari tiga artisan Harana Filipina (atau haranista) yang mengawali film: Harana membuat pemain guitar kenamaan Florante Aguilar merasa heran. Pulang kembali ke kampung halaman setelah 12 tahun hidup diantara orang ketika mendapatkan berita tentang ayahnya-seorang pemain guitar meninggal, Florante Aguilar dengan mendadak mengenal tali yang tidak kasat mata yang merawat jiwa Filipinan ketika hidup di tempat jauh, tidak ada yang lain ialah melodi Harana tradisional yang sedang berangsur-angsur hilang selama ini. Florante Aguilar memutuskan akan menjalankan usaha mencari melodi yang sudah hilang ini. Pertemuan yang aneh antara dia dengan tiga Haranista di daerah Cavite - kampung halaman Florante Aguilar telah membantu dia mempunyai cara memandang yang lebih mendalam tentang ragam seni ini. Pemain guitar Florante Aguilar memberitahukan: “Ketika ayah saya melepas saya di bandara pada 12 tahun lalu juga merupakan saat saya tahu akan ada sesuatu hari saya kembali ke Filipina. Kali ini, hari kepulangan saya juga adalah hari dimana saya bicara berpisah dengan dia kali terakhir. Sejak hari itu, saya mengenal satu hal yang aneh bahwa hampir semua suara musik yang saya mainkan adalah Harana. Hal yang selama hidup di luar negeri, hati saya tidak pernah terpikat. Dan dalam perjalanan mencari haranista ini, saya melihat mereka punya asal-usul yang sangat tidak seberapa, tapi mereka bernyanyi. Tidak mendemonstrasikan cara pertunjukan, Harana mereka benar-benar dinyanyijkan dari hati”.
Instrumen musik yang diperuntukkan bagi Harana ialah guitar. Suaranya yang akrab dipadukan dengan lirik-lirik romantis dalam bahasa Tagalog yang membawa guna dari sajak romatis dan manis asal Spanyol yang mengusir panasnya malam hari daerah tropika dan mempesonakan banyak hati gadis di samping jendela. Harana dengan cepat disampaikan oleh para perjaka dari telinga ke telinga, saling mengajar dan tidak tahu kapan, Harana telah menjadi satu bagian yang tidak bisa kurang dari para warga Filipina. Mengenangkan kembali kesan pada masa masih sebagai seorang gadis, ketika menonton film ini, ibu Patricia Lopez-71 tahun tidak bisa mengekang perasaan-nya.
“Saya tetap masih ingat akan saat itu. Sampai sekarang, semua perasaan tetap masih ada ketika lagu asmara romantis Harana dibawakan untuk saya. Pada saat itu, itulah cara satu-satunya bagi kami untuk menyatakan perasaan satu sama lain. Melalui cara sinar mata yang kemalu-maluan di samping jendela dan lagu asmara romantis dibawakan oleh suami saya dengan penuh kehangatan. Pada saat itu tidak ada “janji” atau “SMS” seperti yang sekarang bisanya dilakukan kalangan muda. Gadis apapun yang diberikan lagu asmara romantis Harana pada malam itu akan banyak disinggung pada hari-hari berikutnya”.
Film “Harana - usaha mencari tahu tentang lagu asmara romantis yang sudah hilang” berakhir di tengah-tengah tepukan tangan dari para penonton yang diselilingi dengan suara tawa dan tetesan air mata yang mengharukan. Tapi satu pertanyaan yang masih tersisa zaman keemasan Harana dalam masa lampau akan datang kembali atau semuanya akan tenggelam di tengah-tengah bayangan malam untuk selama-lamanya.