(VOVworld) - Pada 6 tahun lalu, Pusat Bahasa dan Kebudayaan Thailand terbentuk di Institut Hanoi dari Universitas Nasional Hanoi, menurut program kerjasama antara Badan Kerjasama Perkembangan Internasionial dari Kementerian Luar Negeri Thailand (TICA) dan Kementerian Pendidikan dan Pelatihan Vietnam. Tujuannya ialah membantu perguruan-perguruan tinggi di Vietnam untuk menyosialisasikan bahasa dan kebudayaan Thailand. Sampai sekarang, Pusat tersebut telah membuka 5 kali kursus pendidikan bahasa Thai-bahasa asing ke-2 untuk kira-kira 300 mahasiswa di Institut Hanoi. Diantaranya, jumlah mahasiswa yang memperhatikan dan mendaftarkan nama untuk kuliah bahasa Thai meningkat dari tahun ke tahun dan ada banyak mahasiswa yang telah mencari lapangan kerja yang cocok berbasiskan bahasa Thai.
Istri Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha mengunjungi Insitut Hanoi
(Foto: vov.vn)
Istri Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha mengunjungi ruang belajar
dari TICA di Institut Hanoi
(Foto: vov.vn)
Meskipun kuliah bahasa asing ke-2 yaitu bahasa Thai di Pusat Bahasa dan Kebudayaan Thailand belum sampai setahun, tapi Nguyen Bao Khanh-23 tahun, mantan mahasiswa fakultas bahasa Mandarin, Institut Hanoi telah menemukan satu lapangan kerja cocok yang bersangkutan dengan bahasa Thai di satu perusahaan ekspor teknologi pendidikan Vietnam di kota Hanoi. Dia memberitahukan: “Bahasa Thai sedang merupakan satu bahasa baru di kota Hanoi, pada saat bahasa Mandarin sekarang sudah jenuh. Saya belajar di Pusat Bahasa dan Kebudayan Thailand selama 8 bulan dan ikut dalam satu program di Thailand selama sebulan. Hal ini telah membantu saya memiliki satu perbendaharaan kata yang lumayan. Sekarang, perusahaan saya sedang memperluas pasar di Thailand. Saya punya peluang untuk bekerja di Thailand”.
Saudara Khanh hanyalah salah satu saja diantara puluhan mahasiswa Institut Hanoi yang memilih bahasa Thailand- bahasa asing ke-2 untuk belajar dan telah mendapatkan beasiswa untuk belajar bahasa Thailand selama sebulan di Universitas Srinakhariwirot. Sampai sekarang ada 60 mahasiswa Institut Hanoi yang telah mendapatkan beasiswa tersebut. Ibu Cam Tu, dosen bahasa Thai dari Pusat Bahasa dan Kebudayaan Thailand memberitahukan:“Kami memperhatikan pengajaran kepada para mahasiswa tentang kemampuan berkomunikasi, berrdialog sehari-hari, penggunaan bahasa Thai yang mendasar dalam pekerjaan. Setelah lulus, mereka bisa berbincang-bincang secara normal dengan orang Thailand dan menggunakan pengetahuan mendasar yang sudah dia pelajari untuk kebutuhan pekerjaan. Pada saat ini, ada kira-kira 5-10 persen jumlah mahasiswa yang bisa mencari lapangan kerja dengan menggunakan bahasa Thai, bekerja di perusahaan-perusahaan Thailand dan menjadi pemandu wisata. Beberapa orang yang lain mengajar bahasa Vietnam di Thailand”.
Tahun ajar 2014-2015, Pusat Bahasa dan Kebudayaan Thailand membuka 3 kursus bahasa Thai dengan jumlah total 65 orang siswa. Angka ini meningkat tiga kali lipat terbanding dengan tahun 2009 - tahun pertama terbentuknya pusat ini.
Untuk mencapai hasil seperti hari ini, selain upaya keras dari para guru dan personil dari Pusat tersebut, tidak bisa tidak bicara tentang bantuan di banyak segi yang diberikan oleh TICA dan Kedutaan Besar Thailand di Vietnam. Ibu Donlada Thongboon, Sekretaris pertama Kedutaan Besar Thailand di Vietnam memberitahukan: “Pada tahun 2009 saja, TICA telah membantu Institut Hanoi menyusun program pengajaran bahasa asing ke-2 yaitu bahasa Thai dan secara permanen memberikan alat-alat pengajaran berupa buku pelajaran bahasa Thai, video, CD, televisi dan berbagai cara pengajaran di internet dll…Pada tahun 2011, Kedutaan Besar Thailand di Vietnam telah merakit antenna parabola untuk menangkap sinyal televisi Thailand agar supaya para mahasiswa bisa langsung belajar bahasa Thai seperti halnya orang Thailand belajar dari media massa Thailand”.
Sekarang, TICA sedang memberikan dua beasiswa tingkat master dan satu beasiswa tingkat doktoral kepada guru di TICA untuk mengabdi pengajar bahasa Thai. Selain itu, pada pesta-pesta penting Thailand seperti pesta menyiramkan air Songkran atau pesta melepas lilin Loikrathong, Kedutaan Besar Thailand juga membantu memasok busana dan berpartisipasi pada aktivitas-aktivitas yang diadakan oleh Institut Hanoi.
Menurut penilaian Ibu Donlada Thongboon, Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Thailand di Vietnam, sampai saat ini, bisa dikatakan bahwa proyek kerjasama pendidikan antara Vietnam dan Thailand telah mencapai hasil-hasil dan akan terus dilaksanakan pada waktu mendatang.