(VOVworld) - Untuk menyambut peringatan ultah ke-40 penggalangan hubungan diplomatik Vietnam-Myanmar (28 Mei 1975-28 Mei 2015), satu lokakarya dengan tema: “Hubungan Vietnam-Myanmar: Meninjau kembali masa lampau dan mengarah ke masa depan” telah diselenggarakan oleh Institut Penelitian Asia Tenggara berkoordinasi dengan Institut Penelitian Strategi dan Internasional Myanmar baru-baru ini di kota Hanoi. Lokakarya ini dihadiri oleh kira-kira 60 sarjana dan 30 utusan dari berbagai institut penelitian, universitas dan para diplomat dari banyak negara, terutama Vietnam dan Myanmar. Pada lokakarya ini, para sarjana dan peneliti telah menganalisis secara mendalam hubungan antara Vietnam dan Myanmar melalui berbagai tahap.
Panorama lokakarya tersebut
(Foto: vov.vn)
Dalam artikel-nya, Doktor Vo Xuan Vinh, Kepala Seksi Penelitian Politik dan Hubungan Internasional dari Institut Penelitian Asia Tenggara menganalisis kerjasama dan dukungan satu sama lain antara dua negara Vietnam dan Myanmar di bidang diplomatik dalam kerangka ASEAN. Dia memberitahukan: “Dukungan diplomatik antara dua negara menunjukkan bahwa Vietnam dan Myanmar telah mempunyai pengertian satu sama lain, punya suara bersama dan saling dukungan tentang banyak masalah di kawasan. Ini merupakan dasar-dasar penting bagi dua negara untuk memperkuat kerjasama bilateral dalam kerangka ASEAN dan di forum-forum regional dan internasional. Semua kerjasama antar-negara anggota ASEAN di semua bidang mengabdi pada perhatian bersama dan kepentingan satu sama lain yaitu menegaskan secara mutlak masalah kedaulatan. Hubungan Vietnam dan Myanmar pada umumnya dan dukungan terhadap bidang diplomatik antara dua negara dalam kerangka ASEAN pada khususnya juga tidak berada di luar prinsip itu”.
Vietnam dan Myanmar telah menggalang hubungan diplomatik pada Mei 1975. Satu tonggak yang penting dalam hubungan diplomatik antara dua negara ialah pada tahun 2010, dua negara tersebut telah menandatangani “Pernyataan Bersama”, diantaranya berkomitmen akan mendorong kerjasama ekonomi di 12 bidang seperti pertanian, perikanan, keuangan, perbankan, penerbangan, permigasan, eksploitasi mineral, produksi peralatan listrik, perakitan mobil, pembangunan, perdagangan dan investasi.
Sejak itu, hubungan antara dua negara dinilai sebagai sangat dinamis. Begitulah penegasan Profesor Carole Ann Chit Tha, anggota Badan Manajemen Akademi Myanmar tentang Kesenian dan Ilmu Pengetahuan dari Kementerian Pendidikan Myanmar. Dalam artikelnya dengan judul: “Hubungan Vietnam-Myanmar dalam periode baru”, dia mengikhtisarkan kembali tonggak-tonggak penting dalam hubungan diplomatik antara dua negara. Dia memberitahukan: “Hubungan Vietnam-Myanmar sedang berkembang secara ekstensif dan intensif. Hubungan ekonomi berlangsung secara sangat dinamis. Hubungan pertukaran dan kerjasama sedang berkembang di semua bidang dan tingkat, terutama dalam kerangka kerjasama sub-kawasan sungai Mekong yang diperluas, kerangka kerjasama ASEAN dan kerangka-kerangka kerjasama regional dan multilateral. Sebagai anggota ASEAN, kedua negara bertanggung jawab membangun Komunitas ASEAN. Masuknya Myanmar ke dalam ASEAN telah memberikan kepada kedua negara kepentingan-kepentingan besar dan mendasar tentang keamanan, ekonomi, sosial-budaya dan diplomatik. Selama beberapa tahun ini, kunjungan-kunjungan dan pertukaran delegasi telah meningkatkan kerjasama ke satu ketinggian baru. Myanmar dan Vietnam mempunyai banyak pengalaman untuk saling dipertukarkan dan memperluas semua potensi guna menjadi mitra yang sukses dan jangka panjang”.
Ketika mengungkapkan makna lokakarya tentang hubungan dua negara, Wynn Lwin, mantan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Myanmar di India, Iran dan Nigeria yang sekarang anggota Institut Penelitian Strategi dan Hubungan Internasional Myanmar memberitahukan: “Lokakarya kali ini akan membawa dua negara,dua bangsa menjadi lebih dekat, bersama-sama mengarah ke perkembangan-perkembangan selanjutnya dalam ASEAN. Vietnam dan Myanmar telah bersama-sama saling membantu dalam masa lampau dan berharap akan terus bekerjasama dalam perkembangan-perkembangan baru, target baru bersama-sama dengan ASEAN. Sangat banyak hal telah dibuka bagi Myanmar. Myanmar melihat bahwa sejak masuk ASEAN, Vietnam adalah negara yang menyerap banyak investor untuk melakukan investasi. Ini merupakan kesempatan, tapi juga merupakan tantangan terhadap Vietnam dan Vietnam telah menarik banyak pelajaran yang bernilai. Itu merupakan hal dimana Myanmar perlu belajar”.
Lokakarya berlangsung secara sukses dan para peserta telah menarik kesimpulan bahwa dua negara perlu memperkuat penyelenggaraan simposium-simposium ilmiah dan pertemuan-pertemuan antara para pemimpin Pemerintah serta memperkuat temu pergaulan rakyat. Melalui itu, mengeluarkan solusi-solusi untuk turut mendorong hubungan kerjasama Vietnam-Myanmar dalam beberapa dekade mendatang./.