(VOVworld) - Lokasinya di daerah pegunungan sebelah utara, ibukota kuno Luang Prabang merupakan satu destinasi yang tidak bisa kurang dalam perjalanan dari para wisatawan ketika datang ke negeri Laos. Tidak hanya menyerap kedatangan wisatawan karena udaranya yang sejuk dengan kompleks-kompleks situs peninggalan sejarah dan pemandangan alam-nya yang terkenal, keindahan-nya yang klasik dari bangunan-bangunan arsitektur merupakan aksentuasi di provinsi Luang Prabang. Setelah kira-kira 20 tahun mendapat pengakuan dari UNESCO sebegai pusaka dunia, pemerintahan dan warga provinsi Luang Prabang telah dan sedang melaksanakan secara baik program pemugaran dan konservasi agar arsitektur-arsitektur khas yang dimiliki kota ini tidak menjadi aus dalam menghadapi perubahan dalam kehidupan modern.
Panorama ibukota kuno Luang Prabang
Pasar malam di Luang Prabang sangat ramai
Satu sudut ibukota kuno Luang Prabang
Rumah milik keluarga ibu Manilay Savang di provinsi Luang Prabang telah dibangun pada lebih dari satu abad lalu dengan atapnya dari genting, dinding dari batu bata, pintu dan jendela dari kayu. Ibu Manilay Savang memberitahukan bahwa dia pada tahun ini sudah berusia 75 tahun dan ini untuk pertama kalinya keluarga memugar lagi rumah-nya. Sebagai salah satu diantara rumah-rumah kuno yang berada dalam kompleks pusaka dunia, keluarga Nanilau Savang telah meminta kepada Badan pengelolaan situs peninggalan sejarah ibukota kuno Luang Prabang untuk mereparasi-nya. Selain bantuan material yang dibuat i sesuai dengan model yang telah digunakan ketika membangun rumah ini, saban hari, ada petugas Badan Pengelolaan situs peninggalan mengawasi patokan-patokan teknik menurut ketentuan-ketentuan umum dari provinsi Luang Prabang dan organisasi UNESCO. Ibu Manilay Savang memberitahukan: “Rumah ini sudah lama sekali, jika tidak dipugar, maka tidak bisa didiami. Karena rumah kuno, maka harus menaati ketentuan-ketentuan dari Badan Pengelolaan situs peninggalan sejarah. Saya harus mengeluarkan uang, pemerintahan memberikan bantuan genting yang dibuat menurut tipe masa dulu. Tukang harus melakukan pemugaran sesuai dengan ketentuan dari Badan Pengelolaan situs peninggalan sejarah, kalau tidak, akan diulang kembali”.
Jalan Sakkaline
Jalan Khem Khong
Berkaitan dengan pekerjaan mengkonservasikan bangunan-bangunan pusaka publik dari tahun 1995, bapak Noseng Saivongduon, Wakil Kepala Dinas Informasi, Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Luang Prabang memberitahukan bahwa semua bangunan di provinsi Luang Prabang ketika dipugar harus ada partisipasi dan pengawasan dari unit-unit yang bersangkutan. Seperti halnya dengan pemugaraan rumah kuno, pemugaran bangunan-bangunan publik seperti pagoda kuno, istana kerajaan, mousolium di kompleks pusaka di ibukota kuno Luang Prabang juga harus menaati ketentuan-ketentuan yang sangat ketat.
Para biksu-biksuni di Luang Prabang
Para biksu-biksuni pergi mengemis pada pagi hari
Museum Istana Kerajaan
Pagoda Xieng Thong
Pintu yang menuju ke Pagoda Xieng Thong
Dengan jumlah lebih dari 30 bangunan arsitektur dari keluarga kerajaan, mayoritas-nya dibangun pada abad ke-14, kira-kira 40 pagoda yang dibangun dari berbagai dinasti, bersama dengan ratusan rumah dari kayu tradisional di Laos berselang-seling dengan arsitektur Eropa, provinsi Luang Prabang telah diakui oleh UNESCO sebagai pusaka budaya dari umat manusia pada tahun 1995. Dengan bantuan UNESCO dan beberapa negara lain telah meluncurkan dua buku yang isinya membimbing pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan ketika memugar rumah atau bangunan-bangunan lain di kompleks pusaka. Semua bangunan ketika dipugar harus diesahkan oleh Badan pengelolaan kompleks pusaka dan para investor atau keluarga harus menaati bimbingan-bimbingan dalam dua buku ini, dari soal memilih warna cat, motif hiasan, ukuran, jenis batu bata, genting dan lain-lain. Bapak Saysamone Khomthavong, Wakil Gubernur provinsi Luang Prabang menegaskan: meskipun sudah ada banyak bangunan dan rumah yang dipugar dan direparasi, tapi provinsi Luang Prabang tetap harus bisa menjaga segi-segi arsitektur-nya yang klaksik. Dia memberitahukan: “Kami melakukan sosialisasi di kalangan warga supaya mereka mengerti, seberapa jauh kita bisa mengkonservasikan-nya secara baik, maka sebegitu banyak pula wisatawan datang secara lebih banyak. Kalau begitu, maka jasa-jasa untuk melayani kebutuhan wisatawan juga berkembang dan warga akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Jika kehilangan pusaka, maka akan kehilangan segala-galanya. Oleh karena itu, bahkan jika para investor asing datang, kalau mereka ingin memperbaiki apa saja juga harus berkomitmen akan menjaga secara utuh keklasikan, sesuai dengan arsitektur Laos”.
Karena menaati secara ketat ketentuan-ketentuan dalam pekerjaan konservasi dan partisipasi aktif dari pemerintahan dan warga lokal, maka banyak bangunan arsitektur di provinsi Luang Prabang meskipun telah dipugar kembali, tapi tetap menjadi arsitektur kuno seperti saat permulaan. Justru inilah yang telah mengubah provinsi Luang Prabang menjadi tempat yang menyerap kedatangan wisatawan domestik dan mancanegara ke ibukota kuno yang indah ini.